Y&N 18

105 3 0
                                    

" kompak banget tapi sayangnya ini bukan tes kekompakan buat pasangan."

Nanda mengetuk-ngetukan alat pelnya di lantai dengan geram. Akibat perkataan Bu tata tadi dia menjadi bahan ejekan. Biasanya dia yang selalu mengejek dan menertawakan dan sekarang malah dia yang diejek dan di tertawa kan.

Menyebalkan.

Nanda menghembuskan nafasnya sambil menatap sekelilingnya. Masih ada 4 bilik toilet yang belum dia bersihkan. Belum lagi Sedari tadi kakak dan adik kelas banyak sekali yang bolak-balik ke toilet. Mungkin pekerjaan Nanda ini tidak akan selesai dalam waktu dekat. Atau mungkin waktu seharian ini akan dia habiskan untuk membersihkan toilet.

Ya. Bu tata memang menghukumnya untuk membersihkan toilet cewek. Pun juga dengan Yunan yang berada di ruangan sebelahnya. Entah kenapa Bu tata malah menghukum keduanya. Beliau juga menyuruh agar mereka tidak kembali ke kelas sebelum semuanya beres.

Nanda berdecak pelan. Enggan memikirkannya lebih jauh, dia memilih untuk mengerjakan tugasnya agar cepat selesai. Nanda terus menggosokan pengepel di tangannya ke lantai. Baunya tentu begitu menusuk hidung, tapi berusaha Nanda abaikan. Meski rasanya ingin muntah.

" Sini biar gue aja."

Nanda baru saja akan mengangkat ember berisi air sabun untuk disiramkan ke dalam kloset, namun tugas itu sudah lebih dulu diambil alih oleh Yunan. Cowok itu tiba-tiba datang dan langsung merebut ember di tangan Nanda. Sedangkan Nanda hanya bisa diam menatap Yunan sebentar dan setelah itu dia memilih kembali mengambil alat pelnya, namun hal itu juga kembali diambil alih oleh Yunan.

" Lo diem aja disitu, ini biar gue yang ngerjain."

Nanda terdiam. Cewek itu masih menatap Yunan yang kini sedang menggosok lantai toilet. Ada apa dengan cowok itu? Kenapa Yunan mau membantunya? Dan kenapa tadi Yunan juga memilih untuk mengiyakan hukuman Bu tata yang jelas-jelas jika cowok itu mau, dia bisa menolaknya. Pasti Bu tata juga akan mencabut hukuman itudati Yunan. Yunan memang salah satu murid kesayangan Bu tata. Nanda tau itu.

" Nan, ini hukuman gue jadi biarin gue aja yang beresin." Nanda berniat mengambil alih alat pel di tangan Yunan tapi cowok itu mencegahnya.

Nanda kesal dengan sikap Yunan yang keras kepala. " Ada apa sama Lo, Nan? Kenapa Lo malah bantu gue? Kenapa Lo malah mau ikutan di hukum? Jawab gue Nan!"

Yunan diam. Dia menoleh menatap Nanda sekilas sebelum akhirnya kembali pada aktifitas awalnya. Mengabaikan begitu saja pertanyaan Nanda.

" Jawab gue Nan, karena setelah ini gue nggak akan pernah nanya Lo lagi."

Gerakan Yunan pun terhenti. Dia menunduk sesaat untuk menghela nafasnya. Lalu melanjutkan kembali tugasnya mengepel satu bilik toilet terakhir. Nanda pun terus memperhatikan gerak-gerik Yunan tanpa berpindah dari posisinya semula. Keadaan itu terus berlanjut hingga hukuman benar-benar selesai.

Yunan baru saja mengembalikan ember dan alat pel ke tempatnya, dia berniat keluar namun terhalang karena posisi Nanda yang tepat berada di pintu utama keluar toilet. Cewek itu masih menatapnya dalam diam, seolah masih menunggu jawaban Yunan atas pertanyaannya.

Yunan mengelapkan tangannya ke celana abu-abunya. Cowok itu berdiri di hadapan Nanda sambil tersenyum tipis. " Gimana sakit di perut Lo, udah sembuh?"

Bukannya menjawab, Yunan justru menanyakan keadaan Nanda. Nanda pun hanya bisa tersenyum kecut. Yunan menghindar dari pertanyaannya dan itu sudah cukup membuktikan kalau cowok itu belum mau menjelaskan semuanya kepada Nanda tentang syarat itu.

Yunan tidak bersuara lagi atau memaksa Nanda untuk menjawab pertanyaannya. Dia menatap Nanda cukup lama sampai tidak berkedip membuat Nanda merasa sedikit canggung.

B N B (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang