39

568 25 0
                                    

🐒
.
.
.
.
.

Kedua mata gadis itu menatap lurus lurus ke cermin besar yang ada di kamarnya yang memantulkan dirinya yang terlihat sangat cantik sempurna
Tapi entah kenapa nana susah sekali untuk tersenyum. Harusnya dia girang bahagia untuk malam ini tapi kenapa rasanya ia malah ingin mengganti bajunya dan tidur. Kenapa suasana hatinya malah jadi seperti ini? Ini tidak sesuai harapan ini tidak sesuai impiannya. Padahal dia sudah tampak cantik. Bahkan sangat cantik memakai dress berwarna gold itu. Tapi kenapa hati nya malah merasa risih bukannya bahagia? Itu pikiran egonya. Egonya tidak bahagia tapi hatinya sungguh bahagia

Dua hari ini dia tak lagi bertemu dengan pria itu. Meski selalu menghubungi nya tapi nana tak pernah membalas apapun. Terlalu kecewa, mungkin. Kata mamanya. Papanya. Dava. Pembantunya. Teman teman kuliahnya. Dia selalu mencari nana tapi tak pernah ketemu. Nana memang tukang sembunyi yang handal

Tapi hari ini dia tak mungkin bisa sembunyi lagi. Bagaimana bisa dia sembunyi di hari bahagianya. Apalagi orang tuanya yang sudah sangat exetid bertemu denganya. Bertemu dengan yang selalu disebut calon menantunya?  Tentu saja nana tak ingin mengecewakan mereka seperti anak mereka yang sudah menggecewakan nana kan? Dia tak sejahat itu.

Nana menatap layar hpnya yang menampilkan sebuah pesan terakhir dari kenzie

Aku kangen

Dan dia pikir nana tidak? Bagaimana mungkin dia tak merindukan seseorang yang hampir tiap hari bertemu dengan nya? Memberinya senyuman jika bertemu? Apa dia berfikir nana tak merindukan dia?

Pria jahat

"Ko malah ngelamun sih? " suara lembut itu agak mengagetkan nana. Hampir saja air matanya jatuh lagi

Nana hanya menggeleng lemah

"Itu di depan udah di tungguin "

Nana mengangguk lalu segera mengikuti langkah mamanya keluar dari kamar

"Senyum na. Ko mama liat kamu ngak bahagia sih? "

"Apaan sih mama "

Tidak bahagia? Tentu saja nana bahagia tapi tetap saja rasa sakit itu masih bisa dirasakannya. Bisa dibilang nana sedang merasa bahagia sekaligus sedih.

***

"Aku pikir kamu ngak bakalan dateng"

Nana merasakan sebuah tangan kekar menarik tanganya ketika dia baru saja keluar dari toilet untuk memperbaiki make up. Tangan itu menarik tangannya untuk masuk ke dalam toilet itu kembali dan segera memeluknya erat. Sangat erat

"Ke mana aja na? Aku kangen" bisiknya masih dalam posisi

Sungguh nana ingin sekali membalas pelukan itu dan membisikan hal yang sama tapi itu tak dilakukannya. Yang dilakukannya malah yang sebaliknya. Dia diam dan tak mengatakan apapun bahkan matanya terasa lelah untuk kembali menangis

"Kenapa kamu ngak mau dengerin penjelasan aku dulu? "

"Lepas ken "  bahkan ketika mengatakan itu saja nana tak bergerak untuk menyentuh kenzie walaupun mereka sudah saling menyentuh

Pelukan yang erat itu perlahan merenggang dan akhirnya terlepas. Kenzie tersenyum miris, yang mungkin ini untuknya sendiri. Pria tinggi itu terlihat sudah tak memakai toga nya lagi. Kini pria itu memakai celana tisu dan ber-atasan kemeja putih polos berlengan panjang yang dilipatnya hingga siku

"Aku salah aku minta maaf "

"Aku udah maafin ko " jawab nana tampa menatap mata kenzie matanya hanya memandang lurus ke dada kenzie yang berhadapan dengannya

Ananta(selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang