🍂 서른 넷 🍂

1.4K 128 19
                                    

Mau ngingetin lagi, ceritanya bentar lagi tamat, yeay!



































Terhitung sudah duabelas hari sejak kepergian Dio ke Yogyakarta. Ayesha juga sudah satu minggu terakhir ini tinggal di rumah orangtua dari suaminya. Hitung-hitung, dengan tinggal di mana tempat suaminya pernah tinggal, bisa mengobati rasa rindunya.

Hampir setiap malam keduanya saling bertukar suara, bertukar kabar. Namun, rasa rindu itu masih ada. Bahkan semakin membesar setiap harinya. Maklum, keduanya belum pernah terpisah jarak sejauh dan se-lama ini.

Bahkan hingga hari ini, Ayesha masih belum mendapatkan yang ia harapkan.

"Iya, nanti pulang. Kamu sabar ya.."

Selalu. Selalu kalimat itu yang Ayesha dengar tiap kali ia menanyakan kepulangan suaminya.

Ayesha diam tak menanggapi. Namun entah mengapa, perutnya tiba-tiba terasa mulas dan nyeri, bahkan keringat dingin mulai bercucuran di keningnya.

Ayesha mendesis merasakan nyeri yang teramat sangat. Tolong, Ayesha belum mau melahirkan sekarang.

Bisakah Baby menunggu hingga Ayahnya pulang?

"K-kak Dio, ud-ah dulu ya, Echa mau tidur." Sebisa mungkin Ayesha menahannya, tak ingin membuat Dio khawatir dan melakukan hal diluar nalar.

Pulang ke Jakarta misalnya..

Karena yang mereka lakukan hanya bertukar suara, Dio tak dapat memastikan apa yang terjadi dengan istrinya.

Yang Dio tau hanyalah, Ayesha ingin tidur sekarang. Dan itu karena dua kemungkinan. Pertama, Ayesha benar-benar mengantuk. Atau yang kedua, Ayesha ngambek dan ingin menghindarinya.

Setelah panggilan terputus, Ayesha melempar ponselnya ke sisi ranjang. Omong-omong, ia tidur di kamar suaminya sekarang, sejak seminggu yang lalu. Dan kamarnya, benar-benar se-simpel orangnya. Ayesha kagum ketika pertama kali masuk dan yang dilihatnya adalah kondisi kamar yang rapi terurus. Tak seperti kondisi kamar Chanyeol―yang sayangnya adalah kakak Ayesha― yang berantakan dan harus dibersihkan setiap harinya bila tak ingin kedatangan tamu tak diundang.

Ayesha mengusap perutnya sambil mendesis pelan, membisikkan sesuatu pada babynya agar tenang barang sebentar. Sungguh, Ayesha ingin menangis sekarang. Rasanya benar-benar sakit, apalagi, Dio tak ada disini menemaninya.

Saat dirasa nyerinya mulai reda, Ayesha bangun dari tidurnya untuk keluar kamar, berjalan perlahan menghampiri Ayah Bunda yang masih mengobrol di ruang tv.

"Loh, Echa, kok belum tidur sayang? Haus?" Bunda memperhatikan jalan Ayesha yang tertatih dan memangkas langkah mendekati menantunya.

"Echa, kamu pendarahan!" seru bunda, "Ayah, siapin mobil, kita ke Rumah Sakit sekarang. Echa mau melahirkan!"

Ayah yang masih duduk memperhatikan sontak berdiri dan berlari keluar rumah.

"Sayang, tahan sebentar ya.." Bunda memapah Ayesha untuk berjalan pelan keluar rumah.

"Bun, Kak Dio.." rengek Ayesha.

Bunda tau. Di situasi seperti ini, yang Ayesha butuhkan adalah kehadiran suaminya.

"Iya sayang, iya. Nanti Bunda suruh Dio pulang." Bunda mengusap punggung Ayesha, berusaha menenangkan menantunya yang terlihat khawatir.

"Ayah cepetan! Bawa Echa ke dalam mobil, Bunda siapin dulu keperluannya!" Bunda kembali berteriak memanggil suaminya.

Ayah berlari tergopoh," Ya Allah Bun, heboh banget, sabar dong. Kemaren juga waktu mau lahiran Ailin gak heboh gini!"

Bunda mendelik. "Situasinya gak sama!"

"Ailin kemaren ada suaminya, makanya gak heboh. Suho juga baru ngabarin kita waktu Ailin udah lahiran. Lah Echa.. ngapain juga Ayah suruh Dio berangkat ke Yogya, padahal tau Echa lagi hamil besar dan kehadiran Dio dibutuhin buat jadi suppot systemnya?!"

Ayah menghela napas.  "Ayah lagi yang salah.."

"Emang salah Ayah, kok!"

"Bun.." Ayesha meraih lengan Bunda saat dirasa tubuhnya hampir merosot.

"Eh aduh, iya sayang, maaf ya, kita berangkat sekarang. Ayah bawa Echa ke mobil, Bunda ambil keperluannya."

Setelah tubuh Ayesha berpindah tangan, Bunda bergegas kembali masuk ke rumah untuk mempersiapkan semua keperluan Ayesha.

Ayesha masuk ke mobil dengan bantuan Ayah. Tubuhnya disandarkan pada pintu bagian kiri, sedangkan kakinya diselonjorkan di atas jok.

"Maafin Ayah ya sayang, gara-gara Ayah, Dio gak bisa ada disaat kamu kayak gini."

Ayesha menangis. Nyeri yang awalnya hanya terasa di bagian perut mulai menjalar ke seluruh tubuhnya. Benar-benar lemas rasanya.

Ayesha mengusap pipinya yang basah sambil mengangguk. "Gak apa-apa, Yah, ini bukan salah Ayah. Kak Dio pergi ke Yogya 'kan karena kewajibannya."

Ayah mengusap kepala menantunya. "Kamu bisa 'kan sayang, berjuang buat baby, buat anak kalian?"

Ayesha tak menyahuti apapun. Yang ia inginkan adalah kehadiran suaminya, bukannya berjuang sendiri.

Lantas, perempuan itu menggeleng, "Echa gak yakin, Yah.."

Ayah tersenyum maklum. Ia paham maksud menantunya. "Ya udah, Ayah tinggal nelpon bentar, mau ngabarin orang tuamu."

Setelah mendapat anggukan dari Ayesha, Ayah menutup pintu mobil dan bersandar. Sebelah tangannya bertengger di telinga, memberi kabar pada orangtua Ayesha bahwa putri mereka akan segera melahirkan.

Selesai dengan semuanya, Bunda juga sudah kembali, ketiganya berangkat menuju Rumah Sakit.

🍂

Begitu sampai di Rumah Sakit, Ayesha langsung dibawa ke ruang IGD dan disambut oleh beberapa Dokter yang kebetulan belum pulang. Dan, dokter yang biasa menangani Ayesha ketika hamil juga kebetulan masih ada disana.

"Loh, Echa?" dokter terkejut melihat keberadaan Ayesha, apalagi ini sudah hampir tengah malam.

"Jadi lebih cepat dari perkiraan ya, Dok?" Bunda bertanya yang dibalas anggukan oleh dokter.

"Tolong lakukan yang terbaik Dok, Echa menantu kesayangan saya.."

"Pasti, Bu, saya pasti usahakan yang terbaik."

Setelah mendapat jawaban dari dokter, Ayah dan Bunda diminta menunggu di luar karena operasi caesar akan segera dilakukan.

Keduanya juga diminta berdoa untuk keselamatan Ayesha dan Bayinya.

Kak Dio, Echa gak mau sendirian..

Kak Dio, Echa gak mau sendirian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haduuuuuuuh,ngaret banget huhu. Mana aku gak bisa disuruh nulis ginian, suka banget emang ngerepotin diri sendiri! Maaf ya, gak punya pengalaman melahirkan, jadi cuma nulis berdasarkan yang pernah diliat dan dibaca aja ಥ_ಥ

Regards,
LOEY's QUEEN

My Husband | Do Kyungsoo [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang