🍂 셋 🍂

3K 226 4
                                    

Pagi ini adalah hari pertama bagi Dio dan Ayesha tinggal bersama. Hanya berdua. Entah memang kebetulan atau hanya kebiasaan, Dio bangun lebih dulu dari Ayesha. Segera dirinya memasuki kamar mandi, lalu melangkah ke dapur untuk menyiapkan sarapan.

Dio memang tipe orang yang mandiri. Tidak akan merepotkan orang lain jika dirinya masih bisa melakukan sendiri.
Pagi ini dirinya yang akan memasak. Mungkin membuat nasi goreng dan susu coklat sudah cukup untuk mereka berdua.

Sepuluh menit ia habiskan dalam menyiapkan sarapan. Setelahnya ia kembali ke kamar untuk membangunkan istri kecilnya.

Namun siapa sangka, istrinya tersebut baru saja keluar dari kamar mandi dengan rambut yang setengah basah.
Langkah Dio terhenti di depan pintu setelah dia membuka pintu barusan. Ia memperhatikan aktivitas istrinya yang sekarang berjalan ke arah meja rias sambil mengeringkan rambutnya menggunakan handuk.

Kakinya melangkah perlahan untuk menghampiri sang istri. Berdiri di belakang istrinya yang sedang duduk, perlahan ia bertanya,

"Mau dibantuin gak?" Ayesha menoleh sambil tersenyum. Sedari tadi dirinya memperhatikan sang suami yang melangkah pelan ke arahnya melalui cermin.

"Kakak kenapa sih?" ia terkekeh melihat ekspresi suaminya, kenapa kaku banget sih!

"Enggak. Aku tanya, kamu mau dibantuin gak?" Dio gugup, baru kali ini dia melihat istrinya dalam jarak yang dekat setelah mereka tinggal berdua.

"Emang Kakak mau bantuin apa?" Ayesha balik bertanya, bermaksud menggoda. Siapa sangka pertanyaannya itu malah membuat Dio semakin gugup. "I-itu, rambut kamu.." Ayesha menautkan alisnya, "Rambutku kenapa?"

"Aish, udah deh. Pokoknya cepet ya, kita sarapan!" Dio berseru kesal, Ayesha tersenyum. Suaminya benar-benar lucu.

Sebelum Dio membalikkan badan, sudah ia tahan lebih dulu lengan suaminya, kemudian tersenyum menatapnya. "Iya, Kakak boleh bantu kok. Mau bantu keringin rambutku, 'kan?" Ayesha mengulurkan handuk yang dipegangnya kepada Dio, kemudian kembali menghadap cermin.

Dio masih terdiam. Dia merutuki dirinya yang terlalu kaku ini, bicara jujur rasanya sulit sekali.

Menyadari keterdiaman suaminya, Ayesha kembali memutar tubuhnya,

"Kakak kenapa? Gak bisa?" Dio masih diam, "Kalo gak bisa ya udah biar aku aja." ketika hendak mengambil kembali handuknya, tangannya tertahan di udara saat Dio berucap, "Udah aku aja, kamu diem." ia mengangguk, kembali memutar tubuhnya menghadap cermin.

Perlahan Dio mengusap rambut Ayesha menggunakan handuk, dengan perlahan juga aroma stoberi menguar dari rambut istrinya.

"Lain kali kalo emang penting, Kakak bisa ngomong langsung ke aku. Eh, yang gak penting juga boleh kok!" lisannya menginterupsi kegiatan Dio, suaminya itu hanya mengangguk, kemudian kembali melanjutkan kegiatannya yang sempat terhenti, "Maaf ya kalo misalnya kamu keganggu sama sikap aku yang kaku gini." terdengar lirih, tapi masih bisa diterima telinga Ayesha.

"Ih, gak apa-apa tau, yang namanya hubungan 'kan saling melengkapi. Kalo kakak kalem, dapet aku yang pecicilan gini 'kan malah cocok jadinya." Ayesha tersenyum. Benar-benar manis di mata Dio.

"Oh iya, kamu suka aroma stoberi?" Dio memulai topik lain, awalnya Ayesha bingung, kemudian dirinya mengangguk mengerti. "Oh ini, awalnya diajakin Kak Baekhyun sih, coba-coba. Soalnya dia bilang wanginya enak. Eh, malah keterusan sampe sekarang." Ayesha bersemangat dengan ceritanya, membuat Dio mendengarkan dengan senang hati.

Setelah selesai, Dio membantu menyisir rambut Ayesha, sedangkan Ayesha sibuk menatap ekspresi serius suaminya. Sadar sedang ditatap, Dio bersuara, "Udah?"

My Husband | Do Kyungsoo [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang