Pagi-pagi sekali Yuichi terbangun dari tidurnya sembari mengusap-usap matanya.
"Kaa-cha"ia menoleh ke sisi kirinya namun hanya ada Haruki yang masih terlelap disana.
Ia menoleh ke arah pintu kebingungan mencari sang ibu.
"Kaa-cha..."Ujar Yuichi pelan
"Ng? kau sudah bangun?"Ujar Tatsuya pelan sembari menggendongnya dan memeluknya
"Kaa-cha?"tanya Yuichi lagi
Tatsuya mengusap rambut anak itu lembut kemudian memeluknya.
"Kita harus tidur lagi Yuichi Kun.. "Ujar Tatsuya
"Kaa-cha... "Air mata Yuichi mengalir deras. Ia terus memanggil-manggil Aki tanpa henti dan meronta melepaskan diri dari pelukan Tatsuya
"Yuichi.. Kemarilah... "Panggil Haruki yang baru saja tersadar karena teriakkan Yuichi.
Ia menghapus air mata Yuichi dan segera menggendongnya keluar dari kamar. Saat itu pukul 5 pagi, bahkan suasana di luar masih agak gelap.
"Kaa-chaaa... " tangis Yuichi
Kazusa yang mendengarkan suara Yuichi langsung saja terbangun dari tidurnya.
"Apa... Apa lagi yang sedang terjadi?!" tanya Kazusa.
Zen menggeliat menatap Kazusa sebentar kemudian kembali terlelap. Kazusa mengangkat selimut kecilnya dan menutupi bahunya. Ia melesat keluar dari kamarnya mengikuti arah datangnya suara tangisan Yuichi itu.
"Kaa-san?"sapa Kazusa yang melihat Haruki baru saja akan duduk di kursi taman yang menghadap ke danau"Kazu...
"Ada apa?"tanya Kazusa. Ia menghampiri Haruki dan Yuichi kemudian berjongkok sembari memperhatikan wajah Yuichi.
"Yuichi...ada apa?"tanya Kazusa sembari mengusap air mata yang membasahi pipi Yuichi
"Kaa-cha.."Suara Yuichi bergetar dan tersedu-sedu memanggil sang ibu
Kazusa menoleh ke arah Haruki dengan penuh tanya.
"Maafkan kaa-san"Ujar Haruki pelan
"Aku tidak bisa punya anak lagi. Aku tidak bisa memberikan Tatsuya-san seorang pewaris takhta lagi...aku berpikir diriku yang seperti ini tidak akan berguna lagi hingga akhir hayatku. Namun akhirnya Aki mempercayakan Yuichi padaku, Walaupun itu berarti ia menghancurkan kebahagiaanya sendiri... Hanya ini yang bisa kulakukan, menjaga dan membesarkan Yuichi dengan segenap hatiku...maafkan aku, aku dan ayahmu tidak punya pilihan lain"Ujar Haruki
Kazusa menatap Haruki lekat-lekat namun kemudian sebutir air matanya jatuh dan membasahi pipinya begitu saja. Ia menundukkan kepalanya di lutut Haruki kemudian mulai terisak."Mengapa ia yang harus menanggung semuanya? Ini salahku, namun selalu ia yang jadi korbannya...Jangan lakukan ini kaa-san...aku bersedia mengugurkan anak ini bahkan jika itu berarti Zen harus membenciku"Ujar Kazusa pelan
Yuichi yang melihat Kazusa terdiam sejenak.
"Kazu...jangan berkata seperti itu, anak itu akan sangat sedih mendengarnya"Ujar Haruki sembari mengusap kepala Kazusa.
"Jangan menangis Kazu, setiap kali aku melihat kalian menangis aku selalu merasa bersalah karena tidak pernah menjadi seorang Ibu yang bisa membawa kebahagiaan untuk kalian, sejak kalian masih kecil hingga saat ini...Aku kehilangan kalian namun akhirnya berjumpa kembali dengan kalian, setelah berjumpa bukannya melindungi dan membahagiakan kalian, aku malah membuat kalian melewati jalan yang sama sepertiku...terutama Aki, ia melewati semua hal buruk itu sendirian, dan kini aku membuatnya merasakan hal yang sama lagi, yang hanya bisa menghancurkan hatinya..."Ujar Haruki pelan. Ia menghembuskan nafasnya pelan kemudian menciumi kepala Yuichi.
"Maaf, Yuichi-kun..."Ujar Haruki lagi sembari terisak pelanWajah Yuichi kembali memerah seolah-olah ia sangat paham akan apa yang sedang dirasakan Haruki. Ia memeluk Haruki kemudian kembali menangis namun tak berani mengeluarkan suaranya.
"Kaa-san... jangan menyalahkan dirimu..."Ujar Kazusa
Ia duduk disamping Haruki sembari menatap ke arah danau yang perlahan-lahan mulai terang karena disinari mentari pagi."Kaa-san...Aku juga sangat menyayangi Aki..."Ujar Kazusa pelan. Ia menggenggam ujung selimutnya erat dan menghembuskan nafasnya.
"Kaa-san ingat apa yang pernah kukatakan pada kalian saat Aki baru saja mengandung Yuichi? Aku sangat menyukainya, tidak... aku mencintainya, aku ingin menikah dengannya...kau ingat kaa-san? itu bukan candaan... bukan Shuichi yang kucintai...namun Aki. Aku egois ingin memilikinya, mencoba segala cara, bahkan tidur dengan Shuichi untuk memisahkan mereka dan menendang Shuichi keluar dari sini... namun pada akhirnya aku hanya menyakitinya. Aku menjijikan bukan?"Ujar Kazusa pelan
Haruki menatap Kazusa dengan sangat terkejut.
"Kazu..."
"Maaf...aku tidak bisa menghilangkan perasaan itu begitu saja... Bahkan hingga saat ini, ketika Aki dan Shuichi malah berakhir mencintai satu sama lain... aku melarikan diri dari kenyataan dan mencari kepuasan untuk diriku sendiri, namun aku malah kembali membawa bencana untuknya...Aku tidak pantas menjadi seorang kakak untuknya..."Ujar Kazusa lagi
"Aku berharap kau segera mengubah cara pandangmu terhadap Aki, Kazu... Kalian tumbuh bersama di dalam rahimku, kalian adalah darahku dan Tatsuya-san... Jangan jadi seperti pamanmu, kakakku yang akhirnya hanya menghancurkan keluarga kami dan membawa petaka untuk kakek dan nenekmu. Jika kau melanggar batas itu...Sebaiknya kau membunuhku terlebih dahulu... "Ujar Haruki dengan tegas.
"Dan... Aku akan meminta Tatsuya-san untuk mempercepat pernikahanmu dan Zen. Aku tidak ingin kau tetap disini, pergilah bersama Zen dan jangan melakukan apapun lagi..."Lanjut Haruki
Kazusa terdiam dan tak bicara apapun lagi.
Haruki langsung saja bangun dan meninggalkan Kazusa yang masih terisak sendirian disana.
"Maafkan aku kaa-san... "Ujar Kazusa pelan
.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
RomanceCerita ini adalah kelanjutan dari 'Loveless' Hubungan Shuichi dan Aki tidak pernah berjalan mulus bahkan setelah kelahiran putra pertama mereka.Walaupun Shuichi masih tidak dapat melupakan Kazusa, namun hatinya sudah mulai memilih Aki. Disisi lain...