>> Happy Reading <<
Author POV
"Bagaimana? Apa operasi ibumu berjalan lancar? Dan yang paling penting kapan kau bisa datang ke apartemenku? Aku sudah mentransfer uang yang kau butuhkan ke rekening mu." Sam menelpon Nana dengan memberondong banyak pertanyaan untuk Nana.
"Baik aku akan menjawab satu-satu pertanyaan darimu Mr. Sam," ucap Nana sambil tersenyum.
"Operasi ibuku berjalan dengan lancar. Nanti sore aku akan tiba di apartemen mu mengingat jarak dari Bandung ke Jakarta lumayan jauh. Uang yang kau transfer sangat banyak Mr. Sam."
"Lain kali kau tak perlu sungkan padaku. Kamu masih ingat aku pernah berjanji akan membiayai seluruh operasi ibumu? Jadi sebesar apa pun biayanya tidak masalah bagiku, Nana."
"Ayahku bertanya padaku dari mana aku mendapatkan uang sebesar itu?"
"Lalu apa jawabanmu?"
"Aku beralasan dapat pinjaman dari atasanku dan aku akan mengganti pinjaman tersebut dengan bekerja diluar kota beberapa minggu ke depan."
"Total biaya operasi ibuku empat puluh juta dan selebihnya akan aku kembalikan padamu sekalian nanti aku akan meminta kwitansi pembayaran dari pihak rumah sakit sebagai bukti yang akan aku tunjukan padamu," jelas Nana dengan jujur.
"Kau jujur sekali Nana. Aku tidak membutuhkan kwitansi atau bukti apa pun itu aku percaya padamu. Selebihnya kau simpan saja uang itu, aku tidak membutuhkannya. Yang aku butuhkan hanya kamu malam ini, tidak ada yang lain."
"Tapi ini sangat banyak aku... aku bahkan belum melakukan pekerjaanku."
"Sekali lagi tak perlu sungkan padaku. Jika kau ingin berterima kasih maka lakukan nanti di atas ranjang.
"Anyway, aku ada meeting. Sampai bertemu di apartemen." Sam mengakhiri panggilan telponnya begitu saja.
***
"Mario... aku merindukanmu," seru Luna menghampiri Mario, sahabatnya.
"Aku juga merindukanmu, Laluna."
"Aku kira kau tidak jadi kesini, ternyata kau sudah menungguku di sini rupanya."
"Aku sudah berjanji mana mungkin aku mengingkarinya."
Luna tersenyum lebar menampilkan deretan gigi putihnya. "Mau kemana kita?"
"Kita akan pergi nonton dan aku akan mentraktir apa pun yang kamu inginkan. Kebetulan hari ini aku sedang tidak sibuk seperti kemarin."
"Kau tidak masalah kan kita naik motor hari ini?" tanya Mario sambil memakaikan helm pada Luna.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beautiful Laluna [END]
Romantizm~Laluna Dermawan~ Luna, begitulah panggilannya. Gadis cantik berusia 19 tahun. Polos dan bahkan belum pernah mengenal cinta. Setelah kecelakaan yang merenggut orang-orang tercintanya, hidupnya kini sebatang kara. Luna harus berjuang sendirian, beker...