Y&N 17

129 5 0
                                    

" sori, gue telat."

Yunan baru saja membuka pintu ruangan latihan band. Disana sudah ada bang Tirta, Mario, dan juga Angga yang sepertinya baru saja selesai memainkan satu lagu. Dan Yunan sudah snagat terlambat. Baik Mario maupun Angga sudah menghubunginya sejak setengah jam yang lalu tapi Yunan tidak pernah merespon panggilan mereka. Yunan malah membiarkan ponselnya berdering sedangkan dia malah asik duduk lesehan sambil bermain gitar.

Yunan melakukan high five bersama ketiganya tanpa minat. Cowok itu langsung mengambil posisi sambil mengalungkan gitarnya. Mario dan Angga saling tatap mempertanyakan tentang Yunan yang terlihat tidak seperti biasanya.

" Kita break dulu aja. Gue pengen berak."

" Gila Lo Tir, pantesan dari tadi baunya agak nggak sedep gitu. Ternyata sumber baunya itu elo," sahut Angga.

" Masih mending bau bunga melati dari si penunggu ruangan ini, ya kan ngga?" Tanya Mario.

" Geblek Lo." Angga melayangkan satu pukulan di kepala bagian belakang Mario. " Itu lebih serem. Mending kentut Tirta kemana-mana kalau gitu mah."

" Jadi Lo seneng kentut gue? Kalau gitu Lo harus tampung kentut gue di botol buat aromaterapi di rumah Lo," katanya begitu keras.

Tirta buru-buru keluar dan menutup pintu kembali sebelum Angga melayangkan satu stik drum-nya dan mengenai kepala Tirta. Sementar itu Yunan tidak terlalu menanggapi obrolan temannya itu. Dia lebih memilih duduk disofa dan melamun. Tentu itu sangat mengundang perhatian Mario dan juga Angga. Keduanya pun mendekat namun Yunan malah bangkit dan keluar dari kamar.

" Eh bangke Lo Nan, disamperin malah kabur. Lo pikir gue cabe-cabean apa?" Maki Angga.

Mario terkekeh. " Mirip sih," katanya sambil melengos dan kembali ke tempatnya.

" Sialan!" Umpat Angga.

Mario dan Angga terus saling bercanda, berbeda dengan Yunan yang malah terus berjalan tanpa tujuan pasti di dalam rumah Nanda. Yunan hanya mengikuti langkah kakinya saja. Hingga akhirnya kaki itu berhenti di depan sebuah kamar yang dia tau adalah kamar Nanda.

Yunan tau kalau Nanda sudah sampai di rumah dengan selamat karena tadi dia mengikuti motor Arga. Tapi yang Yunan tidak tau adalah keadaan cewek itu. Nanda belum menjawab pertanyaannya tapi pikiran Yunan mengatakan kalau Nanda itu sakit. Dan cewek itu sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja.

Tangan Yunan mulai terangkat hingga terarah ke gagang pintu kamar Nanda. Dan ketika tangannya hendak menarik knop pintu itu ke bawah suara bang Tirta yang menginterupsinya membuat Yunan mengurungkan niatnya.

" Dia lagi tidur," katanya setelah Yunan menatap ke arahnya. " Tadi dia ngeluh sakit perut, tapi udah gue kasih obat."

Yunan hany bisa mengangguk. Ada sedikit kelegaan yang Yunan rasakan. Dia hendak kembali ke ruangan latihan tapi bahunya di tahan dari belakang oleh Tirta.

" Gue mu ngomong sama Lo."

Yunan menoleh menatap tangan Tirta yang masih berada di pundaknya kemudian tatapanya beralih pada Tirta yang sudah ada disampingnya. " Soal Nanda dan cowok yang selalu ngenterin dia."

Yunan sudah memprediksi kalau hal ini pasti akan terjadi. Lama-kelamaan Tirta pasti akan menanyakan soal Arga. Mengingat bukan hanya sekali dua kali Arga mengantar Nanda pulang, tapi sudah lumayan sering. Dan bukan tidak mungkin juga Tirta tidak pernah melihat Nanda diantar Arga meskipun Nanda selalu bilang padanya kalau Abang dan kakaknya tidak tau.

" Gue tau dan mungkin Lo juga perlu tau."

Tirta mengangguk. Mereka akhirnya memutuskan untuk berbincang di ruang tamu karena ini hanya pembahasan soal Nanda saja sehingga Mario dan Angga tidak perlu tau.

B N B (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang