"Chaerin. Hangyul gak ikut rapat."
"Rin, Hangyul jarang nongkrong, nih. Sibuk, ya?"
"Hangyul hari ini telat kelas pagi."
Kira- kira hampir seminggu ini gue menerima laporan semacam itu. Gue kadang bingung, gue ini pacarnya Hangyul atau nyokapnya dia, sih? Masalahnya, setiap teman- temannya Hangyul laporan, Hangyulnya justru lagi makan sama gue, nganterin gue pulang, dan lainnya.
Sebelum kalian pikir aneh- aneh gue yang manfaatin Hangyul atau gimana, gue udah mastiin dia nggak ada kesibukan, kok.
Minju bilang, coba jauhin dulu Hangyulnya. Menghindar sedikit biar pria itu sadar kalau gue sibuk dan nggak mengganggu gue. Mungkin dengan begitu keadaan bisa kembali normal. Ya, walaupun gue ragu rencana Minju bakal berhasil, kayaknya dicoba dulu juga nggak masalah.
Kayak hari ini, Hangyul ngajak makan siang bareng, padahal dia ada rapat HIMA. Gue beralasan ada kelas pengganti, jadi gak bisa makan sama dia.
"Serius mau diginiin Hangyulnya?" tanya Yena sambil memperhatikan jemari gue yang sedang mengetikkan white lie ke Hangyul. "Gimana dong?" jawab gue seadanya tanpa menatap perempuan itu. Yena mengangkat bahunya pasrah, lalu mengaduk es teh manis di depannya.
"Pusing banget, ih," keluh gue sambil menekan tombol lock.
"Eh, Yen. Chaewon mana?"
"Nyusul habis asistensi."
Yena lalu beralih ke ponselnya, lalu mengetikkan sesuatu. Ia lalu menengok ke bawah, ke lantai satu kantin, mengingat kami yang duduk di lantai dua. Setelahnya ia melambaikan tangannya. Gue menengok, mendapati Chaewon di bawah yang sekarang berjalan menuju tangga.
Gue bergeser sedikit memberi tempat Chaewon untuk duduk. Dia menaruh ransel kecilnya di meja dan langsung duduk. "Tadi gue ketemu Hangyul, loh pas jalan ke sini."
"Eh serius?"
"Lo tuh kalo ada apa- apa cerita dulu! Untung gue ngerti," ujar Chaewon kesal. Akhirnya Chaewon cerita, tadi Hangyul menyapanya dan menanyakan kenapa Chaewon nggak kelas tambahan kayak pacarnya—gue—dan Chaewon pada saat itu tahu kalau gue berbohong dan untungnya peka.
Chaewon langsung bisa beralasan kalau kami tidak berada di kelas yang sama, dan untungnya Hangyul percaya.
"Apa nggak sebaiknya lo bilang langsung ke Hangyul?" respon Chaewon setelah gue selesai bercerita. Gue mengendikkan bahu. "Jujur, gue bingung banget. Soalnya Seungyoun sama Minju udah berusaha bilang, tapi Hangyulnya batu."
"Lah, kan dia bucinnya ke lo. Mungkin kalau lo yang bilang beda lagi ceritanya."
Gue melirik Yena yang tumben banget bisa kasih masukan yang bener kali ini.
"That's kinda right.. I'll try."
💫💫
"Dimana?"
"Masih rapat ini. Kamu dimana?"
"Aku udah di apart ya by the way. Rapat sampai jam berapa?"
"Maleman dikit sih. Sekalian Seungyoun mau nginep kayanya."
"Udah makan?"
"Nanti gampang—udah dulu ya Rin, mau lanjut, daaah."
Gue menutup telpon dengan sedikit heran, karena Hangyul. Nggak biasanya Hangyul menggampangkan makan malam. Biasanya, minimal lah, dia minta diorderin McD, apalagi Seungyoun katanya mau nginep.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔meeting lee hangyul
Roman d'amourjadi roomate hangyul? mending mati. was 1st in #hangyul was 3rd in #X1 was 4th in #namdohyon