Bab 5

2.1K 280 6
                                    

Chaerin's POV

Puji Tuhan, semua setelah Eunsang telfon, gaada lagi nangis- nangisan dan gaada lagi diem- dieman. Emang bener kata Minju, gue itu tough banget! Eunsang si sialan itu, juga ga pernah lagi mencoba komunikasi sama gue. Ya, yaudahlah, mau gimana lagi? Gue juga bisa gila kalau dia terus- terusan telfon gue.

Kalau soal Hangyul, ya dia masih sama seperti dulu, pulang pagi dengan alasan nongkrong atau nugas. Basi. Tapi, dia jadi lebih sering ada di apart kalau pagi, biasanya cuma buat sarapan atau nge-gym, lalu hilang entah kenapa. Gue masih gak peduli. Sekarang gue lagi di cafenya Kak Wooseok karena lagi kepengen banget green tea latte, ditemani novel Looking for Alaska yang tinggal seperempat halaman belum gue baca.

"Chaerin, lo pesen green tea latte?" suara Kak Wooseok mengalihkan pandangan gue dari puluhan cetakan tulisan di buku itu.

"Eh, iya kak. Loh, ga ngampus kak?"

Ia melepas kacamatanya sembari berkata, "Lagi ga ada kelas. Boleh duduk sini gak? Gabut nih."

Gue mengangguk pelan. Serius deh, sampai sekarang gue masih sering ambyar sama wajah pangerannya Kak Wooseok, padahal udah empat tahun kenal, loh.

"Lo suka John Green ya? Gue juga baca nih Looking For Alaska."

"Gue emang suka novel sih kak, jangan spoiler ya endingnya gimana!" kata gue yang dibalas dengan ketawa renyah dari Kak Wooseok. Gemes.

"Oh iya, Minju lagi deket sama Yohan ya? Titip Minju ya, Rin."

"Aduh kak, biasanya aja gue yang dijagain Minju, hahaha."

Kak Wooseok lalu mengubah air mukanya menjadi lebih serius. "Ah, gue denger yang masalah Eunsang kemarin. Baik- baik ya lo, Rin. Jangan ke Lucy mulu," lanjut Kak Wooseok. Aduh, gini ya rasanya punya kakak, ada yang merhatiin. Gue di rumah cuma punya adek unyu nan bacot.

Gue cuma tersenyum sambil meminum green tea latte. Obrolan ringan seperti ini yang kadang gue butuhkan buat mengalihkan gue dari pria Canada itu. Tiba- tiba aja, pintu cafe terbuka, dan masuklah Seorang Lee Hangyul dan Na Hyerin. Gue sedikit kaget dan sempet pandang- pandangan sama Hangyul, sampai akhirnya gue mengalihkan mata ke Kak Wooseok yang ada di depan gue.

"Gimana lo sama Hangyul?" tanya Kak Wooseok. "Eh.. Baik- baik aja sih, cuma kadang sering berantem kecil aja sih," jawab gue.

"Hm. Kalau dia ngapa- ngapain lo bisa bilang ke gue, minimal ke Minju deh ya," ujarnya.

Gak lama kemudian, Kak Wooseok pamit karena harus lanjut layanin pengunjung, disusul dengan aplikasi LINE gue yang dipenuhi spam chat dari pria bongsor yang duduk beda tiga meja dari gue.

Hangyul

|woi
|p
|p
|p
|p
|p
|bales taii

ada masalah apa|
si idup lo

|lo sama ka wooseok?

hah apaan|

|deket


ya menurut lo aja|
dia kakanya minju|
kenal udh 4 tahun|
apasih|

|oh
|suka ya lo sama dia

gajelas bgst|

|yelah

bukan urusan lo|
balik bareng dong|
jakarta panas|

✔meeting lee hangyulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang