🍂 여섯 🍂

2.4K 194 17
                                    

Terhitung sudah satu bulan pernikahan Dio dan Ayesha berjalan. Bahkan mereka sudah kembali pada aktivitas mereka sebelumnya sejak beberapa minggu yang lalu.

Dio bekerja sebagai Direktur di salah satu Departemen Store milik keluarganya, juga Ayesha yang menjadi seorang pengajar di PAUD―sebagai sampingannya selain kuliah. Hitung-hitung belajar mengurus anak kecil.

Pagi ini Dio berencana mengantar Ayesha ke tempat istrinya itu mengajar. pasalnya, kemarin-kemarin dirinya sibuk mengurus berkas karena cuti yang ia ambil.

Padahal Ayesha sudah mecoba melarang, namun sang suami yang keras kepala itu tetap bersikeras ingin melakukannya, bahkan jawaban yang diberikannya membuat Ayesha menggelengkan kepala.

"Aku harus anterin istri kecilku ini ke tempat kerjanya, aku gak mau kalo kamu sampe kenapa-kenapa di jalan gara-gara gak aku anter." Oh, protective husband!

Ayesha senang suaminya bersikap perhatian padanya, meski terkadang itu terasa berlebihan untuknya.

"Ayo Ay, udah siap belum?" Dio berseru dari ruang tamu, pasalnya sang istri belum keluar dari kamar sejak mereka selesai sarapan tadi. Dio bertanya-tanya, apa yang dilakukan istrinya di dalam kamar hingga menghabiskan waktu se-lama ini.

"Iya, Kakak~ sabar dong!" ucap Ayesha sambil berlari menuruni tangga, "Gak usah lari-lari, gak bakal aku tinggal juga." Ih, gak jelas banget, tadi yang suruh cepet siapa?! Ayesha bersungut kesal.

"Apa manyun-manyun gitu, udah ayok berangkat." ucap Dio menggandeng lengan istrinya, lelaki itu tau Ayesha kesal padanya, "Gak boleh ngerutuk sama suami." Dio mengingatkan.

"Lagian Kakak sih, tadi teriak-teriak udah siap belum, giliran aku turun bilangnya gak usah lari-lari, maunya gimana coba!" gemas, dikecuplah sudut bibir istrinya itu. Bahkan Ayesha sudah menghentikan langkahnya sambil menatap Dio, gadis itu tersenyum.

"Kenapa senyum-senyum, ada yang lucu?" Ayesha menggeleng, dengan semangat ia menarik lengan suaminya untuk segera berangkat. Mereka bisa terlambat bila tidak bergegas.

Mobil sudah melaju meninggalkan komplek perumahan, membelah jalanan yang dipenuhi oleh orang-orang yang akan berangkat kerja dan sekolah.

Suasana sunyi menghiasi mobil mereka, begini jadinya jika orang yang tak banyak bicara dipertemukan dengan orang yang segan bicara.

"Hari ini pulang jam berapa?" Ayesha yang sedari tadi memperhatikan jalanan lewat jendela mobil mengalihkan pandangannya untuk menatap Dio yang fokus ke depan, "Hari ini pulang jam berapa?" ulang Dio sambil menoleh sebentar,

"Eum, kalo gak balik ke kampus sih bisa pulang cepet. Emang kenapa?" Ayesha balik bertanya, "Mampir ke kantor, mau?" ia menggeleng. Beruntung Dio melihatnya.

"Kenapa?" Dio bertanya-tanya, apa alasan sang istri enggan untuk datang ke kantornya.

"Malu.." Ayesha berucap pelan, beruntung telinga Dio masih bisa mendengarnya.

Akhirnya mereka sampai di tempat Ayesha mengajar. sebelum turun, Dio berucap pada sang istri, "gak perlu malu, kamu ituu istri aku yang notabenenya Direktur disana. Kamu juga menantu keluarga Adinata, pemilik Departemen Store itu. Apa yang bikin kamu malu coba." Ayesha mengangguk, dikecuplah keningnya oleh sang suami.

"Jangan insecure gitu lagi ya, semangat juga ngajarnya. Anak orang diajarin yang bener, jangan sering-sering diomelin."

"Emang kapan aku ngomelin anak orang? Kalo Kak Chanyeol iya, badan aja gede tapi kelakuan kayak anak tk!" ucapnya berapi-api, "Iya-iya, udah sana berangkat. Walaupun yang diajar anak-anak, harus tetep hati-hati, senyumnya jangan lupa!"

My Husband | Do Kyungsoo [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang