🍂 서른 다섯 🍂

2K 144 31
                                    

Siap? Hehe.













































Sebenarnya, saat menelepon Ayesha tadi, posisi Dio sudah sampai di Bandara Internasional Halim Perdanakusuma, Jakarta. Ya, tepat setelah semua urusan selesai, lelaki itu langsung berangkat ke Bandara Internasional Adisucipto, Yogyakarta, agar bisa segera pulang menemui istri tercinta.

Dio memang tak bilang ke siapapun bahwa hari ini dirinya akan pulang, hitung-hitung sebagai surprise untuk Ayesha. Beruntung sudah dari kemarin-kemarin Ayesha mengatakan bahwa perempuan itu tinggal di rumah Bundanya, jadi Dio tak akan mengacaukan kejutan yang ia buat sendiri.

Dari Bandara, Dio langsung meluncur ke rumah orangtuanya. Tapi yang dilihatnya adalah kondisi rumah yang benar-benar sepi.

"Udah pada tidur kali ya?" monolognya.

Dio mencoba mengetok pintu, namun tetap tak ada sahutan. Lelaki itu meraih ponselnya yang ada di saku, hendak menghubungi orangtuanya, namun yang didapati adalah ponselnya yang mati.

"Mas Dio!"

Dio langsung berbalik mendengar namanya dipanggil. Orang itu berjalan mendekat. "Mas Dio 'kan?"

Dio mengangguk.

"Itu, Ibu sama Bapak tadi buru-buru ke Rumah Sakit, katanya Non Echa mau melahirkan."

Hah? Bukannya masih seminggu lagi?

Dio yang panik buru-buru berlari keluar komplek untuk mencari taksi, tapi sebelumnya, "Pak, saya titip bawaan saya, jagain!" teriaknya sambil berlari.

Beruntung tak perlu menunggu lama taksi berhasil Dio dapatkan. Langsung dimintanya Pak supir untuk mengebut menuju Rumah Sakit, karena tujuan Dio sekarang adalah Ayesha, istrinya, juga calon anak mereka.

Dan jangan lupakan, janji Dio untuk menemani Ayesha.

"Tolong ngebut Pak, istri saya mau melahirkan!"

Dio benar-benar panik, dan rasa paniknya ikut menular pada Pak supir.

"Tenang Mas, jangan panik."

"Istri saya mau melahirkan Pak, gak mungkin saya gak panik!"

"Kalo Masnya panik, istri Masnya nanti ikut panik, sedangkan tugas Mas itu nenangin istri Masnya. Jadi Masnya tenangin diri dulu, saya bakal berusaha supaya kita bisa sampe Rumah Sakit secepetnya."

"Sekarang tarik napas, terus buang pelan-pelan. Yakinin diri Mas kalo istri Mas gak akan kenapa-kenapa. Percaya sama Tuhan, Mas, semuanya udah diatur."

Berkat wejangan dari Pak supir, Dio berhasil menenangkan dirinya. Meski tak dipungkiri, rasa takut masih menyelinap di dadanya.

Setelah sampai, Dio langsung membayar ongkos dan berlari di lorong Rumah Sakit. Di depan sana, sudah ada kedua orangtuanya dan Ayesha. Jangan lupakan keberadaan Chanyeol dan Renjun yang juga ada di sana.

Sial! Semua orang sudah disini, dan Dio datang paling terakhir?

Dio benar-benar ingin memukul dirinya sendiri sekarang.

"Dio?!" Mama yang lebih dulu melihat keberadaan Dio langsung berjalan menghampiri menantunya yang terlihat putus asa.

"Kok udah pulang?"

"Maaf Ma, Dio gak berhasil jagain Ayesha. Di kondisi kayak gini aja, Dio gak ada buat Ayesha. Dio minta maaf Ma.." ia menangis. Dirinya merasa sangat bersalah karena tidak berhasil menepati janjinya pada Ayesha.

My Husband | Do Kyungsoo [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang