Chapter 10

40.6K 1.2K 4
                                    

>> Happy Reading <<

"Apa maksudmu huh?!" bentak Luna tak suka.

"Begini sikapmu jika sudah tidak membutuhkan bantuan ku? Keras kepala dan sangat kasar padaku. Asal kau tahu, aku tidak sedang berakting Nona," tegas Sam.

"Apa katamu? Jadi tadi... kau mencium ku karena kau... jangan bilang kau... kau menyukaiku? Itu tidak mungkin. Bahkan kita baru beberapa kali bertemu dan itu tidak di sengaja."

"Siapa yang menyukaimu? Percaya diri sekali." Sam tersenyum meremehkan. "Aku hanya sedang mencoba rasa dari calon pelacur kecilku."

"Huh?" Luna benar-benar tak mengerti maksud perkataan Sam.

"Bukankah kau sudah berjanji akan mengabulkan apa pun keinginanku?" Sam menyeringai lalu menarik pinggang Luna dan berusaha memeluknya lebih erat lagi meski Luna terus memberontak.

Sam berbisik tepat ditelinga Luna. "Karena yang aku inginkan saat ini adalah... kau menjadi pelacur kecilku dan menghangatkan ranjang ku. Menurut dan patuh lah padaku maka aku akan bersikap lembut padamu. Aku tidak suka jika kau terus memberontak. Dan aku tidak terima penolakan, Nona!"

Luna terkejut setengah mati mendengar keinginan gila Sam yang di luar dugaan. Serasa di sambar petir di siang bolong itulah yang Luna rasakan. Keluar kandang singa dan masuk kandang buaya. Jika Luna tahu akan seperti ini jadinya, Luna lebih memilih mati saja, loncat dari atap gedung misalnya namun Luna masih memikirkan perasaan kedua orang tua nya di surga. Luna tidak ingin mereka bersedih melihatnya mati sia-sia di usia yang masih sangat muda.

"Menjadi pelacur kecilnya? Itu berarti aku harus tidur dengannya dan menyerahkan kesucianku kepada orang seperti dia? Ya Tuhan, jika aku bermimpi maka tolong bangunkan lah aku secepatnya. Aku tidak ingin mimpi buruk ini lebih lama lagi," batin Luna.

Seketika itu juga Luna terkesiap. Tidak! Ia pasti salah dengar.

Sam menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Sam memperhatikan ekspresi wajah Luna.

"Kau pasti bercanda Mr. Sam. Tidak mungkin kan kau tertarik dengan pelayan sepertiku? Katakan kau pasti tidak serius dengan ucapan mu barusan."

"Memang tidak sedikit pun aku tertarik dengan pelayan sepertimu tapi aku tidak bercanda! Aku menginginkanmu."

"Tidak!" Luna menggeleng pelan.  "Apa tidak ada cara lain lagi agar aku bisa balas budi atas pertolonganmu ini? Mungkin saja aku bisa—"

"Tidak ada! Yang aku inginkan hanyalah bercinta dengan gadis keras kepala sepertimu," sela Sam.

Luna melebarkan matanya.

"By the way siapa namamu dan berapa usiamu? Kau terlihat sangat kekanak-kanakan?"

"Ya Tuhan lalu apa yang harus aku lakukan?" batin Luna khawatir dan masih tak percaya dengan apa yang terjadi.

Sam mengibas-ngibaskan telapak tangannya di hadapan wajah Luna. "Kau tidak mendengar pertayaanku?"

Luna terkesiap kemudian menggeleng pelan.

Sam berdecak kesal. "Kau melamun? Apalagi yang kau pikirkan? Jangan bilang kau menyesali janji yang sudah kau ucapkan?"

"Mr. Sam... saya mohon apa tidak ada cara lain lagi selain menjadi wanita mu? Aku bahkan belum per..." Luna menjeda ucapannya.

"Tidak ada! Jangan coba untuk ingkar janji Nona."

"Tapi..." Luna menundukkan wajahnya. Luna berpikir keras bagaimana caranya agar ia bisa lolos dari situasi mengerikan ini.

"Aku sudah cukup bersabar atas sikap kekanak-kanakan mu ini dan sekarang kesabaran ku sudah habis. Kau terlalu banyak membuang waktu ku hanya untuk memperdebatkan masalah ini. Aku beri kamu pilihan. Tetap bersamaku menjadi pelacur kecilku atau aku serahkan kau padanya saja? Jujur... aku sudah muak berdebat dengan gadis keras kepala sepertimu," ucap Sam penuh penekanan. Sam sudah sangat kesal pada gadis di hadapannya. Dengan sangat terpaksa ia pun mengancam gadis itu agar gadis itu menurut padanya. Sam malas karena gadis itu terlalu berbelit- belit dan banyak membuang waktunya.

My Beautiful Laluna [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang