Bab 8

1.7K 233 5
                                    

Gak bisa dipungkiri kalau daritadi gue dan Hangyul cuma liat- liatan satu sama lain. Posisinya tuh, gue ada di teras, Hangyulnya di meja makan. Sekarang udah sore, Kak Wooseok sama Minju lagi beli makan. Apartemen udah rapih, bersih, tinggal kaki gue yang masih nyut- nyutan.

Bener- bener gak ada percakapan antara kami berdua. Cuma ada alunan lagunya Panic! At The Disco yang gue setel melalui speaker.

Okay, gue gak mau keadaan gue dan Hangyul begini terus, tapi YA GENGSI LAH MASA GUE NYAMPERIN DULUAN? MINTA MAAF DULUAN? Gaada tuh di kamus kehidupan gue begitu.

"Rin," panggil Hangyul.

Gue cuma nengok sedikit.

Terus diem lagi.

Dia gak bilang apa- apa, sampe akhirnya Minju sama Kak Wooseok dateng bawain McDonald's.

Kami berempat ada di meja makan, tapi suasananya aneh banget. Yang rame cuma Minju doang.

"Sumpah ya Rin tadi tuh ada McFlurry yang baru tau. Gue mau beliin, tapi kata Kak Wooseok gak boleh. Sumpah ngeselin banget gak si?"

"Bukannya gak boleh ya. Lo udah beli chocopie lima biji sama fishbites dua. Gendut aja, misuh- misuh," jawab Kak Wooseok sambil ngeliatin Minju.

Kalau mood gue lagi bagus, gue ketawa. Tapi lagi gak bisa.

"Mau choco pie atau apple pie?" tanya Minju sambil menyodorkan dua buah pie McD yang berbeda.

"Coklat," kata gue singkat.

Minju kayaknya lagi berusaha buat naikin mood gue. Tapi sayangnya respon gue gak bagus... jadi dia kecewa dan menghela nafas.

"Cha—"

"I am okay," kata gue memotong ucapan Minju.

💫💫

Sekarang jam empat sore, dan di apartemen gue masih ada Kak Wooseok sama Minju. Hangyul masuk ke kamarnya dari jam dua tadi, sedangkan gue lagi di depan tv, gonta ganti channel tv.

Mood gue udah membaik sih.

"Chaerin," Minju memanggil gue. Posisinya tuh gue sama Minju di sofa, dan Kak Wooseok ada di karpet bulu- bulu di bawah.

Gue nengok ke Minju.

"Baikan sama Hangyul," katanya pelan.

"Should I?" tanya gue pelan. Jujur, males banget rasanya berurusan sama Hangyul dan serentetan masalah yang Hangyul bawa kalau gue baikan lagi sama dia.

"Ayolah, enaknya apa, sih, tinggal satu atap tapi musuhan?"

Gue memutar bola mata gue sejenak "C'mon Minju, lo ngomong gitu seolah gue sama Hangyul udah nikah."

"Paling nggak, coba ngomong sama Hangyul waktu emosi kalian sama- sama stabil," sahut Kak Wooseok. Sumpah ya, kehadiran Kak Wooseok sekarang tuh sebenernya ngebantu sih, dia bisa nenangin Hangyul yang tadi ngamuk. Tapi di sisi lain, hilang udah reputasi gue di mata dia. Ngerti gak? Ngerti lah ya, pokoknya gitu.

Gue cuma senyum- senyum kecil ngebales kata- katanya Kak Wooseok lagi.

Gak berapa lama kemudian, Kak Wooseok dan Minju pamit pulang. Tersisalah gue sendirian di ruang tamu dengan speaker yang masih memainkan lagu- lagu penenang risau, setidaknya buat gue.

✔meeting lee hangyulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang