We only said goodbye with words
I died a hundred times
You go back to her
And I go back to🐗🐗🐗
"Papa!" Anak kecil itu menangis. Mencari keberadaan sang ayah yang hilang dari pandangan matanya."Dongpyo, kenapa nak?"
Ya, orang yang sama dua tahun yang lalu. Bedanya waktu yang membesarkanya, kembali pada keluarga yang dianggapnya neraka.
"M-mama.. s-sakit.." Dongpyo menunjukan kedua lenganya yang membiru kepada Han Seungwoo.
"Ck! Dimana mama mu?" Kilatan emosi terpancar dari pria tigapuluh tahun itu. Napasnya menderu.
"J-jangan, jangan hiks marahi mama hiks nanti D-dongpyo dipukul hiks lagi."
Persetan dengan itu! Tidak ada yang boleh menyakiti anak sematawayangnya termasuk mamanya sendiri.
"Wendy! Wendy dimana kamu? Wendy!"
"A-apa mas?"
"Kamu apakan anaku? Nggak puas kamu nyakitin dia? Kasar kamu!" Han Seungwoo siap-siap melayangkan tanganya ke pipi istrinya.
"Argh! Sakit mas, kepalaku pusing." Wendy tiba-tiba menjatuhkan diri ke tembok, memegangi kepalanya. Tanganya mencoba meraih apapun yang bisa dipegang.
"Wendy kamu kenapa?" Segera dibopong tubuh istrinya ke kamar.
"Kepalaku tiba-tiba pusing mas."
"Kamu istirahat ya sayang, biar mas ambil obatnya. Maafin mas udah ngebentak kamu."
Han Seungwoo beranjak mengambil obat di nakas.
Sedang senyum miring tercetak di wajah wanita itu.
🐗🐗🐗
"Cia, ada tamu buat kamu."
"Ah iya, makasih mbak." Senior gue keluar lagi dari ruangan.
Gue buru-buru keluar juga, tumben banget ada yang nyariin gue.
"Pak Seungyoun?"
Gue kaget waktu lihat diluar ada Pak Seungyoun. Bukanya gimana, tapi kenapa dia disini? Ini kan jam makan siang.
"Udah makan?"
"Bapak ngapain kesini?"
"Mau makan siang sama kamu, belum makan kan? Ayo!" Pak Seungyoun jalan ngeduluin gue.
Di sepanjang lorong rumah sakit, nggak sedikit pegawai yang natap heran ke gue.
Kayak, woi ngapain anak baru jalan bareng anaknya pemilik rumah sakit?
Pak Seungyoun nyebrang jalan dan masuk ke salah satu restoran.
"Kamu mau makan apa?"
"Saya udah makan sama yang lain tadi."
"Sama aku belum. Mau makan apa? Samain aja ya?"
Gue natap Pak Seungyoun lama.
"Kenapa?"
"Bapak kenapa kesini? Tempat kerja bapak sama sini jauh."
"Lama nggak makan di sini. Cia kan aku udah bilang kalau di luar jangan panggil aku bapak, mas atau Seungyoun aja." Pak Seungyoun menghela napas.
"Kenapa? Kenapa harus mas atau Seungyoun aja?"
"Biar lebih santai. Lagian aku nggak setua itu. Makasih mbak."
Makanan dateng. Pak Seungyoun kayaknya nggak peduli gue natap dia dari tadi.
"Makasih, tapi lain kali bapak nggak perlu kayak gini lagi."
Pak Seungyoun naikin alisnya sebelah, natap gue heran.
"Kenapa emangnya? Ada yang salah?"
Gue cuma bisa menghela napas sabar.
"Nggak ada." Gue senyum.
"Pulang nanti aku jemput ya?"
"Bukanya setiap hari juga gitu?"
Pak Seungyoun senyum.
Gue lanjut makan, sebenernya gue belum makan siang. Boro-boro, tiap mau duduk pasti ada aja panggilan.
"Udah?"
Gue ngangguk.
"Ayo." Pak Seungyoun gandeng gue. Tapi buru-buru gue lepas.
"Nggak enak dilihatin orang."
"Yaudah gandenganya nanti aja kalau udah pulang." Pak Seungyoun ngacak rambut gue.
"Sana masuk." Pak Seungyoun ngasih gerakan ngusir ke gue. Terus sia masuk ke mobil.
Semoga nggak jadi bahan gosip orang-orang.
-Mau ceritanya panjang apa pendek nih?
Lanjut?
KAMU SEDANG MEMBACA
Dosen | Han Seungwoo
Fanfiction"Papa!" Dongpyo lari ke- "Loh Pak Seungwoo?" "Kok anak saya bisa di kamu? Kamu mau nyulik anak saya?" Pak Seungwoo langsung gendong dongpyo terus ngecek-ngecekin takut kalo gue apa-apain. "Enak aja! Lagain bapak siapa suruh anaknya ditinggal. Masih...