🕊🕊🕊
Jangan membenci hujan, hujan akan tetap turun walau kita membencinya. Bahagialah saat hujan, karena tanpa sadar hujan mebuat kita bahagia dan tenang.
🌻🌻🌻
Cuaca mendung, semilir angin yang membuat rambut Ara berterbangan.
"Ternyata lo disini cicak" Cecar Gavin
Ara yang semula menikmati pemandangan dan semilir angin. Membalikan badannya karena kedatangan Gavin.
"Gue udah hampir 2tahun disini nggak tau kalo ada tempat ini. " Ucap Gavin yang menikmati pemandangan dari atas roftop.
Ara pun beranjak dari tempat duduknya berdiri di sebelah Gavin. "Kalo lo tau sejak awal lo bolos terus." Cecar Ara yang menikmati sejuknya angin.
"Gini gini gue nggak pernah bolos ya, nggak tau kalo udah ada lo Lun"kata Gavin
" Tobat lo Vin? " Ejek Ara
"Enggak juga sih" Jawab Gavin lalu terkekeh
Gavin pun menatap manik manik mata Ara, "Kenapa kesini?"tanya Gavin lembut.
"Banyak perusak mood hari ini, jadinya keliling sekolah eh ada roftop yaudah"
"Siapa? "
"Sean sama nggak tau namanya"
Gavin mengerutkan dahinya dengan jawaban Ara. "Ciee baru masuk udah ada fans"goda Gavin sembari mencolek pangkal hidung Ara.
" Bodoamat Vin"kesal Ara lalu menggembungkan pipinya
Ara memang tumbuh dengan baik bahkan ia semakin cantik, apalagi pipinya yang sedikit tembam seperti bapao membuat siapapun ingin mencubit pipinya.
Gavin yang gemas melihat kelakuan Ara pun mencubit pipinya.
"Balik udah mau bell"ujar Gavin sembari meraih tangan Ara lalu menggenggam tangan Ara menuruni anak tangga.
Ara melepaskan genggamannya karena ia melihat orang yang tadi beradu mulut dengannya. Ia malas dengan orang itu.
" Gue mau balik"ucap Ara lalu meninggalkan Gavin
Gavin menahan tangan Ara sebelum Ara kembali ke kelas. "Nanti tunggu di lapangan basket, balik bareng gue" Ucap Gavin sembari mengacak rambut Ara.
Ara mengangguk lalu pergi menuju ke kelasnya.
"Ngapain lo Vin? " Tanya Alan
"Nyariin tu Luna, balik kelas "jawab Gavin
Saat Ara sampai di kelas, ia disuguhkan dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh Leta.
" Ck kemana aja lo, dari tadi nggak balik balik. Gue nyariin lo"kesal Leta
"Lo khawatir? "
"Ck iya lah, sampe gue beraniin ke kelas 11 buat nyari kakak lo"ujar Leta
" Modus"cecar Ara
"Apaan sih malah modus, modus tu temannya median" Elak Leta
"Bawelnya mirip Gavin" Kata Ara pelan.
"Gue denger ya Ra, dan lo belum jawab pertanyaan gue"ketus Leta
Ara pun terkekeh karena Leta sama saja dengan Gavin, mereka seperti emak emak yang sedang memarahi anaknya.
"Keliling sekolah" Ucap Ara santai
Lalu guru yang mengajar pun masuk kelas. Karena bel masuk sudah dari tadi.
🐣🐣🐣
Kring kring
Bel pulang sekolah pun berbunyi, semua siswa berhamburan keluar kelas. Mereka langsung menuju ke parkiran, karena sebentar lagi hujan akan turun.
Ara berjalan menuju lapangan basket untuk menunggu Gavin. Ara duduk di bangku pinggir lapangan lalu mengayunkan kedua kakinya, lalu ia seperti menendang sesuatu. Lalu ia melihat ke kolong bangku itu.
"Bola basket" Guman Ara
Lalu Ara beralih mengambil bola itu, ia memantulkan bola dengan lincah dan memasukkan ke dalam ring. Sesekali ia melakukan lemparan dari jarak jauh.
Tes tes tes
Air turun dari langit yang mendung, membuat Ara mengarahkan tangannya lalu mendongakkan menatap langit. "Langit lagi sedih ya makanya nangis" Ucap Ara
Ara pun melanjutkan bermain basket, ia tak peduli hujan turun. Ia malah suka bermain basket saat hujan. Bahkan ia tetap lincah dalam mendrible bola lalu masukkan ke dalam ring. Ara begitu suka dengan basket karena sejak kecil ia suka bermain basket dengan kakaknya, apalagi saat Ara kenal dengan Gavin dan Azka. Mereka juga sama sama suka basket apalagi saat hujan mereka kerap bermain bersama.
"Nggak ngajak " Sindir Gavin yang menghampiri Ara yang sudah hujan hujanan dari tadi.
Ara pun melempar bola itu kepada Gavin. Gavin pun menangkap dengan sempurna lalu memantul kan bola dan memasukan kedalam ring.
"Ayo rebut" Kata Gavin sembari mendrible bola.
Ara pun berusaha merebut bola dari Gavin. Percobaan pertama Ara gagal merebut, ia mencoba lagi dan ia berhasil merebut dari Gavin lalu memasukkan kedalam ring.
"Yeahh masuk" Ucap Ara.
"Makin jago aja lo" Ucap Gavin yang berusaha merebut bola itu dari tangan Ara.
"Gue aja ikut basket"
"Ati ati sama kapten basket cowok" Ucap Gavin sembari melempar bola yang telah ia rebut dari Ara.
"Gue nggak peduli" Ucap Ara lalu mengejar Gavin.
Mereka kejar kejaran seperti anak kecil, sesekali Ara mengejek Gavin. Gavin pun juga menggelitiki Ara mereka tertawa lepas seperti tak ada yang membebani mereka.
Hari semakin sore dan hujan tak kunjung berhenti. Gavin pun mengajak Ara pulang.
"Pulang, udah sore"ucap Gavin lalu meraih tangan Ara dan berjalan ke parkiran.Tanpa mereka sadari ada remaja yang memperhatikan dari kejauhan.
🐦🐦🐦
Hola readers💕
Author UP lagi hari ini dan partnya lumayan ayoo 🙌Kira kira siapa yang ngeliatin Ara sama Gavin yaa tunggu di part selanjutnya 😂🙌
Happy Reading semuaa🙌
Jangan lupa tinggalkan jejak ya🙌
KAMU SEDANG MEMBACA
L U N A R A
Teen Fiction[Follow dulu sebelum membaca] Cerita ini menceritakan seorang gadis yang mempunyai dua sahabat laki-laki. Keduanya seperti malaikat pelindung bagi Adara Luna. Gavin dan Alvaro tidak bisa melihat sahabatnya sekaligus adiknya terluka karena seorang c...