Chapter 18

34.5K 1.1K 5
                                    

Happy Reading

Sam menghampiri Luna yang tak kunjung keluar dari kamarnya. Dilihatnya Luna tengah berbaring di ranjang. Luna memejamkan mata namun air mata mengalir deras di pipinya tanpa bisa dibendung lagi.

"Aku tahu kau pura-pura tidur. Bangunlah aku akan membawamu ke suatu tempat. Cepat bergegaslah."

Karena tidak ada jawaban dari Luna, Sam menghampiri Luna dan berjongkok di samping ranjang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karena tidak ada jawaban dari Luna, Sam menghampiri Luna dan berjongkok di samping ranjang. Sam terkejut karena Luna menangis dengan mata yang terpejam. Sam menghapus lembut air mata Luna dengan jari jemari nya.

"Katakan apa tadi kau mendengar obrolan kami?"

Tak ada jawaban.

"Tanyakan apapun yang ingin kau tanyakan padaku." Melihat Luna seperti itu membuat dada Sam terasa sesak. Apa ia melakukan kesalahan sampai Luna menangis?

Luna tetap diam tak bergeming. Luna tidak tahu harus mulai menanyakan semuanya dari mana karena ia pun bingung dengan perasaannya dan juga dengan statusnya yang tak lebih dari sekedar pemuas nafsu Sam semata.

Seharusnya jika dirinya tidak punya perasaan lebih pada Sam, hatinya tidak perlu sesakit ini. Luna sibuk berperang dengan pikirannya sendiri.

Sam menghembuskan nafas lelahnya. Sam bangkit berdiri karena Luna mengabaikannya.

"Kalau begitu istirahatlah mungkin kau lelah. Maaf karena aku pulang sedikit terlambat. Ada banyak hal yang dibahas di sana dan membutuhkan waktu berjam-jam lamanya untuk menyelesaikannya. Mungkin lain kali aku bisa mengajak mu ke tempat yang aku janjikan. Sekarang waktunya tidak lah tepat." Sam tulus mengucapkan permintaan maaf nya pada Luna. Sam merasa kecewa karena tak bisa pulang tepat waktu dan mengajak Luna ke tempat yang ia janjikan.

Sam bermaksud meninggalkan Luna agar Luna bisa beristirahat.

Melihat Sam yang hendak pergi, Luna membuka kedua matanya. "Sam, tunggu!" Luna mulai membuka lalu bangkit dari ranjang kemudian menghampiri Sam.

Diraihnya lengan Sam dan diajaknya Sam untuk duduk di tepian ranjang.

Sam mengernyitkan dahinya dengan perubahan sikap Luna padanya. Sam pun mengikuti keinginan Luna.

"Sam... Kenapa kau harus hidup tidak normal seperti ini? Menyalurkan hasrat mu pada banyak wanita diluaran sana. Aku yakin pasti ada alasan dibalik semuanya karena itu bisakah kau ceritakan padaku? Kena..." Luna penasaran namun setelah melihat ekspresi wajah Sam yang berubah murung, Luna tak melanjutkan ucapannya.

"Maaf... aku banyak bertanya. Jika kau merasa keberatan dan tidak bisa menceritakannya padaku tidak apa-apa. Aku mengerti lagi pula aku bukan siapa-siapa dan aku bukan orang penting bagimu." Luna menghela nafas berat. "Aku hanya barang yang jika suatu saat nanti kau bosan kau bisa membuangnya atau memberikannya pada teman mu," sarkas Luna.

My Beautiful Laluna [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang