" Nda, gue udah selesai."
Nanda hanya mengangguk. Kepalanya masih terus mendongak lalu menunduk. Cewek itu sedang menyalin tugas yang ada di papan tulis.
" Ya udah Lo ke kantin aja, gue juga udah ada janji sama Yunan," katanya tanpa mengalihkan perhatian dari bukunya.
Safa mengangguk. Dia bangkit dan pergi meninggalkan Nanda. Tapi baru beberapa menit pergi, Safa sudah kembali dan berdiei disamping Nanda.
" Nda," panggilnya.
Nanda mengangkat tangannya. " Bentar, bentar."
Safa menghela nafasnya. " Nda," panggilnya lagi.
" Iya ga sebentar, Lo pasti minta temenin ke toilet kan karena takut ada yang ngintip. Oke gue temenin tapi bentar lagi."
Safa berdecak pelan. " Ish bukan lah. Ada yang nyari Lo tuh," kata Safa malas-malasan.
" Siapa? Cowok mana lagi yang nyari gue nih." Di tengah kegiatannya yang sedang di kejar waktu karena setelah ini dia harus belajar dengn Yunan, Nanda masih sempat-sempatnya bercanda.
" Si anak--"
Nanda menempelkan jari telunjuknya ke bibir Safa yang langsung di tepis oleh cewek itu. " Ouh, gue tau pasti Yunan kan yang nyari gue. Oke, Lo tolong bilangin suruh dia ke taman duluan aja nanti gue nyusul. Please Fa, tanggung nih dikittttt lagi. Hehehe..."
Safa hanya bisa memutar bola matanya jengah. Belum apa-apa Nanda sudah menyimpulkan sendiri. Tapi pada akhirnya dia berbalik juga keluar kelas untuk menghampiri cowok itu.
" Nih."
Mata Nanda langsung berbinar. Pulpen yang sedang dia pegang pun langsung dia letakan begitu saja. Melihat bungkusan coklat yang tersodor dihadapannya langsung bisa mengalihkan dunia Nanda.
" Wow coklat, dari siapa nih?" Tanyanya pada Safa." Itu kan ada kertasnya tinggal Lo baca aja."
Nanda membaca sepotong kertas yang melingkar pada bungkusan cokelat. Hanya kata sederhana tapi mampu membuat Nanda sedikit menyunggingkan senyumnya.
Selamat siang
Cokelat manis untuk orang yang manis
Biar senyumnya makin manis
Arga." Gombal."
Nanda menoleh dan menemukan Safa yang juga sedang ikut membaca kertas itu. " Bukan gombal tapi lucu aja. Ada cowok yang ngirimin gue surat." Nanda menepuk dahinya. " Ouh ya ampun, gue harus ke taman sekarang." Nanda buru-buru mengambil bukunya.
" Thanks Safa kurirku buat cokelatnya," katanya sambil mengangkat cokelat di tangannya.
Nanda memeluk bukunya tapi matanya terus memperhatikan bungkusan cokelat ditangannya. " Mau di buka sayang apalagi di makan. Tapi kalau nggak bisa kadaluarsa. Bingung juga nih. Atau gue simpen tulisannya aja? Duh bingung deh." Nanda menghentakkan kakinya berkali-kali sambil tersenyum senang.
Ketika sepatunya sudah beralih jadi menginjak rerumputan, barulah saat itu Nanda mengedarkan pandangan untuk mencari sosok Yunan. Tak menemukan apa yang dia cari Nanda beralih melihat jam tangannya." Pantesan gue kecepetan 2 menit, Yunan kan si tuan on time." Nanda mengangkat bahunya lalu berjalan mencari bangku taman yang kosong.
" Sambil nunggu Yunan sambil makan cokelat , ahhh..." Nanda menggigit ujung cokelat yang baru saja dia buka baru saja cokelat itu meleleh di mulutnya Nanda sudah menggelengkan kepala sambil tertawa. " Enak banget. Padahal gue sering makan ini, merk-nya juga sama tapi kok kayak beda gitu ya." Nanda kembali menggigit cokelat itu.
" Widih, makan cokelat nggak bagi-bagi nih." Yunan duduk di samping Nanda dan langsung merebut cokelat yang hendak Nanda gigit. Dan dengan rakusnya Yunan menggigit cokelat itu dengan gigitan yang sangat besar padahal Nanda belum memakan sebesar itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
B N B (Tamat)
Teen FictionSahabatan atau pacaran sih? Nanda pasti akan langsung menjawab sahabatan. Padahal bagi sebagian orang yang melihat kedekatannya dengan Yunan, pasti akan mengira mereka pacaran. Ini memang bukanlah kisah cinta Yunan dan Nanda. Tapi kisah persahabatan...