Y&N 15

114 5 0
                                    

" kemana aja Lo baru nongol?"

Yunan bersandar di pintu rumahnya sambil bersedekap. Cowok itu menatap Nanda dengan tatapan heran. Ini masih terhitung pagi bagi Nanda namun cewek itu sudah mengetuk pintu rumahnya dengan sangat keras.

Sejak kepulangan Nanda yang diantar Arga kemarin, cewek itu sama sekali tidak ada kabar. Dan bahkan baru menampakkan batang hidungnya pagi ini. Bukannya langsung menjawab pertanyaan Yunan, Nanda malah hanya tersenyum. Tapi yang aneh bagi Yunan adalah mata cewek itu yang terlihat sayu seperti kurang tidur.

" Nan, berangkat yuk!"

Nanda memang sudah siap dengan seragam sekolahnya lengkap dengan tas. Begitupun dengan Yunan Hanya bedanya Yunan belum memakai sepatu.

" Tumben Lo mau ke sekolah sepagi ini?"

Nanda nyengir. " Nggak juga sih, gue cuma mau cerita sama Lo."

" Gue belum sarapan. Gue juga belum bawa tas. Dan gue belum mau berangkat."

Nanda melangkah masuk melewati Yunan begitu saja. " Ya udah gue tungguin sambil duduk. sekali-kali biar gue yang nunggu Lo jangan Lo Mulu yang nunggu gue. Eaa!!" Meskipun sudah jauh melangkah namun suara Nanda masih terdengar cukup jelas di telinga Yunan. Cowok itu pun akhirnya mengikuti Nanda masuk ke dalam rumah.

Nanda duduk di sofa dan melirik Yunan yang tengah makan di sampingnya. " Nan, syarat yang pertama udah gue lakuin."

Yunan mengangkat bahunya. " Hari pertama cuma 15 menit Lo tahan disana karena selebihnya Lo malah tidur. Hari ke dua, mungkin kira-kira hanya setengah jam soalnya Lo terlalu sering bolak-balik ke toilet. Nggak jelas banget. Dan hari ketiga yang parahnya Lo malah ngajak Arga pulang dengan alasan Lo pengen beli buku. Dan Lo pasti akan selalu memakai alasan yang sama untuk hari-hari selanjutnya."

Nanda mendelik. " Lo nguntit gue!"

Yunan masih asik memasukan nasi goreng ke dalam mulutnya. " Kalau nggak gitu, Lo pasti bakalan ngebohongin gue lagi. Gue nggak mau masuk lubang yang sama 2x."

Nanda sudah berkacak pinggang. " Jadi selama ini Lo ada di lantai 2 yang katanya pengen nongkrong itu sebenernya ngintilin gue. Lo nguping pembicaraan gue sama Arga ya? Terus apa lagi kelakuan Lo disana?"

" Bukan nguping cuma nggak sengaja denger aja. Cuma itu aja kok. Nggak lebih dan nggak kurang."

" Ish Lo tuh nyebelin!" Nanda menepuk punggung Yunan keras membuat cowok itu tersedak kerupuk yang baru saja dimakannya.

" Eh sori, sori Nan." Nanda memberikan segelas susu ke arah Yunan.

Yunan meminumnya sampai habis. " Mau bikin gue mati ya."

" Yah jangan mati dulu dong Nan, Lo kan harus jadi saksi jadiannya gue sama Arga." Nanda masih bisa bercanda di tengah rasa kesalnya.

Kening Yunan berkerut. " Emang udah dapat kode?"

" Hehehe....belum sih."

" Untuk semua syarat itu gue kasih waktu seminggu buat Lo selesaikan semuanya. Ini sudah hari ke 4 dan Lo tinggal punya waktu 3 hari lagi."

Nanda mendengus sebal. Dia pikir Yunan tidak akan seketat itu pada dirinya. Dia memang terkadang tidur atau mengajak pulang Arga lebih awal dari waktu satu jam yang di tentukan. Itu memang karena dia tidak betah berada di satu ruangan hanya diam dengan mata dan mulut terfokus pada satu buku. Nanda suka suasana yang ramai dan saling bertukar cerita.

Dia memang senang bersama Arga, tapi cowok itu juga sama saja dengan Yunan jika dihadapannya sudah ada buku pelajaran. Pasti akan diam dan fokus pada buku itu, apapun disekitarnya masih tidak akan di pedulikan lagi. Termasuk kebisingan. Kecuali jika ada bom,mungkin mereka baru mengalihkan perhatian. Tapi Arga selalu dengan senang hati mengajarinya dengan pelan jika ada yang Nanda tidak mengerti dancewek itu mau menanyakannya kepada Arga.  Berbeda dengan Yunan yang selalu menoyor kepalanya jika Nanda susah mengerti padahal sudah berkali-kali diajarkan.

B N B (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang