Y&N 23

58 4 0
                                    

Pagi ini Yunan terpaksa tidak berangkat sekolah lagi karena dia harus menjemput mamanya di rumah sakit. Ratna sudah di perbolehkan pulang oleh dokter karena kondisinya yang sudah membaik. Yunan juga tidak akan mengantar Nanda ke sekolah seperti biasa, karena waktu yang terbilang sempit.

Nanda awalnya sempat protes dan dia ingin kembali bolos sekolah tapi Yunan dengan keras melarangnya. Jika dia mengizinkan, maka Nanda akan keenakan karena tidak belajar. Dan itu bertentangan jauh dengan Yunan, yang inginnya justru terus belajar.

Yunan menggosok-gosokkan handuk ke kepalanya sambil menatap pantulan dirinya di cermin. Padahal papanya sudah menunggu sejak tadi agar mereka sarapan bersama lebih dulu sebelum berangkat ke rumah sakit. Tapi cowok itu sepetinya santai saja.

" Yunan ayo kita berangkat ke-----Aaaaaa...."

" Nanda Lo gila ya?"

Nanda langsung balik badan sambil menutup wajahnya. Cewek itu terus cekikikan di tengah pintu kamar Yunan yang tadi sudah dia buka lebar. Niatnya ingin memberi Yunan surprise ini malah Nanda yang mendapat surprise. Bukannya malu Nanda justru malah geli sendiri. Memang salahnya juga sih masuk kamar tidak mengetuk pintu lebih dulu.

" Ngapain sih Lo disini?" Tanya Yunan saat melihat Nanda yang sudah tampak rapi dengan seragam sekolahnya.

Yunan berdecak. " Balik badan Lo!"

Nanda melongo. " Gila Lo. Gue nggak nafsu lihat badan Lo."

" Ck. Siapa juga yang nyuruh Lo masuk tanpa ketuk pintu. Udah cepetan, gue udah pake baju."

Baru setelah itu Nanda berbalik. Ruas-ruas jarinya dia buka hingga dia bisa melihat keadaan kamar Yunan. Dan dia juga bisa melihat Yunan yang sudah berpakaian lengkap, cowok itu kini tengah berdiri dihadapannya sambil bersandar pada pintu.

Nanda menurunkan tangannya. Dia nyengir kepada Yunan sambil sedikit menggoyangkan tubuhnya ke kanan dan kiri. Dia tau kalau Yunan pasti akan mencecarnya dengan pertanyaan. Makanya Nanda kesini tepat jam 7 pagi ketika gerbang sekolah sudah di tutup. Supaya Yunan juga tidak bisa memaksa Nanda untuk pergi ke sekolah.

" Gue masuk ya." Nanda tidak bisa melangkah karena Yunan menahan bahunya.

" Jawab dulu."

" Nan, gue mau ikut jemput Tante ya, please." Nanda sampai memasang wajah puppy eyes agar Yunan luluh.

" Lo bolos udah bilang Abang sama bokap Lo belum?"

" Bilang. Justru mereka malah ngizinin aku bolos."

Satu alis Yunan terangkat. Rasanya tidak percaya Abang dan papa mengizinkan Nanda untuk bolos sekolah. Yunan tidak yakin kalau Nanda benar-benar meminta izin, bisa saja cewek itu berbohong mengingat tidak mungkin bagi seorang Nanda meminta izin untuk hal seperti ini.

" Ouh iya, om Rian udah manggil kita tadi. Berangkat yuk!"

Demi menghindari tatapan Yunan yang begitu menusuk matanya, Nanda langsung turun ke bawah meninggalkan Yunan yang masih terdiam di tempatnya. Sedangkan Yunan hanya bisa bisa menghembuskan nafasnya pelan sambil geleng-geleng kepala. Cowok itu kembali ke kamarnya dan tak lama kemudian cowok itu sudah ikut turun ke bawah menemui papanya dan juga Nanda yang tengah makan bersama.

" Kalian sarapan dulu aja, papa tunggu di depan." Rian mengelap sekitar mulutnya menggunakan tisu sebelum bangkit. " Ouh iya, Nanda nggak sekolah?"

Reflek Nanda langsung mencubit pinggang Yunan agar cowok itu tidak bicara  macam-macam. " Meliburkan diri om," jawab Nanda sambil tersenyum ke arah om Rian.

Meski agak bingung Rian akhirnya hanya mengangguk. Dia meninggalkan meja makan untuk menunggu di luar. Nanda langsung melanjutkan makan tanpa melirik Yunan sedikitpun.

B N B (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang