Akhirnya mereka sampai di wilayah sekolahan, dimalam hari pukul 1.
Key menenteng tas nya keluar dari bus, diikuti siswa lainnya yang menunggu jemputan dari keluarga masing masing.
Key duduk di bangku depan gerbang sekolah, sebenarnya jika ingin pulang tak payah meminta jemputan.
Karena di
Cafe dekat sekolah terparkir salah satu mobil nya.Key menyaksikan siswa pulang satu persatu, sahabat sahabat nya mengucapkan salam jumpa.
Diven dan zein yang serumah dengan key sudah pergi, namun tak langsung pulang melainkan ke cafe seberang sekolah mungkin ia lapar.
Beberapa teman teman zalfan dkk sudah pulang hanya menyisikan sebagian siswa, termasuk keano Raffa dan revan yang sedang menunggu jemputan.
Mereka bertiga menghampiri key
"Key lo pulang sama siapa? "Tanya revan"Pesan taksi"ucap key dengan senyum.
Melihat senyum key, mereka agak gelisah , mengapa senyum key sangat akrab.
"Lebih baik lo bareng kita aja deh, naik taksi malem malem gak baik, apa lagi jam segini. "Tewas revan
"Tapi.. Bakal ngerepotin"ucap key
Sebenarnya dalam hati key ia tidak akan menolak, namun dengan identitasnya saat ini iakk harus berkarakter canggung.
"Ngerepotin apa dah... Kita kan searah, jadi gak masalah "ucap revan.
"mm maaf kalo ngerepotin"ucap key
"Da gue bilang gak ngerepotin kok"ucap revan. Raffa dan keano mengangguk.
Hening sesaat, hingga
"Key makasih.. "Ucap keano
Key menoleh melihat keano bersandar di tiang lampu.
"Iya ga papa,jugaan lo itu di titipkan adik lo ke gue.. Jadi ya gak masalah"ucap keyMendengar itu Raffa dan revan mengingat saat saat dimana mereka di kantin, key mengutara kan bahwa key kenal dengan adik perempuan nya.
Ada rasa terimakasih banyak bagi Raffa dan revan, keano hanya tersenyum samar.
Setelah beberapa saat menunggu sebulan mobil van road merah berhenti di halte bus
Seorang pria paruh baya setelan jas keluar, dengan umurnya ia masih terlihat tampan.
"Papa"salam Raffa, revan dan keano.
"Ayo "panggil pria paruh baya sembari membuka bagasi mobilnya.
Revan menenteng tasnya
"Ayo key, biar aku omong sama papa"ucapnya"Oh.. Iya "key terlepas dari gugupnya
Dan mulai mengikuti revan.
Pria paruh baya, melihat seluit key didepan nya . Dan terdiam hingga ia mengambil pundak key dan memeluknya erat.
"Olika, kamu kemana aja nak, papa kangen kamu.... Kamu pulang ya "ucap pria paruh baya itu serak.
Revan Raffa dan keano, saling melirik.
"Eh... Pa.. Itu bu.. Ehem, itu bukan olika, itu temen revan key namanya"ucap Raffa dengan canggung.Pria paruh baya yang mendengarnya terdiam, mulai melepaskan key, membetulkan letak kaca matanya mlihat key.
Dan terbatuk canggung.
"Maaf nak,"ucap pria paruh baya.
Key memandang dengan kaku
"Oh... I.. Iya gpp, saya ngerti kok pak "ucap key.Keano segera meredakan ke kikikukan ayah nya ini
"Pa, ini yang namanya key, dia teman dekatnya olika "ucap keanoKey mendengarkan penuturan keano, agak merasa sakit kepala
Bagaimana cara menjelaskan."Oh... Ini key, yang pernah nolong kamu itu, terima kasih ya nak... Kalo gak ada kamu, bapak gak tau harus gimana "ucap pria paruh baya
Key hanya mengangguk,
"Iya ga papa kok pak, mereka juga temen key, musibah memang gak ada yang tau ""Oh iya pah, key bareng ya pah, soalnya kalo naik taksi malam gini rawan "ucap revan
"Tentu.. Ayo nak key, sini tas nya biar bapak bawa "ucap pria paruh itu, meletakan tas key di bagasi mobil.
Keempatnya memasuki mobil, key duduk di kursi depan disamping pria paruh.
Key agak sedih dengan hal ini, ia sangat merindukan ayahnya, mumuynya, kakaknya, kembarannya.
Ia ingin menerjang mereka satu persatu dengan pelukan rasa sakit, yang sudah terlalu banyak ia lewati.
Diam diam key menggosok sudut matanya, yang berair. Memalingkan wajahnya melihat ke arah jendela.
Lampu kelap kelip terang sepanjang jalan, singgung pemandangan yang indah... Udara dingin dan sejuk membuat hati key tenang.
Di perempatan mobil itu berhenti, key segera turun, Raffa mengambil tas key
"Yakin nak key gak mau di anterin langsung kerumah? "Tanya pria paruh khawatir
"Makasih pak atas tumpangan nya, disini aja.. Rumah saya dekat kok "ucap key sopan
"Ya sudah nak key hati hati ya "
Ucap pria paruh.Raffa mengangguk tersenyum pada key lalu memasuki mobil nya, mobil itu pun berjalan.
Key menutup mulutnya, airmata nya perlahan membasahi pipinya, ia tidak tahu harus berbuat apa...
Ia ingin segera menyelesaikan semua misinya dan menjalani kehidupan aslinya.
Key mengangkat tas nya berjalan menuju kompleks perumahan nya
Di suatu tempat..
Tepatnya di vila dekat hutan,
Brakksss
Suara pecahan kaca, menggema fi seluruh ruangan
"Bodoh!!!, bagaimana bisa gagal!?"teriak gadis yang duduk di sofa tengah marah hingga membanting gelas di tangannya.
Bawahan nya berjas hitam hanya bisa menundukan kepala mereka masing masing.
"Maaf nona, sepertinya pihak lain sudah mengetahui tak tik kita "ucap salah satu bawahan
Aleva mendengus, lalu tiba tiba memikirkan sesuatu
"Oh... Cari identitas detail gadis ini "aleva menyerahkan gambar di hp dan nama gadis itu.Bawahan tersebut segera bergegas mengambilnya dan membungkuk boat berbalik pergi.
Sudut bibir aleva melengkung membentuk senyum rubah
"Pertunjukan lagi.... "Ucapnya pelan
KAMU SEDANG MEMBACA
truth girls
Teen FictionGadis berumur 4 tahun di usir oleh keluarga nya. Karena kesalahpahaman. Namun tiba-tiba seseorang mendukungnya dari gadis pemalu menjadi gadis penuh dengan senyum suram. Mengandalkan kemampuan nya sendiri untuk membalas dendam, mengabaikan masa...