32. Karma

10 2 0
                                    

Part ini ditulis oleh Nayzaashfa dan zahranifadilaa


Sebenci-bencinya gue sama seseorang, gue masih manusia yang punya rasa iba, sayang. Karena pada dasarnya manusia itu lemah perasaannya.

°°°

Yoshiko POV

"Oma meninggal..."
Deg.
Jantungku berasa berhenti berdetak. Tiba tiba dada ini terasa sesak kekurangan pasokan udara.

"Bohong,." Ucapku lirih menahan tangisnya

Kak Fandy mengusap pundakku,
"Ayo siap-siap. Kamu nggak boleh lemah, ingat selepas sedih akan ada kesenangan"

Aku hanya mengangguk mengiyakan. Walaupun hal itu tak pernah terjadi padaku.

Kak Fandy merangkul ku lalu mengajak ku pulang.

____________

Aku memasukkan beberapa pakaian dan menyiapkan paspor ku.

Kami pun pergi ke bandara secepatnya.

___________

"Kak, kita ambil penerbangan tercepat?" Tanyaku

Kak Fandy melirik jam tangan peraknya,
"Iya, sekitar 30 menitan lagi"

Aku mengangguk dan duduk di bangku yang tersedia. Aku membuka ponselku, tepat Nathan menelpon ku.

"Hallo, Lo dimana sekarang?"
"Di bandara, mau kesana"
"Oh,Lo udah tau berarti Oma meninggal"
"Heem, mama gimana?"
Di seberang sana Nathan menatap Chiyo terbaring lemah, Nathan menghembuskan nafas kasar
"Masih belum ada perkembangan. Masih kaya sebelumnya. Sampe bandara nanti kasih tau gue, kalian langsung kesini. Lo sama Fandy kan?"
"Iya, nanti Tante Dina nyusul juga"
"Yaudah hati-hati"

Aku hanya mengiyakan lalu memutus telepon. Ku lirik kak Fandy yang sedari tadi melihatku, mungkin ia juga mendengar pembicaraan kami.

Kak Fandy memelukku. Cukup erat. Mungkin jika perempuan lain ia akan bahagia dipeluk senyaman ini. Bagaimana tidak, kak Fandy cukup Famous dengan keahliannya dalam akademik, musik, olahraga juga. Tapi aku justru gelisah dalam pelukannya. Tak nyaman rasanya.

Kak Fandy mengelus puncak kepalaku.
"Aku bingung, kamu diciptakan dari apa Kurosawa-chan. Kamu adalah perempuan tersabar, terkuat yang aku kenal. Melewati banyak peristiwa yang tak berujung indah, selalu kehilangan, jatuh bangun menjalani kehidupan di usia yang masih belia. Aku kalah oleh gadis seperti mu" ucapnya lembut

Entah kenapa mata ku berkaca-kaca mendengar ucapannya. Bukan nya aku baper, lebih tepatnya mengasihani hidupku sendiri yang tak mulus. Beruntung nya saat itu 15 menit sebelum penerbangan kami harus siap di dalam pesawat. Jadi air mata ku tak lagi berjatuhan. Aku menyekanya.

Aku berjalan menaiki pesawat. Lalu beberapa menit kemudian kami lepas landas tepat waktunya.

°°°°
Aku meraih ponsel ku. Aku keluar dari bandara dan mencari taxi ataupun bus.

"Hallo, Nath" itu bukan suaraku. Kak Fandy yang merebut ponselku
"Iya, udah sampe?"
"Gue otw sono, lagi nunggu taxi. Lo tunggu di lobby rumah sakit"
"Sip"

Lose You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang