Chapter 5

46.5K 1.4K 8
                                    

>> Happy Reading <<

Luna duduk di bangku taman di sebrang kafe tempatnya bekerja. Jarum jam sudah menunjukan pukul 21.13 wib. Hari ini Luna lembur karena salah satu teman kerjanya tidak masuk dikarenakan sakit. Ia menunggu Mario tengah dalam perjalanan untuk menjemputnya.

Sambil menunggu, Luna sibuk berkutat dengan ponselnya. Matanya melotot sempurna ketika Luna menemukan artikel tentang pria genit itu.

_________________________________

Samuel Juan Anderson - CEO Anderson Corp.

Samuel Juan Anderson - CEO Anderson Corp

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pengusaha muda tersukses tahun ini. Diusianya yang  baru menginjak usia 29 tahun, Sam sudah mendapat berbagai banyak penghargaan baik di dalam negeri maupun luar negeri. Sam dan Steve Adam, Ayahnya merupakan.....

__________________________________

Luna tidak melanjutkan membaca artikel tersebut. Kelakuan pria yang baru ia ketahui bernama Samuel, sore tadi saat di kafe mencerminkan siapa Sam sebenarnya. Sam main mata dengannya.

Sungguh! Hanya dengan mengingatnya saja membuat Luna bergidik ngeri.

"Berita kadang berlebihan dan terlalu di besar-besarkan. CEO muda apanya? 29 tahun muda? Ya ampun... bahkan di depan istrinya sendiri dia main mata denganku." Luna berdecak tak suka.

"Padahal istrinya tengah hamil dan untung saja aku gadis baik-baik jadi tidak mudah tergoda olehnya."

"Aku akui dia memang cukup tampan untuk ukuran pria seumurannya tapi kasihan sekali istrinya, punya suami mata keranjang seperti dia." Luna berbicara sendiri mengeluarkan unek-unek dalam hatinya. Luna kesal jika melihat pria mata keranjang dan genit di hadapan istrinya sendiri seperti yang Sam lakukan tadi.

Tak lama, bunyi klakson mobil menarik perhatian Luna. Mario-nya sudah datang menjemputnya.

Luna pun berlarian masuk ke dalam mobil Mario yang akan mengantarnya pulang. Namun sebelum itu, Luna ingin mentraktir sahabatnya itu makan malam terlebih dahulu.

***

"Bagaimana rasa sate padang nya? Enak kan?" tanya Luna penasaran.

"Sangat lezat. Selera mu memang luar biasa. Aku tidak pernah kecewa saat kamu merekomendasikan tempat makan. Walau pun tempatnya di pinggir jalan tapi rasanya tak kalah enak dari restoran bintang lima sekali pun," puji Mario sambil mengunyah lagi sate padang yang sudah ia masukkan ke dalam mulutnya.

Kini mereka tengah duduk di kedai sate padang di pinggir jalan, menyantap masing-masing satu porsi sate padang. Untuk makan malam kali ini Luna yang mentraktir Mario karena hari ini Luna sudah menerima gaji bulanannya.

Mario awalnya menolak tapi karena Luna terus memaksa, Mario pun menyerah toh menurut Mario harga sate padang itu tidak terlalu mahal jadi Luna tidak terlalu banyak menghabiskan uang gajinya.

My Beautiful Laluna [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang