Chapter 4

48K 1.4K 5
                                    

>> Happy Reading <<

Bunyi alarm membuat Luna terlonjak kaget bangun dari tidurnya. Luna bergegas merapikan tempat tidurnya lalu bergegas ke kamar mandi.

Setelah selesai denganrutinitasnya dikamar mandi, Luna memakai pakaian kasual dan sepatu kets berwarna hitam miliknya. Seragamkerjanya Luna masukan ke dalam tas.

 Seragamkerjanya Luna masukan ke dalam tas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Masih ada waktu untuk sarapan, pikirnya.

Luna memesan ketupat sayur di warung makan langganan yang terletak di depan tempat kost-nya.

Setelah selesai sarapan, Luna berjalan untuk menaiki angkot kecil yang biasa mangkal tidak jauh dari tempat kostannya.

Hari ini Luna lumayan beruntung karena angkotnya sudah penuh jadi tidak perlu lama-lama ngetem.

Turun dari angkot, Luna masih harus berjalan lagi ke arah jalan besar untuk sampai ke kafe tempatnya bekerja. Saat lampu lalu lintas sudah berwarna merah, Luna pun menyebrang jalan.

Sama seperti hari-hari sebelum nya, Luna dan karyawan lainnya sibuk melayani pelanggan. Mencatat pesanan pelanggan dan mengantarkan pesanan ke mejanya.

Luna bersyukur karena dengan bekerja seperti ini sedikit demi sedikit ia bisa melupakan kehidupannya yang malang yang harus hidup sebatang kara.

***

"Oke, Mr. Roberts, after lunch kita bertemu di Story Cafe guna membahas perjanjian ini. Saya sudah mengirimkan data-datanya ke email anda. Apa anda sudah menerima nya?" Sam diam sejenak menunggu jawaban kolega bisnisnya di seberang telepon.

"Oh begitu, baiklah. Anda bisa pelajari datanya terlebih dulu. Jika ada yang ingin ditambahkan dan mungkin ada perubahan, anda bisa menghubungi saya kembali. Nanti sekretaris saya akan merevisi-nya" Sam mengakhiri panggilan teleponnya.

Tok!! Tok!! Tok!!

Sam menoleh kearah pintu. "Masuk."

Lalu masuk lah Nick, sahabatnya yang sudah beberapa bulan ini tidak pernah menemuinya.

"Apa kabar brother? Sudah lama aku tidak melihatmu ke klub lagi setelah kau menyewa wanita yang aku incar malam itu." Nick mendudukkan dirinya di hadapan Sam.

"Kau curang. Ku pikir kau tidak tertarik dengannya tapi ternyata kau lama juga menikmati tubuhnya." Kapan pun dan dimana pun selalu saja masalah wanita yang Nick bahas. Dunianya seolah hanya seputar wanita, wanita dan wanita.

"Aku sibuk mengurus project besar yang akan segera dibangun di Jakarta Selatan. Daddy mempercayakan sepenuhnya project ini padaku, Nick. Aku ingin melakukan yang terbaik dan tidak ingin mengecewakannya. Aku sudah bosan dengan Nana karena itu aku melepaskannya."

"Oh jadi namanya Nana." Nick terperanjat. "Melepaskannya? Apa servicenya kurang memuaska sehingga kau melepasnya? Aku bahkan belum mencicipinya tapi dia sudah tidak bekerja di klub lagi. Kenapa kau tidak memberikannya padaku lebih dulu. Aku ingin—"

My Beautiful Laluna [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang