Chapter 14

39K 1.2K 0
                                    

Happy Reading

Luna berjalan menuju ruang tamu menemui seseorang yang sudah menunggunya.

"Astaga kenapa bertamu harus pada dini hari seperti ini sih mengganggu tidurku saja," gerutu Luna sambil terus melangkah menuju ruang tamu.

Sesampainya di sana, Luna sangat terkejut ketika melihat tamu yang datang berkunjung adalah pria yang sangat Luna hindari.

"Sam... ada perlu apa kau kesini? Lalu bagaimana bisa kau tahu tempat tinggal ku?"

"Kau tidak perlu tahu bagaimana aku bisa menemukan tempat tinggal mu. Sangat mudah bagiku mencari keberadaan mu," ucap Sam dengan sombongnya.

"Kau tidak menepati janjimu! Karena itu aku datang kesini dan ingin membawamu ke tempat yang seharusnya." Sam melangkah mendekati Luna. Semakin Sam mendekat, Luna mundur beberapa langkah.

Luna memekik kaget kala tubuh Sam menghimpitnya ke dinding. Luna memberontak dan hendak berteriak namun dengan cepat Sam membungkam bibir Luna dengan ciuman. Bukan hanya sekedar ciuman biasa tapi Sam melumat rakus bibir ranum Luna.

Sam memejamkan matanya mengabaikan Luna yang terus memukul-mukul dadanya dan mencoba mendorong tubuh Sam sekuat tenaga. Sam terus menyecap rasa manis di bibir Luna meski tanpa balasan darinya. Entah kenapa bibir Luna seolah sudah menjadi candu untuknya. Hanya dengan menciumnya seperti ini sudah membuatnya bergairah.

Sam amat sangat menginginkan tubuh Luna dan ia harus mendapatkannya malam ini juga mengingat sudah lumayan lama ia tidak bercinta dengan wanita. Malam ini ia butuh pelampiasan dan yang ia inginkan hanya lah Luna.

Luna mencoba mengatupkan bibirnya namun Sam tidak membiarkannya begitu saja. Sam menggigit bibir bawah Luna hingga berdarah. Luna memekik menahan sakit di bibirnya. Luna mulai menitikkan air mata sementara Sam masih asyik dengan aktivitasnya.

Luna terus meronta, ia pun tak kehabisan akal. Luna mencoba mengangkat sebelah kakinya bermaksud menghantam milik Sam namun ia kesulitan.

Tak lama, Sam pun melepaskan ciumannya karena Luna terus saja memberikan perlawanan.

Plaakk!!

Luna menampar pipi Sam dengan sangat keras.

Sam meringgis dan mengusap-usap pipinya yang memerah dan terasa perih akibat tamparan Luna.

"Samuel... Bajingan kau! Tidak bisakah kau bersikap lembut sedikit saja? Ini sakit," maki Luna sambil memegangi bibirnya yang berdarah dengan mata yang berkaca-kaca.

"Itu baru permulaan. Ikut aku ke apartemenku sekarang juga! Jika kau menurut maka aku akan memperlakukanmu dengan sangat baik namun jika tidak, maka sebaliknya," ancam Sam penuh penekanan.

"Tidak! Kau tidak bisa berbuat sesuka hatimu atas hidupku. Ku mohon Sam beri aku pilihan lain selain-"

"Kau sudah mengingkari janjimu dan kau memintaku memberimu pilihan lagi? Baiklah... Sekarang kau pilih aku menyetubuhi mu disini atau kau ikut ke apartemenku?"

Luna menatap tak suka mendengar ucapan yang keluar dari bibir Sam. Semakin ia melawan, pria itu akan semakin menggila.

"Kau pikir aku bisu, aku bisa saja berteriak. Kau lupa disini ada banyak orang yang akan mendengar teriakan ku."

Merasa kehabisan akal Sam pun diam. Sam mencoba berpikir agar Luna bisa menurut padanya.

"Kau benar-benar sudah lupa dengan janji manis mu. Baik, biar aku ingatkan kembali agar kau mengingatnya malam itu. Aku paling tidak bisa mentorerir orang yang sudah ingkar janji." Sam benar-benar sudah kehabisan akal. Sam ingin sekali bercinta dengan Luna malam ini namun gadis keras kepala itu terus saja melawannya.

My Beautiful Laluna [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang