Hari ini adalah resepsi pernikahannya. Berawal dari kejadian yang tak diketahuinya, tiba-tiba ia diberi kabar jika ada yang datang melamar ke rumah minggu lalu.
Iya, seminggu yang lalu, seseorang tiba-tiba datang bertamu dengan membawa serta kedua orangtuanya dalam rangka mengikat si gadis menjadi pasangan hidup dari si lelaki. Tanpa kehadiran si pemeran utama tentu saja, dia meminta izin kepada kedua orangtua si gadis untuk mengikat pujaan hatinya menjadi pendamping.
"Maaf sebelumnya, Om, Tante. Tujuan saya datang kesini untuk melaksanakan niat yang sudah saya persiapkan jauh-jauh hari. Saya kemari dengan kedua orangtua saya, berniat meminta izin kepada Om dan Tante, bahwa saya akan mengikat putri kalian menjadi pendamping hidup saya." begitu lancar ia ucapkan, tanpa keraguan sedikitpun.
"Kamu yakin mau menikah dengan putri Om padahal kalian belum pernah ketemu?" Ayah―calon mertuanya mencoba meyakinkan, takut lelaki di hadapannya hanya berucap gurauan.
"Mungkin kami belum pernah ketemu, tapi saya sudah mengenalnya, Om, Tante." tambah lelaki itu tegas.
"Kamu serius sama keputusan kamu, sayang?" kini ganti sang Ibu yang bertanya, beliau takut, anak perempuan satu-satunya mereka serahkan pada orang yang salah.
"Saya benar-benar yakin Om, Tante. Mungkin saya gak bisa janji untuk gak bikin dia nangis, tapi saya bakal selalu berusaha untuk bikin dia bahagia." Ayah dari perempuan itu menyukainya. Ia menyukai sifat si lelaki yang begitu berani mengutarakan niatnya tanpa keraguan sedikitpun.
"Kalau memang kamu serius dengan niat kamu, kita terima lamaran kamu. Minggu depan, akad dan resepsi bakal langsung dilaksanakan." Beliau mengucap dengan tegas, terlihat dari ekspresi wajahnya yang serius diiringi senyuman.
Mendengar jawaban itu membuat sang lelaki bangkit dari duduknya untuk mengucap terimakasih. "Terimakasih, terimakasih banyak, Om."
Calon mertuanya mengangguk perlahan, "Tapi ingat, jangan buat anak ayah sedih, apalagi sampai dia merengek mau pulang ke rumah."
"Akan saya usahakan Om. Saya akan selalu berusaha untuk membuatnya bahagia."
"Hey, kok diem aja? Ngelamunin apa?" dia, lelaki yang menjadi suaminya sepuluh menit yang lalu.
"Eh, enggak. Cuma kepikiran aja sama cerita Kak Chanyeol waktu Kakak ngelamar aku." Ayesha menjawab sambil tersenyum, "Loh, Chanyeol cerita ke kamu? Padahal seingetku dia ga ada waktu aku disana." dia berucap dengan wajah serius.
"Iya Kak, dia ada tapi gak munculin diri aja katanya. Kak Chanyeol bilang dia ngintip dari ruang tengah, ada-ada aja emang kelakuannya." perempuan itu menggelengkan kepalanya, membuat Dio tersenyum, gemas akan tingkah laku istrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband | Do Kyungsoo [COMPLETED]
Fanfiction❝Aku gak bisa janji untuk gak bikin kamu nangis, tapi aku bakal berusaha untuk bikin kamu bahagia.❞ ―𝐃𝐢𝐨 𝐅𝐢𝐤𝐡𝐚𝐫 𝐀𝐝𝐢𝐧𝐚𝐭𝐚 #4 in dokyungsoo [Aug 30, 2020] #2 in ayesha [Oct 4, 2020] #2 in echa [Oct 6, 2020] #2 in exolokal [Nov 19, 2020]...