Jika apa yang aku lihat ini halusinasi, maka biarkan aku tenggelam di dalamnya.
Part ini ditulis oleh Nayzaashfa dan zahranifadilaa
●●●
Yoshiko pulang ke rumah dengan Fandy, sementara ibunya di jaga oleh Nathan. Yoshiko menyiapkan beberapa koper. Koper berisi baju milik ibunya, milik dirinya, beberapa buku bacaan dan buku catatan, serta 1 tas berisi perhiasan serta buku tabungan ibunya.
"Udah semua ini?" Tanya Fandy sambil menyeka peluhnya
Yoshiko menyeret koper-koper beserta tas nya ke ruang tengah. Ia menatap foto-foto di dinding. Foto berfigura besar, foto keluarga kecilnya.
Cukup Jiwa dan hatiku yang pergi, Matahariku jangan. Batin YoshikoFandy mengusap punggung tangan Yoshiko lembut. "Pasti berat meninggalkan semuanya. I know how your feel. Be strong my baby girl!"
Mata Yoshiko beralih menatap foto yang lainnya. Matanya berkaca-kaca.
Fandy menyadari hal itu
"Apa aku gantian aja ya sama Nathan?"Yoshiko hanya diam dan memalingkan wajah.
"Baiklah, tenangkan dirimu dulu. You must have time to alone"
"Thanks" ucap Yoshiko lirih
Fandy segera melangkahkan kakinya menuju motornya, dan memacu kuda besi tersebut. Tangis Yoshiko tumpah.
Ia menatap fotonya dengan sang Papa.
Sudah cukup aku kehilanganmu, sudah cukup aku selama ini hidup dengan separuh jiwa yang masih bersemayam di raga yang tak lagi berarti tanpamu di sisiku.
Wahai Jiwaku, dapatkah ada seseorang yang dapat menggatikan tempatmu suatu saat nanti. Yang akan bersamaku hingga aku bisa kembali mengukir senyum ikhlas lagi.Tangisnya tumpah. Ia mulai terisak-isak, kini matanya beralih ke foto berikutnya.
Fotonya bersama Chandra saat di Kota Tua.Teruntuk kamu, pengisi hatiku saat ini bahkan sampai kapanpun. Kamu takkan pernah terganti, terimakasih telah hadir dan membuat hidupku sedikit berwarna dan berliku.
Terimakasih, telah sempat mengisi jiwaku yang hampir hilang dimakan kenyataan demi kenyataan. Kuatkan aku saat ini. Kuatkan aku untuk mempertahankan diri.
Disini, aku masih dengan perasaan yang sama. Perasaan yang takan pernah ku hapus, takkan pernah kulupakan, hanya ku kubur hingga suatu saat nanti aku menemukan pengisi yang bisa mencairkan kembali senyuman kaku ini.Yoshiko mengambil kedua foto itu dan memasukkannya ke dalam koper.
Seseorang mendekapnya hangat dari belakang, Yoshiko bergetar terkejut.
"Don't cry. Gue akan selalu ada, gue janji ga akan pernah pergi kecuali lo yang minta"
"Jangan janji, gue ga butuh janji. Semua orang pernah menjanjikan hal yang sama. Tapi pada kenyataannya mereka tetap pergi meski bukan gue yang minta" Kata Yoshiko lirih
"Gue buktiin, buktinya gue ikut sama lo ke Jepang dan nemenin lo disana"
"Sekolah gimana? Charissa?"
"Charissa udah gue kabarin, gue juga minta dia nganter kita ke bandara nanti. Dia ga bisa ikut, ngga di izinin ortunya. Sekolah? Kita homeschooling. So?" Jelas Nathan
KAMU SEDANG MEMBACA
Lose You (END)
Teen FictionBased on true story. Hidupku tak se enak dan semudah yang kalian bayangkan. Mungkin kalian selalu melihat aku bahagia, tertawa ceria, memamerkan pacarku. Kalian selalu berkata "Enak ya hidup nya kayak di cerita novel" Salah. Akupun punya sisi lemah...