8

1K 33 0
                                    

.
.
.
.
.
.
.

Nana benar benar terkejut saat dia baru saja ingin kembali Ke kelasnya setelah mengambil bukunya di loker.

5 orang kakak kelas tiba tiba menghalangi jalannya di koridor yang terlihat sepi.

"Permisi ka"

Wajah mereka sunguh membuat nana muak melihatnya. Mereka menatap nana seperti melihat seorang wanita rendahan.

"Sok ngak berdosa banget Lo ya! "

Nana menatap cewek itu kesal. Baru dia ingat. Mereka adalah cewek cewek berpakaian chears Yang berisik saat menyaksikan kenzie tanding kemarin. Dan cewek Yang sekarang berada di depannya adalah cewek Yang menyukai kenzie. Si cewek kecentilan.

"Gue denger Lo masih baru ya disini? Oh pantes aja Lo belum tau siapa kita"

"Kenalin gue Aurel. Pacarnya kenzie"

'Ha? Pacarnya? Kenzie aja selalu cuekin Lo! Dan skarang Lo ngaku ngaku jadi pacarnya? '
Batin nana dalam hati. Sebenarnya dia ingin sekali mengatakanya secara langsung tapi dia berusaha menahan dirinya agar tidak terpancing emosi

"Lo Ada hubungan apa sama dia?! "

Nana menggeleng" kita cuma temenan ko"

"Temenan? Terus kenapa Lo pake minta dianterin pulang sama dia segala? Ha? "

"Apa? Sorry ka tapi gue ngak pernah minta dia nganteri gue pulang" dan kali ini nana tak bisa lagi menahan mulutnya untuk mengeluarkan kata kata

"Alahhh mau ngeles Lo? Berani Lo sama gue?! Ha? Jauhin kenzie mulai skarang!!" cewek itu menarik tangan nana kasar

"Awh.. Lepasin! Gue berani sumpah. Gue ngak pernah minta diantar pulang Sama kenzie ko. " teriak nana kesal menatap cewek Ber make up di hadapannya itu.

"Songong Lo ya! Lo mau gue kasih pelajaran dulu baru ngak ngelawan Ha? Mau gue---"

"Ada apaan sih ribut ribut disini?! Woy Rel lepasin ngak tangan Lo. Kasian anak orang!! "

Untunglah ka rian datang. Lagi lagi sebagai penyelamat nana di saat genting.

Rian melepas tangan Aurel Dari lengan nana.
Nana meringis kesakitan. Melihat tangannya merah akibat gengaman kuat itu

"Apaan sih Lo. Ini bukan urusan Lo! " bentak Aurel kesal pada rian

"Oh jelas ini urusan gue! Gue ketua osis disini. Jadi gue berhak buat ikut campur. Apalagi Lo Yang lagi lagi mau unjuk senioritas! " balas rian dan mampu membuat Aurel tak bisa berkata apa apa

"Mending Lo pergi deh Dari sini. Dan jangan gangguin dia lagi. Atau bakal gue laporin sama kepala sekolah! "
Ancam rian yang tak tahan dengan sikap aurel yang selalu unjuk senioritas

"Laporin aja. Lo pikir gue takut! "
Ujar Aurel kesal tapi kemudian pergi juga Dari hadapan mereka berdua

"Lo ngak papa? "

Nana menggeleng. Padahal dia mencoba menahan rasa perih di tangannya akibat cengkraman Aurel

"Ngak papa gimana? Itu merah Lo"

"Ngak papa. Makasih ya"

"Lo mau Ke mana? "

"Kelas"

"Tadi temen Lo nyariin. Kalo ketemu katanya dia udah Ke kantin duluan. Lo nyusul dia aja"

Nana mengangguk

"Yaudah yuk barengan gue juga mau Ke kantin"

****

Kenzie mengedarkan pandangannya Ke seluruh penjuru kantin tapi belum juga melihat keberadaan nana. Hanya Ada temannya saja Yang sedang duduk di Salah satu kursi

Ananta(selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang