"Aku gabisa kak."
Kak Yohan ngelepas pelukan. Natep gue intens.
"Kenapa?"
"Aku gatau. Aku cuma gayakin. Gayakin apa hati aku masih kuat buat terluka lagi. Biar gimanapun sekarang aku udah punya pilihan lain selain kakak. Mungkin dulu kakak satu-satunya. Tapi sekarang aku udah bisa milih. Walaupun sebenernya aku masih cinta sama kakak."
"Izinin kakak buat ngeyakinin kamu sekali lagi. Kakak cuma gamau kamu salah pilih dan menyesal akhirnya. Izinin kakak buat bantu kamu memilih. Dia atau aku."
Plis! Tolongin perasaan gue. Gue bener-bener bimbang sekarang. Antara seneng dan enggak. Penantian gue ini seharusnya menjadi bahagia tapi yang gue rasain ada yang beda. Gue bahagia, cuma aja gue juga merasa ada perasaan gue yang gaberes ke pak Seungwoo.
Seperti biasgue a pulang dianter pak Seungwoo. Dia nyariin gue lewat temen gue. Terus dia nunggu di parkiran.
Jadi dia peduli sama gue tapi gamau ketemu gue?
Atau emang dia gamau ketemu gue dan cuma ngejalanin yang udah dia janjiin ke mama?
Haha sakit.
Dijalan kita diem-dieman aja. Pak Seungwoo juga gabuka suara sama sekali dari tadi. Gue rasa gue emang harus jelasin ini ke pak Seungwoo. Biar gimanapun ada hati yang harus gue jaga.
"Pak?"
Pak Seungwoo nengok ke arah gue.
"Hm?"
"Bisa mampir ke taman dulu? Kalau nggak bisa juga gapap-"
"Oke."
Pak Seungwoo akhirnya jalanin mobil ke arah taman. YaAllah deg-degan jantung Cia :(
Kita udah sampe ditaman. Pak Seungwoo langsung keluar dari mobil terus jalan duluan entah kemana.
Segitu marahnya dia sama gue?
Pas gue nemuin dia, ternyata dia ada di bangku taman. Duduk sambil main hp. Buru-buru gue susul pak Seungwoo ke sana.
"Pak?"
"Hm?" Pak Seungwoo jawab masih sambil maini hpnya. Ga ada niatan nengok bidadari gitu?
"Mm itu Cia mau ngomong."
"Hm."
"Pak Seungwoo udah dulu main hp nya."
Pak Seungwoo langsung masukin hpnya ke saku. Terus ngeliat ke arah gue sambil naikin sebelah alisnya.
"Cia minta maaf," gue nunduk. Pak Seungwoo kalau marah auranya ngeri.
"Untuk?"
"Kemarin. Waktu ketemu kak Yohan. Waktu saya ngobrol sama kak Yohan. Waktu-"
"Waktu tadi malem kamu jalan sama cowok itu?"
Deg.
"I-iya. Cia minta maaf gabilang sama bapak. Cia cuma nggak mau kalau bapak tambah marah sama saya."
"Dengerin saya, marah atau enggak saya sama kamu tetep kabar kamu yang paling penting. Saya ngerti kok. Saya paham perasaan kamu sama cowok itu. Mungkin memang saya yang salah hadir diantara kamu berdua."
Gue reflek ngegeleng kepala kuat-kuat.
Bukan! Bukan itu maksut gue! Gue sama sekali nggak ngerasa kalau pak Seungwoo hadir ditengah-tengah gue sama kak Yohan buat saat ini.
"Bapak tau dari mama saya?" Pak Seungwoo ngangguk.
Makin berat hati gue milih. Dia nggak berat ke salah satu sisi. Semua sama, semua seimbang.
"Iya juga nggakpapa. Kamu ingat kan? Kita ini masih dalam tahap meyakinkan perasaan. Ya berarti ini yang harus dibayar hati kita. Saya ini umurnya jauh diatas kamu. Saya sudah mengalami manis pahitnya dunia percintaan. Jadi semoga kamu makin siap sama masalah-masalah baru yang akan kita hadapi. Saya mohon sama kamu untuk semua alasan yang kamu terima, percaya sama saya. Apapun itu."
Pak Seungwoo ngusap kepala gue. Gue nangis. Gue harus dihadapkan di pilihan yang sangat sulit. Saat ini hati gue nggak bisa maju atau mundur. Padahal untuk sembuh dari sakit hati ini belum pulih sepenuhnya.
Kak Yohan dan pak Seungwoo. Sama-sama meyakinkan gue kalau apa yang mereka bilang memang benar adanya. Untuk apapun alasanya, gue belum benar-benar bisa memutuskan.
Gue nulis apasi TT. Buntu banget ini :(
Gue sangat amat terhibur sama komen" kalian huhu lucu banget.
Menurut kalian yohan baik atau jahat?
Kalau seungwoo? Bakal bahagiain cia atau malah nyakitin? Atau malah yohan yg bikin bahagia?
CiaSeungwoo?
CiaYohan?
So? Vote dan komen! ^^
Lanjut?
KAMU SEDANG MEMBACA
Dosen | Han Seungwoo
Fanfiction"Papa!" Dongpyo lari ke- "Loh Pak Seungwoo?" "Kok anak saya bisa di kamu? Kamu mau nyulik anak saya?" Pak Seungwoo langsung gendong dongpyo terus ngecek-ngecekin takut kalo gue apa-apain. "Enak aja! Lagain bapak siapa suruh anaknya ditinggal. Masih...