65

28.7K 1.2K 336
                                    

Raffa sedari mengemudi merasakan sesuatu yang aneh, akan setiap detik ia menoleh ke spion merasa sesuatu mengawasi nya.

Jalanan yang dia ambil cukup sepi,bukan jalan alternatif ... Namun ini lebih cepat menurutnya untuk sampai  menjemput pujaan hati

[Blehhh.... 😛]

Jauh di depannya  ada persimpangan, sehingga ia harus mengambil belokan kekanan.

Tiba tiba ponselnya berdering di saku celananya, raffa mengerutkan kening... Namun tidak segera menanggapi  karena dengan posisinya mengemudi  tidak tepat.
Bahkan jika ia mengangkat  nya itu juga berbahaya.

Namun ponselnya terus menerus berbunyi tanpa henti, tangan nya meraih ponsel disaku, dan tangan lainnya memegang setir.

Membuka ponselnya,melihat nomor asing.
Tidak mengangkat melainkan mematikannya.

Melempar ponsel kekursi lain, dan terus  mengemudi, persimpangan  sudah hampir  didepannya, saat ingin mengambil rem dan putar kemudi...... Tiba tiba tersesat mobilnya yang tadinya berfungsi sekarang  tidak dapat dikendalikan.

Terus mengecek mobil sambil memperhatikan depan, matanya terkejut melihat kendaraan berlawanan dengan nya, sesaat tabrakan terjadi
...

Key mengambil pedal gas dengan kecepatan  tinggi, menabrak mobil yang disisi arahnya.

Ia dapat melihat truk itu jelas, bahwa tidak ada pengemudi melainkan dikendalikan,jantung key berdetak,
Ia membuat spesifikasi  bahwa jika mobil kakaknya tertabrak dengan mobil minyak akan terjadi ledakan.

Mobil yang ia tabrak dengan kecepatan tinggi untungnya tidak keluar jalur, key keluar dari mobilnya yang bodinya sudah rusak, menuju mobil lain yang berasap.

Ia melihat dari kaca, dengan ketakutan ... Berusaha  membuka pintu, lintu akhirnya terbuka...ia dapat melihat Raffa berdarah.

Tidak ada waktu untuk menangis, sebelum mobil minyak itu meledak karena tabrak posisi lain.

Membawa raffa keluar, untungnya pasukan mobil DSG datang, membawanya langsung tapi tidak kerumah sakit umum, melainkan rumah sakit Khusus  DSG.
.
.
.
.
.
.
.
.

Tidak ada yang tahu, kecelakaan itu terjadi...

Seorang  gadis, melempar porselen disampingnya menuju kepala bwahannya, dengan suara percikan,darah mengalir meninggalkan orang jatuh dilantai.

Namun segera di bersihkan oleh bawahan lainnya, takut meninggalkan noda.
Gadis meremas buku buku jarinya, bahkan kukunya tertancap pada permukaan kulitnya sendiri.

"sial sial... Dimana mana dia!!!... Semua bodoh... Kenapa tidak  meledakan seluruhnya dengan bom!!... "teriak gadis itu seolah benar benar gila

" maaf nona,musuh sepertinya  lebih cepat dari apa yang kita perhitungkan... Bagaimana pun mereka adalah organisasi  ikut campur urusan  kita"

"Bagai mana dengan  senjata seludupan? "tanya gadis itu

" maaf"sebuah pisau terbang menusuk tenggorokan  bawahan itu.

"dimana,dia sekarang? "tanya  gadis itu memutar pisau dipergelangan tangannya

"mereka di bawa ke wilayah  DSG"ucap bawahan lainnya

Gadis  itu bertepuk tangan, dan tertawa seperti psychopath
" bagus bagus...kalian merusak kebahagiaan ku... "

Tangan berdarah dan ramping itu merai ponsel, dan menghubungi pihak lain

"saya membutuhkan mu kali ini" ucap gadis

"nona Danielle, kebetulan akhirnya  menghubungi saya "

"saya butuh  pembunuh bayaran tingkat S" ucap gadis bermarga Danielle

"baik...selama kami masih mitra bisnis gelap "

.
.
.
.
.
.
...

Key duduk tanpa ekspresi di ruang tunggu, sesekali melihat pintu operasi  masih tertutup.

Seseorang  datang, dan duduk di sebelah nya menepuk bahu nya
" dia akan baik baik saja, orang orang kita tidak pernah gagal "

" Bagaimana aku tidak khawatir , kehilangan satu tetes darah sama saja meninggalkan kesalahan  terbesar ku...aku tidak pernah gagal, dan sekarang baru ini saya merasa ... Saya perlu mengoreksi diri"ucap key dengan datar

Dimas terdiam, lalu tersenyum... Ia tahu sikap nya, sekilas melihat lengan nya berdarah ia mengerutkan keningnya
"sebenarnya kita semua gagal, kau pantas menyalahkan kami, saya akan mengajukan pergantian  pemimpin pada atasan "

" tidak... Ini bukan kamu... Saya terlalu gegabah sebelumnya,Dim... Anda masih pantas dengan posisi ini... Saya tidak ingin  mendengar anda mengatakan  ini lagi "key berdiri dan melangkah pergi

" sebaiknya obati lukamu... Itu akan menimbulkan infeksi "ucap dimas, menatap punggung gadis yang sepi itu.
Ia tidak tahu harus berkata apa, ia tidak memiliki kata penghibur.

Key memandangai gerimis hujan, ia mengambil ponsel dan menghubungi nomor,ia tidak punya rencana untuk menyembunyikan nya...

Disisi lain
Sekelompok  pemuda masih duduk,dengan fantasi sendiri.
Tiba tiba ponsel salah  satu  membuat suasana tenang menjadi gemuruh

"sial jijik... Ponsel  siapa sih nada dering Black ping?! "sinis zein

Revan dengan malu mengambil ponselnya dari saku, lalu melihat nomor  asing.
" jawab gak? "tanyanya pada keano

Keano mengerutkan keningnya
" terserah lo"ucap nya dengan wajah poker

"oke... Hehe"

Revan mengangkat panggilan tersebut, tak lupa berdehem

"halo"ucap revan dengan nada rendah

"Revan... Ada sesuatu  yang ingin aku katakan "

Revan tertegun, ia merasa suara ini sangat familiar.
" ini siapa? "

"bersama siapa  kamu?"

"bersama teman teman "ucap nya ragu, lalu melirik sahabat sahabatnya yang  tidak memperhatikan.

"bisakah kamu menjauh, ini hanya keluarga kita yang tahu, jangan biarkan orang lain tahu"

Kerluarga?, tanda tanya  di pikiran  revan, lalu ia bangkit menjauh dari yang lain.

Zein yang diam diam memperhatikan  keanehan revan, sebenarnya ia dapat mendengar suara pihak lain di panggilannya, namun karena ini bukan urusannya ia mengabaikan nya.

"apa yang kamu maksud?,keluarga?...siapa kamu sebenarnya? "tanya revan mulai serius.

" jangan biarkan ayah dan ibu tahu, bahkan keano. Hanya kamu yang perlu tahu"

"baik.... Katakan!? "

" sebenarnya..... "













truth girlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang