🍂 서른 셋 🍂

1.5K 139 41
                                    

Halo halo :)
Boleh dong cerita disini, gimana caranya kalian bisa nemuin story ini?
Apakah karena bucin Dio? Atau recommend temen? Atau gk sengaja nemu? Hehe.

Maaf ya, aku orangnya kepoan soalnya :))
Monggo dijawab dulu sebelum baca :)














































Pagi ini Dio dapat kabar dari kantor pusat kalau kantor cabang di Yogya bermasalah. Alhasil, lelaki itu harus berangkat kesana untuk menyelesaikan semuanya.

Padahal 'kan, Ayesha lagi hamil besar, kok Dio tega sih?

"Kakak gak ada yang bisa gantiin emangnya?" meski tak rela, Ayesha tetap membantu Dio memasukkan barang-barang keperluannya ke dalam koper.

"Gak ada, Ay. Gak mungkin Ayah karena tanggung jawabnya udah diserahin ke aku, Bang Suho juga gak mungkin karena dia baru aja pindah tugas. Harapan satu-satunya cuma aku, Ay." lelaki itu menyahut, namun matanya terfokus pada ponsel di genggamanya.

Ayesha menghela napas, selesai memasukkan semua bawaan suaminya lantas menutup koper.

"Udah, Kak." perempuan itu melangkah mendekati suaminya yang duduk di pinggiran kasur, menggenggam tangannya yang bebas.

"Berangkat jam berapa?"

Dio melirik jam tangannya. "Jam sepuluh pesawatnya take off, aku berangkat sekarang ya.."

Dio melangkah ke arah lemari pakaian, dimana kopernya berada. Satu tangannya meraih koper, satu lagi masih bertengger di telinga dengan ponsel di genggaman, memberi kabar pada orang kantor bahwa dirinya sebentar lagi berangkat.

Dio mendekat setelah menyelesaikan panggilannya. "Kamu hati-hati di rumah, nanti aku suruh Chanyeol nemenin kamu biar gak sendirian. Tapi kalo emang gak berani, kamu boleh nginep di rumah Bunda atau Mama." lelaki itu mengecup pucuk kepala Istrinya.

"Aku pergi gak lama kok, begitu urusan selesai, aku bakal langsung pulang." lantas Dio membungkuk, menyamakan wajahnya dengan perut Ayesha yang semakin membesar. "Baby jangan keluar dulu ya, tunggu Papa pulang. Jangan minta yang aneh-aneh kalo Papa lagi gak ada, intinya, jangan bikin Bunda capek." dikecupnya pula perut Ayesha.

Dio kembali menegakkan tubuhnya, menatap wajah Ayesha yang mulai memerah, namun tetap tersenyum cantik.

"Aku janji gak akan lama. Aku juga janji bakal temenin kamu waktu mau lahiran nanti, bakal ada di samping kamu terus." Dio tersenyum.

Rasanya memang berat meninggalkan sang Istri yang bahkan due datenya tinggal menghitung minggu. Itupun bila Baby tak buru-buru ingin keluar.

Ayesha masih diam. Sibuk menyimpan baik-baik wajah Suaminya di ingatan agar bila nanti ia tiba-tiba rindu, dirinya tak terlalu menyedihkan.

"Mau peluk gak?"

"Ay?" Dio mengusap pipi Ayesha, membuat perempuan itu meneteskan air matanya. Tanpa berucap apapun, Dio langsung meraih tubuh itu ke dalam pelukan hangatnya. Tak lupa usapan lembut ia berikan pada surai dan punggung Ayesha.

"Kalo mau nangis, gak apa-apa, nangis aja sekarang. Asal janji, kalo aku pergi nanti, kamu gak boleh sedih, gak boleh nangis lagi." ucap Dio sambil sesekali mengecup puncak kepala Istrinya.

"Aku 'kan udah janji bakal ada di samping kamu terus, bakal temenin kamu terus, kamu bisa pegang omongan aku."

Ayesha melerai pelukan itu lebih dulu, lantas mengusap sisa air mata di pipinya sambil tersenyum.

My Husband | Do Kyungsoo [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang