"Cia duduk sebentar, papa mau bicara sama kamu." Mama nepuk-nepuk sofa disampingnya.
Gue tadinya mau ke kamar, tidur, tapi nggak jadi.
"Ya Pa?"
"Udah empat bulan lebih, gimana itu mamanya Seungyoun?" Kata Papa membuka percakapan, to the point, nggak pake basa-basi.
Gue menghela napas panjang.
Kacau Pa.
"Cia nggak pernah ketemu lagi dari sehabis ke rumahnya. Di telfon aja, ngomongnya juga yang ringan-ringan, ngobrol."
"Gimana sih?"
"Mungkin mamanya juga sama kaya kita Pa, mercayain masalahnya ke anak-anak. Jangan langsung gegabah gitu. Kamu sama Seungyoun udah ngomongin ini belum Ci?"
"Udah Ma, banyak kali. Cia capek Ma tiap bahas ini selalu akhirnya berantem sama Mas Seungyoun. Dia kayaknya setuju sama mamanya?"
"Kamu sendiri?"
"Nggak Pa, Cia tetep pengen kerja."
Papa menghela napas berat.
"Sulit Ci, nggal satu visi misi. Papa sama Mama sebenernya nggak mau ikut campur urusan ini, biar kalian yang memutuskan sendiri. Papa sama Mama cuma bisa kasih masukan, selebihnya kamu yang bertindak."
"Ngomong dulu sama Seungyoun, biar cepat menemukan jalan keluar. Biar nggak ada yang ditunda-tunda." Lanjut Papa.
"Iya Pa, makasih."
"Tidur sana Ci, capek banget kamu kayaknya."
"Iya Ma, Cia naik dulu."
Gue beranjak dari ruang tv ke kamar. Menyerahkan diri gue ke kasur sepenuhnya.
Obrolan singkat tadi menguras pikiran dan hati gue.
Gue bahkan belum kontak sama Mas Seungyoun sejak dua hari lalu. Kejadian berantem di mobil itu cuma sebagian kecil dari berantem kita akhir-akhir ini. Tapi itu juga pertama kalinya Mas Seungyoun nggak ada kabar lebih dari sehari.
Harus bersikap dewasa ternyata bikin gue merasa nyakitin diri sendiri. Dibanding ego yang harus gue turutin, diri gue harus ngikuti apa yang Papa bilang tadi.
Masalah ini emang harus di selesaikan. Apapun itu nanti.
Gue harus menghubungi Mas Seungyoun duluan.
Berat rasanya tangan gue ngeraih gawai di nakas.
Call
"Halo?"
"Halo Cia? Ada apa? Bentar aku keluar dulu."
Berisik diseberang sana.
"Cia? Ada apa?"
"Mas sibuk? Boleh ketemu?"
"Mm sebentar."
Ada jeda diantara maksud yang ingin gue ungkap bikin gue semakin gugup.
"Jam tujuh? Nanti aku jemput."
"Nggak usah, kita ketemu di sana aja. Di restoran dekat kantor Mas?"
"Beneran?"
"Iya. Mas lagi sibuk gausah jemput Cia gapapa."
"Ya. Aku tunggu jam tujuh."
"Iya."
Tut.
Hhh....
Satu jam lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dosen | Han Seungwoo
Fanfiction"Papa!" Dongpyo lari ke- "Loh Pak Seungwoo?" "Kok anak saya bisa di kamu? Kamu mau nyulik anak saya?" Pak Seungwoo langsung gendong dongpyo terus ngecek-ngecekin takut kalo gue apa-apain. "Enak aja! Lagain bapak siapa suruh anaknya ditinggal. Masih...