02. [ ZAKY ]

46K 3K 43
                                    

"Kalo jalan pake mata!" Kata Ocha kesal karena Zaky bersama motor ninja merahnya hampir saja menabraknya.

"Jalan pake kaki bego, lagian gue naik motor bukan lagi jalan, lo juga kenapa jalan sambil main hp." Kata Zaky membuat Ocha tambah kesal.

"Ya maksud gue itu, lo juga salah pake motor kebut kebutan." Kata Ocha.

"Iya deh iya cewek mah emang selalu bener." Kata Zaky sambil memutar kedua bola mata nya malas.

"Emang gue bener kok." Kata Ocha tidak mau kalah.

"Iya iya, btw ngapain lo disini udah sore tumben belom balik?" Tanya Zaky.

"Ngga usah sok peduli deh lo jijik gue dengernya." Ocha memutar bola matanya malas.

"Yaudah gue cabut dulu kalo gitu." Kata Zaky sambil menyalakan motor ninja merah kesayangannya itu.

"Mending gue minta tolong aja deh sama si Zaky dari pada gue ngga bisa pulang tapi gue gengsi dong, masa bodo lah kalo gue mentingin gengsi gue ngga akan pulang, badan gue udah capek banget butuh istirahat." Batin Ocha.

"Eh Ky tunggu gue mau minta tolong." Kata Ocha pelan, menutupi gengsinya.

"Tolong apaan?" Tanya Zaky.

"Gue nebeng lo ya, hp gue mati gue ngga bisa pulang." Kata Ocha.

"Males ah." Kata Zaky.

"Yaelah itung itung tanda maaf lo gitu tadi udah bikin pala gue puyeng." Kata Ocha.

"Yaudah deh ayo." Kata Zaky.

"Nah gitu dong." Kata Ocha semangat, akhirnya Ia bisa pulang sekarang.

Ocha pun langsung naik keatas motor Zaky.

Zaky menjalankan motornya menelusuri jalan ibu kota yang padat.

Ocha merasa sangat canggung, baru pertama kali Ia sedekat ini dengan lawan jenis, selain papah dan juga abangnya.

"Rumah lo dimana?" Tanya Zaky namun Ocha masih berkutat dengan pikirannya.

"Eh Caca mana rumah lo?!" Tanya Zaky dengan sedikit menaikan suaranya.

"Eh apa? " Tanya Ocha gelagapan.

"Ye ditanya malah ngelamun aja, ngelamunin apa sih, ngelamunin gue ya?" Tanya Zaky sambil menunjukan senyum manisnya.

"Pd banget lo, amit amit deh gue mikirin lo." Kata Ocha.

"Yaudah ini mana rumah lo Caca?" Tanya Zaky sekali lagi.

"Owh itu nanti depan ada pertigaan belok kiri langsung masuk perumahan gue rumah gue nomer 5, eh nama gue Ocha bukan Caca nanti dikira permen lagi." Kata Ocha.

"Ya kan lo sama permen sama aja sama sama manis." Kata Zaky sambil senyum memamerkan giginya.

Sial, ucapan Zaky mampu membuat pipi Ocha memerah.

"Apaan sih lo gaje banget deh." Kata Ocha menutupi kegugupannya.

"Gaje gaje tapi kok pipi lo merah ya." Goda Zaky.

"Apaan si lo udah ah tuh rumah gue, gue mau turun." Untung saja mereka sudah sampai di rumah Ocha, karena jika obrolan ini terus dilanjutkan akan memicu debaran aneh di jantung Ocha.

"Thanks." Kata Ocha setelah turun dari motor Zaky.

"Yoi, gue ngga disuruh masuk nih?" Tanya Zaky.

"Gak usah mending lo pergi aja sono." Usir Ocha.

"Udah gue anterin malah gue diusir, yaudah deh sakit hati abang neng." Kata Zaky dramatis.

ZAKY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang