Y&N 10

133 12 0
                                    

" hai Arga."

Suara lembut yang dibuat-buat itu membuat Arga mendongak. Cowok itu hanya menaikan alisnya karena melihat Luna--teman sekelasnya yang selalu mencari perhatiannya--sedang berdiri di depan mejanya. Luna terus saja tersenyum sambil memainkan rambutnya. Tentu itu sama sekali tidak menarik perhatian Arga, karena sekarang cowok itu sudah kembali menunduk menatap layar ponselnya.

" Eum Ga," panggilnya lagi.

Arga mengembuskan nafasnya lalu menutup ponselnya. Dia menatap Luna jengah, cewek itu terlalu bertele-tele. Atau memang hanya ingin mencari perhatiannya saja. Tapi sungguh Arga tidak ingin membuang-buang waktunya hanya untuk meladeni cewek seperti Luna.

Sejak kedatangannya pertama kali di sekolah ini, memang hanya Luna satu-satunya cewek yang selalu mencari perhatiannya. Luna memang cantik, Arga jujur akan hal itu. Tapi Luna sama sekali bukan tipenya, bahkan terlalu jauh dari kriteria cewek untuk dia sukai.

" Sebenernya Lo ada perlu apa sama gue?" Tanya Arga berusaha menyudahi basa-basi Luna yang tidak penting.

Luna duduk diatas meja. Tangannya terulur ke belakang untuk meminta sesuatu pada temannya. Setelah mendapatkan sebuah kertas seperti undangan, Luna menyerahkannya ke hadapan Arga.

" Gue mau ngundang Lo ke acara ultah gue Minggu besok, gue harap Lo mau dateng."

Arga mengambil undangan itu dan memperhatikannya sebentar. Dia mengangkat bahunya sambil menaruh undangan itu begitu saja ke dalam laci. Sesudahnya dia kembali fokus pada layar ponselnya, melanjutkan game yang sempat tertunda.

" Jadi gimana Ga? Lo bakalan dateng kan?" Tanya Luna memastikan sambil cengar-cengir ke arah kedua temannya.

Arga mendongak. " Gimana nanti, tapi gue usahain dateng."

Luna langsung bertepuk tangan senang. " Ouh iya Ga, gue denger-denger Lo juga bisa nyanyi sambil main gitar. Nanti pas diacara gue Lo nyanyi ya, supaya jadi kado terindah buat gue," katanya lagi.

" Meskipun kedatangan Lo aja itu udah spesial banget buat gue tapi alangkah lebih spesial lagi kalau Lo mau nyanyi satu lagu yang romantis buat gue dihadapan banyak orang....." Luna terus berbicara sambil menerawang, sedangkan yang diajak bicara malah asik bermain game dan tak mendengarkan Luna bicara.

" Hai kakak cantik! Hai Ar....kak Arga!"

Luna menyudahi lamunannya dia menoleh sambil memutar bola matanya jengah saat melihat kedatangan Nanda. Dia berdecak pelan saat melihat Nanda datang bersama Yunan. Rasa kesalnya bertambah ketika melihat tangan Nanda menggenggam tangan Yunan.

Luna turun dari atas meja Arga lalu beralih menjadi berhadapan dengan Yunan dan Nanda. Cewek itu kembali meminta undangan ke temannya lalu sengaja menyelip diantara yunan dan Nanda hingga genggaman tangan mereka terlepas. Hal itu membuat Nanda sedikit terdorong ke samping, ke arah meja Arga.

Luna tersenyum ke arah Yunan yang dibalas cowok itu dengan wajah datarnya. " Nan, gue juga punya satu undangan buat Lo. Ultah gue. Minggu besok. Lo dateng ya?"

Benar kan. Luna memang jauh dari tipe Arga dan Yunan. Baru saja tadi sedang mencari perhatian Arga kini sudah beralih kepada Yunan.

Nanda merebut undangan yang masih berada di tangan Luna. " Widihhh.....undangan ultah. Kok Nanda nggak dikasih sih kak?"

" Gue nggak ngundang adik kelas." Suara Luna kembali ketus jika berbicara dengan Nanda.

" Yah sayang banget. Padahal kalau Nanda nggak dateng kak Yunan juga pasti nggak Dateng. Kata mamahnya kak yunan, kak Yunan itu nggak boleh pergi malem kalau nggak sama Nanda. Jadi gimana dong kak?" Nanda terus membolak-balik undangan di tangannya.

B N B (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang