H A P P Y R E A D I N G
A D D T O L I B R A R Y
***
(Beberapa part masik acak-acakan)
Ingin aku memilikimu
Ingin aku bersatu denganmu
Tapi,
Sebuah dinding pemisah datang diantara kita
Membuat aku harus menyimpan rasa
Dan memperhatikanmu dalam k...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Malam ini Alin terlihat begitu cantik. Polesan make up yang tipis, menggunakan dress warna navy selutut dan berlengan panjang dan dia juga menggunakan jepit rambut.
Alin turun dari kamarnya. Tas slempang tersampir di bahu kanan nya dan kedua tangannya membawa sebuah kado.
"Cantiknya anak Bunda." puji Laras.
"Hehehe. Makasih, Bun." Alin tersenyum.
"Yaudah yuk, Bunda anterin kedepan." Laras menggandeng Alin.
Di depan rumah sudah terparkir mobil yang siap menghantarkan Alina.
"Alin berangkat, ya, Bun." Alina mencium punggung tangan Laras.
"Iya. Hati-hati, ya, Nak!" ucap Laras.
"Iya, Bun." Alin memasuki mobil.
"Mang, jangan ngebut!" pesan Laras ke Mang karno.
"Siap, Nya," jawab Mang Karno.
Jalanan ibu kota malam ini padat sehingga menimbulkan kemacetan.
"Yaaaah, macet lagi," ucap Alin pelan.
"Udah mah jalan satu arah lagi nggak bisa puter balik," gerutu Alin.
Udah hampir jam sepuluh tapi, Alin belum juga sampai ke rumah Ayahnya karena terjebak kemacetan.
Derrrt derrrrt
Alin mengambil handphone yang ia simpan di dalam tas selempangnya dan Alin langsung membaca pesan tersebut.
Aku disini menunggumu_Crystal.
Dia lagi dia lagi, batin Alin kesal.
"Udah sampai, Non," ucap Mang Karno.
"Alhamdulillah nyampe juga." Alin merasa lega.
"Tunggu disini, ya, Mang! Alin nggak bakalan lama, kok." Alin membuka pintu mobil.
"Iya, Non" jawab Mang Karno.
Alin langsung memasuki rumah Rian.
"Yaaaaah, udah sepi lagi," ucap Alin pelan.
Alin menghampiri Rian, Gina dan juga Bella.
"Kak Alinaaa ...," teriak Bella dari kejauhan.
Alin melambaikan tangannya kepada Bella.
"Assalamu'alaikum," ucap Alin ketika sudah dihadapan mereka.
