Memasuki usia kandungan tujuh bulan, Ayesha semakin kesulitan untuk berjalan. Terkadang juga ia mengeluh punggung dan kakinya pegal karena berdiri atau duduk terlalu lama. Bahkan tak jarang, Ayesha sampai menangis bila rasa nyeri di punggungnya tak tertahankan sehingga membuat dirinya kesulitan tidur.
Tapi, melihat wajah cerah Ayesha saat kemarin mereka mengadakan pengajian untuk menyambut tujuh bulan kehamilan Ayesha, membuat Dio ikut merasa senang. Beruntung sekarang di rumah mereka ada Bu Minah yang akan siap sedia menemani Ayesha kemanapun saat Dio tak ada. Bahkan kedua ibu juga terkadang ikut turut serta menjaga Ayesha bila tak sibuk. Setidaknya Dio tak membiarkan Ayesha sendirian di rumah dalam kondisi perut besar seperti itu.
Malam ini, pukul sepuluh malam, keduanya masih belum memejamkan mata. Ayesha mengeluh punggungnya lagi-lagi nyeri dan Dio dengan senang hati membantu mengusap-usap punggung Istrinya sambil dipeluk. Membuat Ayesha sebisa mungkin memejamkan mata, berharap yang dilakukan suaminya berguna untuk membawanya ke alam mimpi.
Tapi, sudah hampir satu jam mereka berpelukan dengan tangan Dio yang terus mengusap punggungnya, Ayesha masih belum tertidur. Perempuan itu malah sibuk memandangi wajah sang suami yang sudah terkantuk-kantuk.
"Tidur, Ay~"
Ayesha menggeleng. Bahkan kini tangannya terulur mengusap poni yang menutupi kening suaminya.
"Kakak, besok potong rambut ya~" bukan pertanyaan, itu seperti pernyataan mutlak dari sang istri.
"Kenapa emangnya?" Dio bertanya dengan mata terpejam. Serius, lelaki itu benar-benar mengantuk dan istrinya malah membicarakan hal-hal random seperti ini.
"Aku pengen liat Kakak waktu Ospek dulu."
"Hah?" Dio refleks membuka matanya.
Fyi nih, Ayesha dan Dio memang pernah satu kampus. Dan saat Ospek dulu, Dio adalah salah satu seniornya. Lelaki dengan wajah dingin yang sulit sekali untuk dimintai tanda tangan. Tapi sekarang, lelaki dingin itu berada di sampingnya, memeluknya.
Apa itu berarti, Dio takluk pada Ayesha? Haha, jawabannya adalah iya.
Padahal jika mengingat kembali, Ayesha adalah Maba yang paling sering dimarahi bila bertemu dengan Dio karena sifat cerobohnya yang alami, natural. Dan siapa sangka, gadis yang Dio taksir adalah adik dari sahabatnya dan kini berakhir menjadi istri tersayangnya.
"Aku pengen liat Kak Dio botak lagi." lanjut Ayesha.
Dio menatap istrinya tak percaya. "Serius kamu? Aku waktu itu jelek banget, tau! Aku botak gitu juga gara-gara kalah main truth or dare sama Chanyeol. Gak kira-kira emang Chanyeol tuh, ya kali aku disuruh gombalin anak Maba, bisa hancurlah imageku waktu itu. Makanya rambutku berakhir botak waktu hari pertama Ospek."
Ayesha meringis. Dirinya hanya mengatakan satu kalimat, tapi dibalas dengan satu paragraf. Mana pake curhat lagi. Dan apa itu, bawa-bawa bang tiangnya segala. Emang Chanyeol tuh, jahilnya gak ketulungan.
"Gak apa-apa dong Kak, tetep ganteng walau digimanain juga." Ayesha tersenyum.
"Ini muji atau gimana nih?" kerling Dio.
"Pokoknya aku pengen liat Kak Dio botak lagi."
"Tolonglah Ay~"
"Kakak mau babynya ileran gara-gara keinginannya gak diwujudin?"
"Masa?" Dio melotot. Dio gak mau ya anaknya jadi ileran nanti.
Tapi 'kan...
"Bukannya kalo ngidam itu cuma ada waktu hamil muda doang? Kamu 'kan udah tujuh bulan."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband | Do Kyungsoo [COMPLETED]
Fanfiction❝Aku gak bisa janji untuk gak bikin kamu nangis, tapi aku bakal berusaha untuk bikin kamu bahagia.❞ ―𝐃𝐢𝐨 𝐅𝐢𝐤𝐡𝐚𝐫 𝐀𝐝𝐢𝐧𝐚𝐭𝐚 #4 in dokyungsoo [Aug 30, 2020] #2 in ayesha [Oct 4, 2020] #2 in echa [Oct 6, 2020] #2 in exolokal [Nov 19, 2020]...