Apa yang Dipendam

3K 385 40
                                    

"Cia! Jangan ngalamun!" Tegur teman koas Cia.

"Makanan lo keburu dingin, gih makan."

"Emangnya gue ngalamun ya?"

"Iya dari tadi. Mikirin apa sih lo?"

Cia tersenyum kikuk

"Gaada, capek aja. Kayak gapernah," ujar Cia seadanya.

"Sa, lo kan udah nikah. Ceritain dong gimana pas lo ketemu mertua dulu."

"Ya gimana ya Ci, gue sih dikenalinya sejak masih pacaran. Lo tanyanya bagian apa nih? Pas ketemu keluarga?"

"Iya, pas ngomong mau nikah, Gimana?"

Yang dipanggil 'Sa', meletakan sendok makanya. Memorinya kembali di enam bukan yang lalu.

"Ya gitu, mertua gue baik alhamdulillah. Nggak neko-neko, terus ngasih wejangan-wejangan gitu. Emang kenapa sih?"

"Nggak ada minta apa gitu ke lo? Misal berhenti kerja waktu udah nikah?"

"Enggak sih, mertua gue openminded untungnya. Kalo suruh berhenti kerja ya gimana, orang gue kerja aja belum. Sekolah masih lama."

"Iya juga ya."

"Kenapa deh?"

"Gapapa."

🐗🐗🐗

19.00

Cia masih di rumah sakit. Belum ada niatan dari dirinya untuk pulang ke rumah.

Pikiranya selalu melayang ke malam tiga hari lalu.

Malam dimana dia bertemu dengan Wendy. Cia bertanya-tanya tentang apa yang sebenarnya terjadi.

Bagaimana keadaan rumah tangga Seungwoo dan Wendy. Apa yang membuat Wendy sangat berubah. Dan, bagaimana keadaan Dongpyo.

Terakhir sekali Cia tau kabar Dongpyo adalah waktu di mana Cia juga terakhir kali bertemu dengan Seungwoo.

Dan sepertinya hal itu tidak akan menjadi yang terakhir, karena tepat di depanya berdiri Han Seungwoo yang masih ber setel jas hitam bersama seorang laki-laki yang menjadi pengacara sidang perceraianya.

Jantungnya serasa dipacu cepat! Terakhir kali Cia hanya gugup karena yang sedang bersamanya adalah Seungyoun. Tapi kali ini dirinya sendiri.

Bingung Cia harus bertindak bagaimana. Sampai seutas kalimat keluar dari Seungwoo yang mengajaknya bertemu Dongpyo, di salah satu kamar inap di rumah sakit.

"Dongpyo di rumah sakit?"

"Sejak kemarin siang. Dia drop lagi gara-gara masalah rumah tangga saya."

Di dalam kamar, Dongpyo tengah menonton salah satu saluran tv. Sama seperti dulu, bedanya hanya dia sudah sedikit lebih besar.

"Dongpyo," panggil Seungwoo kepada putra semata wayangnya.

Dongpyo menoleh ke arah sumber suara.

"Mama Cia?" Dongpyo kaget bukan main melihat kehadiran Cia.

Cia juga tak kalah kaget mengetahui Dongpyo masih memanggilnya 'mama' setelah sekian tahun.

"Dongpyo jangan panggil mama." Seungwoo merasa tidak enak dengan apa yang barusan dia dengar. Melihat reaksi Cia, juga masuk kedalam alasanya.

"Nggakpapa Pak, saya nggak masalah." Cia mendekati kasur Dongpyo.

Setelah sekian bulan, kini Seungwoo dapat melihat mata Dongpyo yang memancar kebahagiaan. Hatinya menghangat.

Senyum Cia juga tidak berhenti merekah memperhatikan Dongpyo.

Dosen | Han SeungwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang