Ocha menggerutu kesal karena Zaky terus menarik tangannya saat memasuki caffe.
Kening Ocha mengerut saat melihat Orang tuanya dan juga orang tua Zaky sedang duduk di meja bulat tidak jauh dari keberadaannya.
Ada apa lagi ini, kenapa mereka semua kumpul disini.
Ocha ditambah heran saat langkah Zaky mendekat kearah meja dimana orang tua mereka berada.
"Assalamualaikum, semuanya." Kata Zaky sambil menyalami tangan orang tua nya dan juga Ocha.
Ocha juga ikut menyalami tangan mereka meskipun dengan perasaan bingung, mau apa mereka berkumpul lagi, bukan kah rencana perjodohan mereka sudah dibahas kemarin.
"Waalaikumsalam, eh kalian udah dateng, duduk sini." Kata Rini
Zaky dan Ocha duduk pada kursi kosong yang ada di meja bulat tersebut.
"Katanya ada yang mau diomongin, ada apa nak Zaky?" Tanya Rudi.
Ocha menatap Zaky heran.
Zaky yang mengajak mereka semua kumpul, ada apa?
"Jadi gini, aku sama Ocha udah sepakat kalau kita mau nikah secepatnya." Kata Zaky membuat Ocha membulatkan matanya.
"Eng-" Perkataan Ocha terputus saat Zaky mengkodenya untuk diam.
"Kapan gue bilang anjir."
"Bagus dong kalo gitu, kalian tenang aja kita yang akan nyiapin pernikahan ini, jadi tanggal 5 nya langsung nikah aja gitu ya ngga usah lamaran." Kata Sinta.
Perkataan Sinta membuat Ocha melotot disertai mulutnya yang terbuka lebar.
"Tunggu kayaknya ada yang salah deh." Ocha memberanikan diri untuk berbicara meski Zaky terus mengkodenya untuk diam.
"Apanya yang salah sayang? Tanggal nya salah? Kamu mau dipercepat lagi?" Tanya Zaky menatap Ocha dengan sangat lembut.
Tatapan itu membuat otak Ocha blank, gadis itu kehilangan kata-katanya.
"Yaudah kalo gitu jadi lusa aja gimana, tanggal 2?" Usul Rini dan langsung diangguki oleh semuanya kecuali Ocha.
Ocha masih diam sibuk dengan pikirannya yang entah kemana.
"Iya bener lebih cepat lebih baik." Kata Rini dengan wajah senang nya.
"Iya papah juga setuju mah." Kata Jony.
"Bener tuh, gimana Zaky sama Ocha kalian setuju pernikahan kalian jadi lusa?" Tanya Rudi.
"Kita setuju pah." Kata Zaky dengan senyum lebar.
Akhirnya rencananya berhasil.
"Iya kan Cha? " Tanya Zaky sambil menatap Ocha dengan lembut.
Sial, lagi lagi Ocha terpana dengan tatapan Zaky.
"Iya" Kata Ocha pasrah toh kalo dia menolaknya juga pasti dia tetap kalah.
Setelah selesai membicarakan masalah pernikahan mereka, Zaky membawa Ocha ke kedai bakso langganannya.
Ia sengaja tidak ikut makan bersama orang tua mereka, karena Ia ingin membicarakan hal berdua dengan Ocha.
"Lo kenapa sih Cha diem aja dari tadi." Kata Zaky saat melihat Ocha hanya mengaduk-aduk bakso dihadapannya.
"Lo ngga suka baksonya?"
Ocha hanya diam, kemudian menatap tajam kearah Zaky.
"Kenapa lo tiba-tiba ngomong ngaco kaya tadi sih, kapan gue bilang minta secepatnya nikah?!" Kata Ocha menaikan sedikit suaranya.
"Gue cuma mau buktiin keseriusan gue sama lo." Kata Zaky.
"Tapi gue ngga mau nikah kecepetan sama lo, dengan adanya perjodohan ini aja gue udah menderita, kenapa lo malah bikin gue tambah menderita?" Tanya Ocha membuat wajah Zaky berubah sendu.
"Habisin dulu baksonya, habis itu gue antar pulang."
"Jawab dulu pertanyaan gue, lo mau balas dendam dengan merugikan gue di situasi kaya gini?"
Zaky tidak menjawab, Ia malah fokus menghabiskan bakso yang ada di mangkok nya, Ocha mendengus kesal.
Akhirnya Ocha juga ikut memakan bakso yang sedari tadi belum Ia makan.
Sesuai perkataannya tadi, setelah selesai menghabiskan baksonya Zaky mengantar Ocha pulang ke rumahnya.
Setelah sampai didepan gerbang Ocha turun dari motor Zaky yang menyerahkan helm kepada pemiliknya.
Tanpa sepatah kata Ocha berjalan kedalam rumahnya.
Namun sebelum itu Zaky menarik pergelangan tangan Ocha hingga gadis itu berbalik menghadapnya.
"Kenapa?" Tanya Ocha dengan wajah datar
"Gue minta maaf atas kejadian tadi, gue ngelakuin itu karena gue ngga mau lo ada hubungan sama cowok lain, sejak perjodohan kemarin gue udah anggap lo milik gue, sorry kalo gue egois."
Zaky turun dari motornya dan berdiri tegak didepan Ocha.
Ia menggenggam kedua tangan Ocha dan menatap matanya dalam.
"Jujur gue sakit hati Cha liat lo tadi di kantin sama fahmi ketawa lepas, sedangkan sama gue lo bawaannya sensi mulu." Zaky terkekeh pelan.
"Gue cuma mau lo jadi milik gue seutuhnya, gue mau lindungi lo, sayangi lo, dan bikin lo bahagia. Tapi kalo lo keberatan sama perjodohan ini, gue akan bilang ke orang tua kita buat batalin semuanya dan gue akan pergi dari kehidupan lo." Kata Zaky sambil menatap mata Ocha dengan dalam membuat Ocha langsung menangis.
Zaky segera mendekap tubuh gadis yang entah sejak kapan telah mengisi hatinya.
"Jangan tinggalin gue, maaf gue udah bikin lo sakit hati maafin gue udah marah sama keputusan lo ini gue cuma kaget dengan semua ini." Kata Ocha masih dengan memeluk Zaky erat.
"Gue sayang sama lo." Ocha menegang saat mendengar bisikan Zaky di telinganya.
"G-gue"
Zaky mendaratkan jari telunjuk nya didepan mulut Ocha, menyuruhnya untuk diam.
"Jangan dijawab sekarang, takut gue sakit hati dengernya."
"Padahal gue mau jawab kalo gue juga udah mulai sayang sama lo."Zaky melepaskan pelukan mereka, kemudian merapihkan rambut Ocha yang menutupi wajah cantiknya.
"Gue balik ya, salam buat mamah papah." Ocha mengangguk.
Zaky menyalakan mesin motornya.
"Bye, calon istri" Zaky tersenyum lebar sambil melambaikan tangannya.
Pipi Ocha memerah.
Dengan senyum malu-malu nya Ocha membalas lambaian tangan Zaky, "Bye, calon suami."
Setelah mengucapkan itu Ocha segera berlari kedalam rumahnya. Malu.
Sedangkan Zaky terdiam, Ia memegang dadanya yang berdenyut kencang.
"OCHA TANGGUNG JAWAB!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAKY [END]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Ocha benci pembuat onar Ocha benci kekerasan Ocha benci permusuhan Dan Ocha benci Zaky Karena Zaky adalah gabungan dari semua hal yang Ia benci Namun takdir berkata lain Ocha dijodohkan dengan Zaky Akankan benci itu berubah...