Y&N 22

63 3 0
                                    

Mata Nanda berbinar menatap sekotak makanan yang ada di depannya. Dia melirik Yunan dan Arga yang kini duduk di sebelahnya.

" Ternyata Lo tepat janji juga Ga, gue kira cuma candaan Lo doang."

Arga terkekeh. " Udah Lo makan aja dulu. Gue yang masak tuh."

Nanda menatap makanan di depannya tidak percaya. " Nggak percaya gue. Wah jangan-jangan nggak enak nih."

" Coba aja. Orang sahabat Lo juga bilang enak."

Sambil mengendorkan nasi goreng yang katanya buatan Arga sendiri ke dalam mulut, kening Nanda berkerut. Cewek itu sedikit bingung dengan ucapan Arga. Mungkin sahabat yang Arga maksud adalah Safa karena tadi mereka datang bersama dan sekarang Safa sedang berada di ruang rawat Tante. Kan, tidak mungkin kalau Yunan. Jika orang itu benar Safa, Nanda sedikit merasa aneh dan sedikit tak rela. Berarti dia bukan orang pertama. Bukannya orang pertama itu spesial.

" Kenapa Safa?" Tanya Nanda dengan pandangan yang terus menunduk sambil mengunyah perlahan nasi goreng yang menurutnya cukup enak untuk ukuran lelaki yang memasaknya.

" Gue cuma mastiin kalau masakan gue itu layak buat gue berikan ke elo. Masa gue kasih ke elo makanan sebagai coba-coba. Makanya gue suruh Safa buat cobain dulu."

Nanda tersenyum sambil menganggukkan kepalanya paham. Harusnya dia berpikir positif dulu, malah langsung mencurigai kalau Arga lebih perhatian kepada Safa. Atau ini hanya efek dia yang semalaman tidak bisa tidur.

Nanda menoleh menatap Yunan. " Lo mau Nan?"

" Enggak makasih," jawab Yunan tanpa minat.

" Yeee..."

Nanda tidak bicara lagi, cewek itu terus melahap makanannya hingga habis. Dia juga meminum susu kotak yang Arga bawakan untuknya. Rasanya aneh, Nanda sudah makan satu piring tadi bersama Yunan tapi sekarang dia menghabiskan satu kotak nasi goreng lagi. Dasar perut gentong. Atau mungkin ini efek Karena ada Arga. Entahlah.

" Makasih," ucap Nanda sembari mengembalikan kotak bekal Arga.

" Kenyang?"

" Iya."

" Enak?"

" Iya."

" Suka?"

" Iya."

" Sama gue?"

" Iya." Sedetik kemudian Nanda mata Nanda membulat sempurna dengan kedua tangan yang menutup mulutnya.

" Tadi maksudnya apa ya, Ga?" Tanya Nanda. Cewek itu ingin penjelasan detail. Tadi itu kode atau hanya sebuah candaan saja. Karena Nanda tidak ingin melayang dan jatuh ke lubang sama sama untuk kesekian kalinya.

Arga menyunggingkan senyumnya lalu tangannya terulur mengambil tisu untuk membersihkan noda saos di sudut bibir Nanda.

" Gue nanya, Lo suka gue apa enggak?"

Nanda menahan senyumannya untuk tidak mengembang. Kakinya reflek menginjak kaki Yunan membuat cowok itu mengaduh kesakitan. Nanda memberi kode lewat matanya kepada Yunan ketika Arga sibuk membereskan kotak bekalnya. Nanda sudah memegangi dadanya yang terasa akan meledak karena jantungnya yang berdetak kencang.

Nanda langsung menormalkan ekspresinya ketika Arga sudah kembali menatapnya. Sedangkan Yunan masih mengelus punggung kakinya sambil menatap Nanda. Dia juga begitu penasaran dengan jawaban Nanda.

" Jadi?" Tanya Arga.

" Eummm....gue...gue juga suka Lo, Ga," jawab Nanda cepat ketika tadi kata-kata hampir terbata.

B N B (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang