Confession

3.5K 386 80
                                    

Selamat berpuasa bagi yang menjalankan ya^^



🐗🐗🐗

Kesalahan di masalalu, tetap akan menjadi kesalahan bila kita tidak ingin berdamai dengan keadaan.

Lalu sekarang coba berani, dengan maaf dan perbaiki.


🐗🐗🐗

"Cia?" Suara seseorang menginterupsi indra pendengaran gue.

Reflek gue berbalik ke arah seseorang yang familiar suaranya.

Damn!

"Kak Yohan?" Sumpah gue kaget banget.

"Loh kamu kerja di sini?"

"Iya kak hehe."

Dan for the second time gue nggak siap ketemu sama manusia ini lagi.

"Lama nggak ketemu kita, kamu apa kabar?"

Sangat nggak baik-baik aja.

"Alhamdulillah Kak. Anak Kakak?"

Dan ya, Kak Yohan gendong anak kecil.

And he looks like Dongpyo when I met him for the first time, beneran.

"Iya, satu setengah tahun."

"Selamat Kak, anaknya lucu."

"Iya makasih Cia." Kak Yohan senyum.

"Kak kalau gitu Cia duluan ya? Mari-"

"Sebentar Ci."

Gue ya balik badan lagi ke Kak Yohan.

"Ya Kak?"

"Cia with all of my heart, I'm so sorry. Maaf buat kamu sakit. Ntah karena aku atau keluargaku."

Gue kaget Kak Yohan tiba-tiba ngomong gitu.

Keluarga? Mbak Wendy maksudnya?

"G-gapapa Kak, masalalu. Aku udah gapapa. Kakak nggak perlu minta maaf lagi." Gue senyum.

"Makasih Ci. Satu lagi, perjuangin hak kamu ya. Keadilan kamu, kamu paham kan maksudnya? Aku dipihak kamu Ci."

Setelah Kak Yohan ngomong gitu, gue  langsung pamit.

🐗🐗🐗

"Mas? Sejak kapan di sini?"

"Belum lama. Kamu udah makan belum? Ini dibawain mama."

Mas sengyoun ngasih kotak makan ke gue.

"Makasih buat mama." Gue senyum. Seneng banget tiba-tiba.

"Ke akunya enggak?"

"Ke mas juga, makasih."

Mas Seungyoun ngeliatin gue.

"Kamu cantik deh Ci kalau lagi ketawa."

Gue yang setengah jalan buka penutup kotak jadi berhenti.

"Tiba-tiba banget kenapasih?"

"Hahaha... gapapa. Makan aja dulu di sini aku tungguin."

Di sini? Di mobil?

"Gapapa?"

"Gapapa sayang." Mas Seungyoun senyum.

Jangan terbang Cia, jangan.

"Kenapa kalem gitu? Tumben."

"Emang aku harusnya gimana Ci? Teriak-teriak gitu?"

"Ih gagitu! Tau deh."

"Hahaha iya sayang jangan ngambek. Aku lagi mikir, ternyata aku salah satu orang yang beruntung banget. Tuhan ngasih kamu ke aku. Dulu dikehidupan sebelumnya, pasti aku pelayan istana kalik ya yang nurut sama raja." Pak Seungyoun ketawa.

"Hahaha apa sih mas ngawur banget ngomongnya!"

"Serius Cia. Dua rius deh kalau kurang. Aku beneran ngerasa seberuntung itu. Apalagi waktu tau kamu ada perasaan juga sama aku." Mas Seungyoun senyum. Matanya berbinar.

Dan hati gue menghangat.

"Jangan di lanjutin atau aku nggak jadi makan tapi malah nangis."

"Sini mau peluk nggak?"

Mas Seungyoun ngerentangin tangan.

Gue menghambur ke pelukan Mas Seungyoun.

Jatuh. Gue jatuh sejatuh jatuhnya buat Mas Seungyoun.

"Aku bahagia Mas, makasih banyak."

"Aku juga bahagia. Banget, tapi jangan sampai aku lebih bahagia ya? Bahagiaku harus sama sama bahagianya kamu."

"Cringe mas, aku geli dengernya."

Mas Seungyoun ketawa.

Ngeratin pelukanya di kepala gue.

"Sesak Mas! Aku nggak bisa napas!"

"Biarin! Suruh siapa kamu jadi ngegemesin gini?"

"Iih! Nanti aku makin pesek!"

"Gapapa, emang kenapa kalau pesek? Toh pesek nggak pesek juga nanti kamu sama aku."

Plis gue malu banget.

Banget.

"Aw! Cia perutku jangan dicubit!"

"Mangkanya lepasin."

Mas Seungyoun ngelepasin pelukanya.

"Ayo pergi, kelamaan di parkiran."

"Kamu mau kemana Ci?"

"Terserah, mas maunya?"

"Mau peluk kamu lagi boleh?"

"Tuman!"
-















Habis ini maunya?

Masih mas uyon?
Atau pak seungwoo?

Tapi kan Pak Seungwoo udah ada istri😂

Jangan bosen ngikutin ini ya gais^^

Lanjut?

Dosen | Han SeungwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang