일곱

1.5K 103 0
                                    

"Permainan baru saja dimulai."

----------○O○----------

||Flashback On||
Jaehyun tak sengaja melihat Yoongi keluar dari ruangannya. Jarang sekali Yoongi keluar Castle kecuali jika ada hal yang penting.

"Mau pergi kemana?" -Jaehyun.
"Hanya keluar mencari udara segar." -Yoongi.
"Oh.. Tumben." -Jaehyun.
"Baiklah, aku pergi. Tidak akan lama." -Yoongi.
"Ne.." -Jaehyun.

.
.
.
.
.





















































.
.
.
.
.

"Yak! Jimin-ie! Fokus lah.. Sedari tadi seranganmu memantul, hahaha. Bahkan kau belum menyentuh ku sama sekali. Hahaha, oh, maaf, hhh. Aku hanya bergurau." -Taeyong.
"HEH! Kau meremehkan ku?! Yang benar saja, kau terus menggunakan tameng cerminmu. Pasti lah seranganku memantul balik ke arah ku. Ku hajar dengan gelitikan petir ku baru tahu rasa kau." -Jimin.
"Coba saja, wle~" -Taeyong.

TAP!

Seseorang mendarat di ranting pohon besar.
'Bersenang-senang sekali.' -Yoongi.

Dari kejauhan, Yoongi mengawasi keenam orang tadi. Lalu, Yoongi sedikit bermain-main dengan mereka dengan mengeluarkan kilatan cahaya dari tangannya.

"Mungkin, aku ingin sedikit bermain-main dengan membuat kekacauan." -Yoongi.

SRATS!!

Kilatan itu meluncur tepat di depan mata Jimin. Sehingga,

CTARR!! BOOM!!

,serangan petir kecil yang hendak digunakan untuk menggelitiki Taeyong terlepas begitu saja bahkan dengan skala lebih besar dari yang diperkirakan. Hal itu menimbulkan ledakan, dan, serangan kuat itu telak mengenai tubuh Taeyong.

"TAEYONG-AH!!" "HYUNG!!"

"Akh!!!" -Jimin & Taeyong.

"Hah hah, T-TAEYONG-AH?!" -Jimin.

"A-aku, Aku tidak sengaja. T-ta-tadi ada kilatan membuyarkan konsentrasi ku. Mianhae. Nomu mianhaeyo..." -Jimin.

"Aku akan memberitahu Yoongi oppa tentang ini. Kalian tunggu disini." -Jennie.

"Aku harus segera kembali ke Castle. Jennie akan mencari ku. Aku tidak mau rencana ku hancur." -Yoongi.
||Flashback Off||

"Yah. Itu ulahku." -Yoongi
Yoongi berbicara entah pada siapa. Ia berada di ruangannya sendiri, menatap alam luar melalui jendelanya.

"Kebencian, amarah, dendam, sakit hati, dan rasa kecewa. Satu persatu semua itu akan kembali. Menciptakan pertikaian antarmakhluk. Menghancurkan diri mereka sendiri karena ulah masing-masing. Sedangkan aku? Aku hanya cukup menikmati semuanya dengan menjadikan mereka pion-pion ku, dan aku rajanya. Selanjutnya, aku akan menjatuhkan mereka satu persatu." -Yoongi.
"Yaah.. Sekarang setidaknya aku harus melancarkan rencanaku sebelun Taeyong siuman." -Yoongi

.
.
.
.
.



















































.
.
.
.
.

Saat ini semuanya sedang sibuk dengan aktivitas  masing-masing. Kebanyakan mereka berada di luar Castle.
Yoongi berencana hendak menemui Namjoon. Saat ia melewati wilayah Demon's Castle.
Tanpa Namjoon ketahui, Yoongi berjalan menghampirinya.

"Serius sekali. Apa yang sedang kau baca?" -Yoongi.
"Eh, hyung. Sejak kapan kau di sini? Maaf karena aku tidak menyadarinya." -Namjoon.
"Baru saja. Tak masalah." -Yoongi.
"Mm.. Apa yang membuatmu datang ke sini?" -Namjoon.
"Sebenarnya aku hanya lewat, dan aku melihatmu sedang berada disini. Aku tertarik menghampirimu." -Yoongi.
"Ohh.. Begitu." -Namjoon.

"Sebenarnya, karena sekarang aku bertemu denganmu, aku akan menanyakan sesuatu."-Yoongi.
"Hmmm?" -Namjoon.

Namjoon mengernyit, mengabaikan sebentar buku yang tadinya ia baca dan memandang Yoongi yang nampak menatap langit. Menunggu pertanyaan apa yang akan dilontarkan Yoongi.

"Apa kau masih ingat dengan hal apa yang membuatmu suka menyendiri, dan melakukan hal membosankan yang kau sebut dengan membaca itu?" -Yoongi.

Mendengar itu Namjoon benar-benar mengabaikan bukunya, menutup bukunya dan meletakkannya. Namjoon berdiri.

"Ayolah, hyung. Jangan membahas hal itu kembali. Aku sudah melupakannya. Lagipula membaca itu hal yang seru dan bisa menambah ilmu. Itu tidak ada sangkut pautnya." -Namjoon.
"Lupakan tentang membaca. Tidak kah kau merasa iri, sakit hati, dan benci karena kejadian itu?" -Yoongi.
"Untuk apa? Hah, lagi pula itu masalalu hyung. Lupakan." -Namjoon.
"Kau yakin? Tumbuh tanpa kasih sayang, apa itu tidak menyakitkan?" -Yoongi.

Namjoon berbalik, menatap tajam ke arah Yoongi.

"Katakan saja, sebenanya apa yang kau rencanakan, Yoongi hyung." -Namjoon.
"Apa? Aku tidak ada rencana apa pun. Aku hanya bertanya." -Yoongi.
"Hyung, kami saudara, tidak, tapi kita semua saudara. Untuk apa aku cemburu kasih sayang sesama saudara?" -Namjoon.
"Bagiku, tumbuh tanpa kasih sayang dari orang tua, serasa kehidupan yang tidak dianggap. Kau tau jika aku juga merasakan hal itu, saat kedua orang tua ku tewas di tangan bejat manusia itu. Aku benci manusia yang memiliki ego yang besar. Setelah mereka tiada, aku merasa kosong tanpa adanya kasih sayang orang tua, dan mulai hari itu lah aku mulai berteman dengan mudah, hanya kau yang tau sisi cerewetku. Aku juga merasa iri, sakit hati dan benci. Aku ingin balas dendam, jadi, apa kau ikut?" -Yoongi.
"Aku-" -Namjoon.

SRATS!

Yoongi menarik belati kesayangannya.
"Jadi?" -Yoongi.
"Aku.." -Namjoon.
Namjoon berfikir sebentar.

"Sebenarnya aku juga merasakan hal yang sama. Aku ikut. Akan kulakukan sebisaku, hyung. Perintah kan aku." -Namjoon.
Jawaban Namjoon membuat Yoongi tersenyum penuh arti, setelah itu ia memasukkan kembali belati kesayangannya.

"Pilihan yang bijak Namjoon-ssi. Mari kita bersama-sama menghancurkan kepercayaan diantara mereka." -Yoongi.

----------○O○----------

TBC

VOMENT jangan lupa....

Note: Author Lee minta maaf sama readers-nim karena terlalu lama update. Sejak wp error bbrp bulan lalu, Lee jadi males buat buka wp lagi. Jadi baru sekarang Lee kembali on wp, ehe :v. Vote & semangatin Author Lee biar lebih sering update ya. Jgn lupa dikomen ya, kasih kritik dan sarannya kalau ada... Arigathanks~

○Mystery In The Past○ ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang