" sampai ketemu besok ya, sekolah kan?"
Nanda hanya mengangguk. Cewek itu baru saja turun dari motor Arga yang terparkir di depan gerbang rumahnya. Dan kini Arga sudah kembali menyalakan mesin, dia bilang ingin mampir tapi lain kali saja padahal Nanda sudah menawarkan. Seperti biasa Arga akan memberi Nanda sebuah senyum manisnya dengan tangan yang bergerak mengacak rambut Nanda pelan.
Nanda melambai singkat pada Arga hingga motor cowok itu tidak lagi terlihat. Dia menoleh sebentar menatap rumahnya yang sepi, bukannya membuka gerbang Nanda justru menyeberangi jalan menuju rumah Yunan.
Nanda melihat mobil Rian sudah terparkir di depan rumah itu artinya mereka sudah sampai. Nanda berniat menghabiskan waktunya siang ini di rumah Yunan mungkin hingga sore menjelang. Atau bahkan nanti Nanda bisa berubah pikiran akan menginap disini.
Tak perlu salam, ketukan pintu ataupun kata permisi. Cewek itu terus berjalan hingga berhenti di depan sebuah kamar yang pintunya sedikit terbuka. Nanda melihat Ratna tangah berbaring sendirian tanpa ada yang menjaga.
" Tante," panggil Nanda sambil melongokan kepalanya dari balik pintu.
" Lho kamu udah pulang, sini masuk." Ratna menepuk sebelahnya menyuruh Nanda untuk duduk disana.
" Tante udah makan?"
Ratna hanya mengangguk dengan tangan yang bergerak mengelus rambut panjang Nanda.
Nanda melirik buat apel di atas nakas. " Kalau gitu Nanda kupasin buah ya."
" Jadi dia cowok yang jadi incarannya anak gadis Tante ini."
Nanda memberikan potongan apel kepada Ratna. Dia tersenyum malu, tapi di juga tertarik dengan pembahasan Tante kali ini mengingat kini hanya ada mereka berdua di dalam kamar. Jadi Nanda bisa bebas menceritakan apa saja termasuk puas-puasin membahas soal Arga.
" Kalau Tante jadi Nanda, bakalan suka sama orang kayak dia nggak?"
Ratna tampak berpikir sejenak. " Mungkin," katanya. " Tapi Tante harus tau dulu sifatnya jangan cuma fisiknya. Kalau dia cemburuan, pemarah jelas Tante tidak suka."
Nanda mengangguk. Dia melanjutkan kembali aktifitasnya hingga tak terasa satu buah apel pun sudah Ratna habiskan. Nanda membantu Ratna untuk berbaring dan istirahat.
Cewek itu baru keluar setelah Ratna tertidur pulas. Nanda menutup pintu dengan sangat hati-hati tanpa menimbulkan suara sekecil apapun. Dia berjalan mengendap-endap ke kamar yang berada di ujung. Targetnya kali ini adalah mengganggu Yunan. Sebelum membuka pintu, Nanda lebih dulu memperhatikan sekitarnya dan baru setelah memastikan semuanya aman, dia menarik gagang pintu. Sikapnya itu persis seperti maling.
" Mau maling lo, ya?"
Baru saja Nanda menutup pintu kembali suara yunan sudah mengagetkannya. Nanda berbalik sambil cengengesan. Cewek itu berjalan menyamping melewati Yunan kemudian dia menghempaskan tubuhnya ke atas tempat tidur cowok itu.
Yunan hanya bisa menghela nafasnya berat. Dia menyambar gitar dipojok kamarnya kemudian membawanya ke balkon kamar. Cowok itu duduk memetik gitar sambil mendengarkan lagu lewat earphone-nya.Nanda membuka matanya. Dia memang tidak benar-benar tertidur karena Nanda memang tidak ngantuk. Cewek itu bangkit dan melihat Yunan sepertinya tengah sibuk. Pandangannya dia arahkan ke seluruh penjuru kamar Yunan hingga berhenti ke meja belajar cowok itu. Disana laptop Yunan tengah menyala dan di sebelahnya juga ada sebuah flashdisk.
Nanda bangkit perlahan dan duduk di kursi berhadapan dengan laptop. Dia memperhatikan sebuah flashdisk di dekat itu secara seksama. Sepertinya ada satu hal yang juga ingin dia lakukan sekarang : mendengarkan musik.
KAMU SEDANG MEMBACA
B N B (Tamat)
Teen FictionSahabatan atau pacaran sih? Nanda pasti akan langsung menjawab sahabatan. Padahal bagi sebagian orang yang melihat kedekatannya dengan Yunan, pasti akan mengira mereka pacaran. Ini memang bukanlah kisah cinta Yunan dan Nanda. Tapi kisah persahabatan...