Terkadang orang terdekat bukanlah orang terbaik.
◎◎◎
Yoshiko mengerjapkan matanya, merasakan pegal di punggung. Yoshiko melirik sampingnya ada Nathan dengan raut sendu menatap ke arahnya. Yoshiko tersenyum.
Tiba tiba tangan kanan Yoshiko digenggam erat. Yoshiko menengok ke kanan, Fandy menampilkan raut wajah datar menatap ke arahnya."Ehhh ada Kak Fandy.." ucap Yoshiko terkejut
"Hmm" Fandy hanya berdeham
"Lu udah baikkan?" Tanya Nathan
"Yah.. begitulah" ucap Yoshiko mengendikkan bahu
"Masih sakit nggak?" Kini Fandy buka suara
"Nggak sih udah mendingan" ujar Yoshiko
Sunyi lagi.
Nathan canggung. Sebenarnya ada yang mau ia sampaikan tapi ada Fandy di sampingnya.
"Kenapa Nath?" Tanya Yoshiko seolah paham dengan apa yang ada di pikiran Nathan
"Ah, anu ituu—" Ujar Nathan ragu
Fandy tetap tak mau bangkit. Sungguh sikap posesif nya ini sangat yahh merugikan dan sedikit menyebalkan bagi Yoshiko.
Nathan bingung. Ia ingin mengucapkan tapi mulutnya kelu, Fandy terus menatapnya sinis. Nathan jadi ragu untuk mengatakannya."Nanti aja deh, lupakan" kata Nathan
Yoshiko hanya mengangguk paham.
"Bentar lagi ulangan kan, Kak?" Tanya Yoshiko berusaha memecah keheningan
"Heem, ya gitu deh"
"Kenapa nggak belajar?" Tanya Yoshiko
"Kan jagain kamu"
"Ya, kenapa nggak belajar sekalian? Kan sayang udah kelas 9 nilainya jelek"
"Biarin. Demi kamu"
Yoshiko hanya mengangkat bahu nya acuh. Nathan menahan tawa. Sedangkan Fandy mendengus sebal.
Dasar gak pekaaa!! Batin Fandy
Dokter pun masuk dengan seorang suster dan mama Yoshiko.
"Gimana masih kerasa ada yang sakit?" Tanya dokter sambil mengarahkan stetoskopnya
"Nggak dok, cuma agak pegel aja" jawab Yoshiko
Suster itu mengecek tensi darah Yoshiko.
Lalu mengecek suhu dan mencabut infusan pada lengan Yoshiko.
"Kamu udah boleh pulang sekarang, kalo kerasa apa apa lagi langsunh ke sini aja ya. Oh iya, kamu jangan kedinginan ya" jelas dokter itu
Yoshiko mengangguk-angguk paham. "Siap dok!!" Serunya
Lalu dokter itu pamit.
Chiyo langsung membereskan barang barang di bantu oleh Fandy dan Nathan.
◎◎◎

KAMU SEDANG MEMBACA
Lose You (END)
JugendliteraturBased on true story. Hidupku tak se enak dan semudah yang kalian bayangkan. Mungkin kalian selalu melihat aku bahagia, tertawa ceria, memamerkan pacarku. Kalian selalu berkata "Enak ya hidup nya kayak di cerita novel" Salah. Akupun punya sisi lemah...