33. Kejujuran

7 2 0
                                    

Part ini ditulis oleh Nayzaashfa dan zahranifadilaa vote and follow akun kita ya-!

Namanya juga cinta, ada yang harus merelakan lalu melupakannya. Ada juga yang memilih memperjuangkan nya meskipun mereka tahu konsekuensinya.

°°°
Yoshiko POV

Hari ini Tante Dina pulang ke Indonesia. Sendiri, karena kak Fandy masih ingin bersamaku katanya. Nathan seperti biasa menjaga mama. Setelah aku mengantar Tante Dina pulang, aku dan kak Fandy memutuskan jalan jalan sebentar sebelum kembali ke rumah sakit.

Kami hanya menyusuri jalanan. Kak Fandy menggenggam tanganku erat.

"Kak, aku capek duduk dulu yuk di taman depan" ajakku sambil menunjuk taman yang cukup besar.

Taman itu luas, dan di desain untuk anak-anak tapi banyak juga orang dewasa disana. Di tengah taman itu ada air mancur berdiameter 5 meter. Di tepiannya banyak kursi dan bangku bangku untuk pengunjung taman. Tak hanya itu, ada beberapa mainan anak-anak seperti perosotan, jungkat-jungkit, ayunan dan lainnya.

Kami duduk di dekat air mancur itu. Banyak anak kecil berlarian kesana kemari mengejar burung burung. Aku meluruskan kakiku. Aku bergerak gelisah saat mendapati ada Chlorenz di seberangku. Tersenyum padaku, sangat manis. Mengingatkan ku pada Chandra.

Ah, Chandra. Aku selalu merindukan nya.

"Kenapa? Ada yang kamu pikirkan?" Suara kak Fandy mengejutkan ku

Aku sebenarnya ingin mengungkapkan sesuatu tapi tidak enak hati. Aku ragu untuk mengucapkan nya.
Ku lihat Chlorenz juga sibuk bermain.

"Emm entahlah"

"Tentang apa? Kehidupan mu atau mungkin..... Perasaan ya?"

Deg.

Bagaimana bisa ia tau. Kalimat terakhir nya benar benar menohok.

"Benar ya tentang perasaan?" Kak Fandy kembali memojokkan ku

Aku hanya diam tak berkutik

"Aku sudah tau, Yoshiko" lanjutnya

Hei, kau tau apa? Aku bahkan belum mengatakan apapun.

"Mudah sekali membaca nya dari gerak gerik dan sikapmu selama ini, bahwa..." Ia menggantungkan ucapan nya

"Bahwa?" Tanpa sadar aku malah mengucapkan itu.

Kak Fandy menatapku dalam, ia tersenyum sangat sangat tulus.

".... kenyataan nya, you'll never love me"

Aku tertegun, aku mengalihkan pandangan. Entah kenapa hatiku gusar.

"Terlihat dari sikap mu saat aku menyentuh mu, kamu tidak nyaman, gelisah, dan aku tak pernah merasakan degupmu"

"Aku tahu, aku terlalu memaksakan diri untuk memilikimu tanpa memikirkan hati mu. Kamu mencintai seseorang bukan? Dan kamu malah memilih menerimaku dengan terpaksa. Jujur saja, aku sangat berterimakasih karena mu hari ku berjalan bahagia, karena kehadiran mu membuat keberadaan Ku lebih hidup. Aku sangat mencintaimu, aku tau aku terlalu memaksakan perasaan ini. Pikirkan baik-baik, siapa yang kau cintai? Dan ucapkanlah padaku agar aku bisa segera mengambil tindakan. Mengubur rasa ini dalam dalam dan membiarkan mu bahagia bersama orang lain. Kini aku tak mau lagi memaksakan nya, kurasa kamu butuh kebahagiaan kalau seperti ini kamu akan tertekan. Jadi aku akan meminta mama untuk memutuskan pertunangan kita, dan kita tetap bersahabat. Kau, berbahagialah" kak Fandy beranjak dari duduknya

Lose You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang