Chapter 15

2.2K 296 6
                                    

Shuichi terlihat buru-buru membuka pintu kamar Yuichi namun betapa kecewanya ia tidak menemukan siapapun di dalam.
"Yang Mulia pasti menyelinap keluar lagi"ujar sang pelayan
"Sejak kapan anak itu belajar untuk kabur...dan lagi lewat jendela..."ujar Shuichi pelan
"Maafkan aku, mungkin agak lancang bagiku memberi Anda saran, namun mungkin akan lebih baik membiarkan Yuichi-sama tenang untuk sementara waktu"ujar pelayan tersebut.
Shuichi terdiam sejenak sembar menatap jendela kamar yang terbuka lebar dan pecahan vas disudut ruangan.
Ia menghembuskan nafasnya pelan dan segera mengangguk.
"Aku mengerti"Ujar Shuichi pelan
Ia keluar dari ruangan itu dan segera menemui Tatsuya.
"Biar kutebak...kau juga kewalahan"Ujar Tatsuya
"Kurasa ia butuh waktu, Tatsuya-sama..."ujar Shuichi
"Aku mengerti...biarkan aku bicara dengannya terlebih dahulu"ujar Tatsuya pelan
"Tolong sampaikan padanya,Aki sangat merindukannya"Ujar Shuichi
"Maafkan aku...aku tidak dapat menyinggung nama Aki. Bahkan saat ini aku membiarkanmu bertemu dengannya karena sebenarnya ia berusaha kabur dari istana ini. Jika aku menyinggung nama ibunya ia akan semakin tidak betah untuk tinggal di Istana ini"ujar Tatsuya dengan tegas

Shuichi hanya menunduk dan terdiam sejenak.
"Disamping masalah Yuichi, bisakah aku membawa Kikyo masuk ke istana sekali saja?"tanya Shuichi
"Anak itu seharusnya tidak terlahir. Karena dirinya semuanya jadi berantakan seperti ini dan Yuichi terpaksa harus kuambil darimu."ujar Tatsuya
"Aku mengerti"ujar Shuichi dengan wajah yang agak kecewa.
Ketika ia akan membuka pintu ruangan itu, suara Tatsuya kembali terdengar.
"Jika kau ingin membawanya untuk sekedar berkeliling aku tidak melarangmu. Namun jika Yuichi semakin membencimu, jangan salahkan aku dan jangan pernah membawanya untuk bertemuku ataupun Haruki, aku akan segera mengusirnya keluar dari istana ini"ujar Tatsuya
Shuichi segera berbalik dan menunduk kemudian keluar dari ruangan itu.
.

.

.
Malam itu, Aki dan Kikyo baru saja kembali. Gadis kecil disamping Aki terlihat senang membawa semua manisan dari kediaman Mikazuki.
"Tou-san!"seru Kikyo
"Kalian sudah kembali? bagaimana acara hari ini?"tanya Shuichi sembari mengusap rambut Kikyo
"Kazusa-sama memberiku banyak oleh-oleh...dan aku membawakan semuanya untuk tou-san"Ujar Kikyo
Aki yang berdiri dibelakang Kikyo masih terdiam sembari menatap Shuichi.
"Kikyo... Mandilah dulu. Kaa-san akan meminta pelayan menyiapkan makan malam kita. Kau bisa menyimpan manisan ini untuk nanti"ujar Aki sembari menyamakan tingginya dengan Kikyo
"Ng! Baiklah!"ujar gadis kecil itu bersemangat dan menyodorkan sekeranjang manisan itu kepada Aki kemudian segera menuju ke kamar mandi.

"Kau terlihat lelah...apa ayah mengatakan sesuatu?"tanya Aki pelan
"Duduklah dulu Aki"ujar Shuichi
Aki pun menuruti perintahnya dan duduk di samping Shuichi.
"Aku...diminta untuk menjadi pengajar bagi Yuichi"ujar Shuichi pelan
Aki terlihat agak terkejut.
"Lalu...kau bertemu Yuichi?"tanya Aki pelan
Matanya terlihat berkaca-kaca saat menatap Shuichi.
Shuichi hanya menjawabnya dengan mengangguk pelan.
"Aku....aku senang sekali... Ya ampun Shuichi-san,aku tidak tahu harus mengatakan apa lagi...aku benar-be ar sangat bahagia"ujar Aki, Air matanya keluar begitu saja ketika ia mengungkapkan perasaannya itu.
"Ia pasti sudah sangat besar... Ia pasti tumbuh jadi anak yang baik. Sayang sekali aku tidak dapat melihatnya..."ujar Aki sembari menghapus air matanya berulang kali.

"Ya..ia sudah besar...hanya saja..."Shuichi terdiam sejenak
"Shuichi-san?"
"Maaf Aki...aku akan bicara dengannya nanti."ujar Shuici lagi
"Aku tahu ini akan terjadi... Jika aku jadi dirimu, Biarlah ia membenciku. Asalkan ia tumbuh dengan baik. Aku membiarkan ayahku membawanya dan jika kini aku datang dan minta maaf padanya seolah-olah hal itu tidak pernah terjadi, aku orang tua yang buruk...Namun Shuichi-san, Aku sangat bahagia kau sudah bertemu dengannya Shuichi-san"ujar Aki
"Hei...jangan menangis. Kikyo dan anak ini akan ikut-ikutan sedih saat melihatmu"ujar Shuichi
"Maafkan aku...aku tidak bisa menyembunyikan kegembiraanku. Setidaknya salah satu dari kita sudah bertemu dengannya"ujar Aki
Shuichi segera berdiri dari kursinya dan memeluk Aki.
"Tenanglah... caramu menangis tidak terlihat seperti orang yang sedang bahagia.Jangan seperti ini Aki"ujar Shuichi

"Aku ingin melihatnya..."ujar Aki sambil menangis tersedu-sedu
"Aki...maafkan aku..."ujar Shuichi pelan
"Menyakitkan sekali...apa maafmu berarti bahwa aku tidak bisa menemui putraku?"tanya Aki
Shuichi tidak menjawabnya. Ia hanya mengusap rambut Aki, dan berharap Aki bisa tenang saat ini.
"Ia bahkan tidak ingin bicara denganku dan melarikan diri dariku, Aki... Jika kau tahu hal ini... Aku...aku tidak sanggup mengatakannya padamu. Maafkan aku" Shuichi merenung sejenak. Semenjak ia kembali ia terus memikirkan cara untuk bicara pada Yuichi, namun sia-sia, pikirannya kalut dan tak dapat menemukan solusi apapun. Ia berniat bicara pada Aki, karena ia berpikir Aki dapat memberikannya sedikit pencerahan, namun kini ia sadar, ia hanya menambah masalah.
"Aki?"tanya Shuichi ketika tangisan Aki terhenti
Ia menoleh ke arah Aki yang terkulai lemas dipelukannya.
Shuichi segera menggendong Aki dan membawanya menuju ke kamar mereka.
"Mikumo-san! Panggilkan dokter sekarang juga!"Teriak Shuichi pada kepala pelayan rumah itu
"Baik. Shuichi-sama"Ujar Sang pelayan dan dengan sigap meraih telepon rumah tersebut.

"Kaa-san..."ujar Kikyo lirih
"Kaa-san baik-baik saja...biarkan kaa-san istirahat"ujar Shuichi
"Lalu mengapa tou-san memanggil dokter jika kaa-san baik-baik saja?"tanya Kikyo polos namun suaranya terdengar seperti sedang menahan tangisnya.
"Kita harus memastikan adikmu baik-baik saja Kikyo-chan. Berjanjilah pada ayah kau tidak akan menangis"Ujar Shuichi sembari mengulurkan jari kelingkingnya pada Kikyo.
Gadis kecil itu mengangguk dan juga menautkan jari kelingking kecilnya dengan jari kelingking sang ayah.
Ia kemudian segera mendekati Aki yang tengah berbaring dan memegangi tangan Aki.
"Kaa-san..."
"Shuichi-sama, dokter sudah tiba"ujar Mikumo
"Silahkan masuk"ujar Shuichi. Ia mengangkat Kikyo yang sedang duduk di samping Aki dan menggendongnya.

Mereka terus memperhatikan sang dokter yang sedang memeriksa Aki.
Setelah beberapa saat sang dokter berbalik dan menatap Shuichi.
"Beliau baik-baik saja. Hanya saja, tolong jaga beliau agar tidak terlalu depresi. Jika terus depresi, beliau bisa membahayakan Janinnya...."Ujar Sang dokter.
"Aku mengerti"Ujar Shuichi pelan
"Anda bisa membeli obat-obat ini untuk Beliau.
Jika anda ingin mendiskusikannya dengan dokter Istana terlebih dahulu, ini saran dapat yang kuberikan"ujar Sang dokter.
"Aku percaya pada Anda Sensei... Lagipula, kami hanya orang biasa saat ini, tidak perlu sampai berkonsultasi dengan orang-orang dari Istana"ujar Shuichi pelan.
"Baiklah Sekimura-sama. Anda bisa memanggilku kapan saja jika Anda membutuhkanku. Aku permisi"Ujar Sang dokter.
Sang pelayan pun segera mengantarkan dokter itu keluar dari ruangan tersebut.
Kikyo yang dari tadi hanya mendengarkan akhirnya meminta untuk diturunkan dari gendongan sang ayah.
"Apa karena Kikyo kaa-san seperti ini? Kikyo berjanji tidak akan nakal lagi dan akan selalu membantu kaa-san."ujar Kikyo pada Aki yang sedang terlelap itu.

"Bukan salah Kikyo...ini salah tou-san. Tou-san juga berjanji akan menjaga kaa-san dengan baik"ujar Shuichi.
Kikyo melihat Shuichi dengan agak sedih kemudian memeluknya.
"Kemarilah...kau belum makan malam bukan?"ujar Shuichi sembari menggendongnya lagi
"Nee...Kikyo, ingin menemani ayah ke istana?"tanya Shuichi
"Kikyo ingin menjaga kaa-san"ujar Kikyo pelan
"Kikyo tidak ingin bertemu dengan anggota keluarga yang lain? Jii-chan, baa-chan, dan Yuuki obaa-chan juga sering berkunjung ke istana,Kikyo mungkin dapat menemuinya juga"ujar Shuchi
"Namun, kaa-san akan sendirian"ujar Kikyo
Shuichi terdiam sejenak. Namun kemudian ia tersenyum kecil
"Tou-san mengerti. Kikyo anak yang baik"ujar Shuichi pelan
.

.

.

Pagi ini Aki membuka matanya perlahan mendapati seorang gadis kecil tengah tertidur pulas di sampingnya.
"Bagaimana perasaanmu?"tanya Shuichi yang tengah bersiap-siap
"Aku baik-baik saja...maaf...aku merepotkanmu"ujar Aki
"Tidak apa-apa Aki...Jaga dirimu dan bayi ini"ujar Shuichi pelan
"Ya"Ujar Aki pelan
Ia kemudian mengusap rambut Kikyo lembut sembari tersenyum
"Ia bilang ia ingin menjagamu"ujar Shuichi
"Kikyo anak yang baik, sayang sekali...ayah dan kaa-san...
"Tidak perlu membicarakannya lagi Aki..."
Aki hanya menunduk dan tak mengeluarkan sepatah katapun. Ia takut Kikyo mungkin akan mendengarnya. Mendengar kenyataan yang menyakitkan, bahwa ia tidak di inginkan oleh beberapa orang. Selain itu, jantungnya maaih berdegup kencang setiap kali ia membayangkan wajah kecil Yuichi dulu. Ia tidak bisa berhenti memikirkannya.
"Aki...
"Hm?"
"Percayalah...Jika semua ini takdir, segala sesuatu yang terbaik untukmu, untukku, Yuichi maupun Kikyo akan indah pada waktunya. Yuichi sudah bukan anak kecil lagi, jika terus mengkhawatirkannya, bukankah itu berarti kita tak percaya padanya?"Ujar Yuichi sembari berjongkok dihadapan Aki
Aki membuka matanya lebar-lebar saat ia menatap Shuichi. Sebutir air matanya mengalir keluar begitu saja.
"Aku mengerti...aku mengerti Shuichi-san..." Ujar Aki pelan
"Jangan menangis lagi,jangan menyakiti diri sendiri, dan anak ini, suatu saat Yuichi juga pasti ingin melihatnya"Ujar Shuichi
Aki segera menghapus air matanya, dan berusaha tersenyum walaupun hatinya masih tidak siap merelakan Yuichi.



Bersambung...

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang