Bab 24

1.2K 172 9
                                    

"Kak," panggil papa saat gue lagi sibuk- sibuknya nonton series.

"Hmm?"

"Itu anaknya temennya papa siapa namanya yang satu apartemen sama kamu? Hangyul, bukan?"

"Ooh iya. Kenapa?"

Bokap gue duduk disebelah gue sambil ikut- ikutan nonton series. Tapi beliau kayaknya gak betah karena langsung buka ponselnya.

"Itu. Semester depan udah dapet unit apartemennya buat dia."

"EEEH. JADI PINDAH?"

"Lebay kamu, Kak. Cuma ke unit sebelah. Hayo, kamu ada apa sama Hangyul?"

"Pacaran paaa~"

Astaga, Keumdong.

💫💫

Hangyul sekarang lagi main di rumah gue. Tadinya sih mau nonton, tapi tiba- tiba hujan jadi kami berdua mager. Hehe.

"Gyul, tahu gak."

"Nggak."

"Ih galak. Nggak jadi deh."

"Oke."

Gue melototin dia. "IIH."

Hangyul lalu merubah posisi duduknya menghadap gue. "Iya, iya. Kenapa?"

"Lo semester depan pindah unit tahu."

Sekarang Hangyul gantian yang melotot. "Ape nih? Lo ngusir gue apa gimana maksudnya?"

"Enggak ih. Papa udah dapet unit buat lo. Katanya sebelahan sih."

"Yaah, sedih nih."

Aku menautkan alis, terheran- heran. "Kenapa?"

"Sepi."

"Yaa kan sebelahan."

"Emang lo nggak sedih, Rin?"

Gue terdiam sebentar. Yaa kalau dipikir- pikir unit apartemen gue ini sudah jadi saksi bisu hubungan gue dan Hangyul. Caelah, hubungan gak tuh.

Maksudnya dari awal gue kenal dia, berantem- berantemnya, sampai jadi begini. Semuanya terlalu manis untuk dikenang.

"Iya. Sedikit," jawab gue sambil tersenyum simpul.

"Yah, kok sedikit?"

"Nanti gue mampir kok."

Lalu, seulas senyum muncul di wajah tampannya.

"Oke. Nanti aku juga mampir ya. Boleh kan?"

Astaga, jantung gue melewatkan satu detakan saat mendengar Hangyul lagi- lagi menggunakan kata aku.

"Iya, boleh."

💫💫

Hangyul mulai memasukkan barang- barangnya ke dalam kardus yang ukurannya tidak terlalu besar. Walau hanya pindah ke unit sebelah, barangnya terlalu banyak dan akan sangat melelahkan kalau kami bolak- balik.

✔meeting lee hangyulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang