Suara deburan ombak semakin terdengar kencang, menandakan kami sudah dekat di pantai. Untuk perjalanan kali ini, Yohan dan Hangyul masing- masing membawa mobil. Yohan sama Minju dan Youn, sedangkan gue sama Hangyul dan Eunsang.
Tadi di mobil agak awkward karena Hangyul dan Eunsang yang baru pertama kali bertemu. Untungnya, gue bisa mencairkan suasana dengan membawa nostalgia waktu SMA dengan resiko Hangyul yang nggak ngerti apa- apa.
Eunsang juga masih kelihatan capek dan kayaknya jet lag banget. Jadi setengah perjalanan ia memilih tidur. Meninggalkan gue dan Hangyul yang hampir salah baca map and also hampir kesasar. Zonk banget.
Selesai naroh barang, gue langsung ganti sendal dan lari ke pantai, mau ngejar ombak.
"Chaerin, tungguu!!!" itu Minju yang teriak. Dia masih nyari sendal jepit havana-nya di taruh dimana sama Yohan.
"Chaerin!"
Gue menengok. Itu Hangyul dengan kacamata hitamnya, and damn he is looking good. Tapi untungnya gue pandai menutupi ekspresi, jadi muka gue sekarang datar- datar aja. Padahal di dalam hati udah mengumpat sumpah serapah-kenapa-Hangyul- ganteng-banget.
Hangyul membawa botol sunscreen di tangannya, lalu memberikannya ke gue. "Pakai dulu," ujarnya singkat.
"Gak mauuu. Males. Lagian ini masih pagi, mataharinya masih baik," sangkal gue.
Hangyul membuang nafas panjang, lalu mengeluarkan sedikit sunscreen itu. Setelahnya, ia menempelkannya di hidung gue.
Hangyul tuh gila ya? Sengaja banget mau bikin gue mati kayaknya.
"Jangan ngeyel bisa gak sih?" ujarnya sambil menaruh botol tersebut di tangan gue. Gue masih diam, berusaha mencerna segala hal yang terjadi. Setelahnya rasa panas yang familiar muncul di pipi dan cepat- cepat gue pakai sunscrennya dengan tujuan menutupi rasa salah tingkah.
"Eh? Lah kok pipinya merah?" kata Hangyul dengan nada bercandanya, tersenyum manis lalu gue balas dengan pukulan.
"HANGYUL. SUMPAH YA!"
💫💫
"Mau kemana?" tanya gue ke cowok- cowok yang udah lengkap dengan topi dan kacamatanya. Ini udah menjelang sore, dan gue sama Minju berencana mau bikin mie.
"Beli minuman," balas Hangyul singkat.
"Eunsang ikut juga?"
Yang ditanya mengangguk penuh semangat. "Mau nitip?"
"Beliin apa aja deh. Jagain tuh manusia bar-bar biar nggak beli alkohol kebanyakan sama rokok," kata gue sambil menunjuk Hangyul dengan dagu. Eunsang malah menautkan alisnya, tanda tak mengerti.
"Manusia bar- bar?"
"Itu, Hangyul."
Mendengar ucapan gue, Hangyul hanya menggelengkan kepala. Ia lalu mengenakan jaket jeansnya. "Berangkat dulu ya. Bikinin kita mie juga," ucapnya.
Tersisalah gue dan Minju yang masih berkutat dengan beberapa kulit telur yang masuk di panci. Mohon maaf, kami berdua tidak expert dalam memasak. Ini aja udah bersyukur gak kebakaran.
Bercanda, sayang. Nggak separah itu.
"Keren juga itu, Eunsang. Udah bisa deket sama cowok- cowok," ujar Minju. Gue melirik ke arahnya sebentar, lalu tersenyum. "Iya, ya. Berarti bener selera humornya Eunsang tuh gajelas juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
✔meeting lee hangyul
Roman d'amourjadi roomate hangyul? mending mati. was 1st in #hangyul was 3rd in #X1 was 4th in #namdohyon