Y&N 12

111 8 0
                                    

Nanda menggandeng lengan Yunan selayaknya sepasang kekasih. Mereka masuk ke dalam pesta ultah Luna yang di gelar di rumah cewek itu. Tepatnya di bagian belakang rumah karena Luna mengusung konsep 'garden party' untuk ultahnya kali ini.

Suasana sudah sangat ramai. Yang Nanda tau, rata-rata tamu yang datang adalah teman sekolah Luna. Baik sekelas maupun di luar kelas. Dan yang lebih mengesankan lagi cuma Nanda dan Safa lah yang diundang dari kalangan adik kelas dan bukan teman dekat Luna. Nanda tentu patut berbangga akan hal ini. Tapi sepertinya Nanda tidak merasa begitu. Tujuannya kesini hanya untuk bertemu dengan Arga dan melihat penampilan cowok itu saja.

" Hai."

Nanda menoleh pada seseorang yang baru saja menyapanya sambil menyenggol lengannya. Dia Safa. Cewek itu baru saja bergabung dan kini mereka bertiga sedang berjalan beriringan.

" Yakin nih masih dianggap sahabat kalau sebenarnya kak Yunan bisa jadi gandengan Lo." Safa berbisik tepat ditelinga Nanda dengan mata yang melirik ke arah Yunan.

Malam ini Yunan tampil sederhana saja dengan kaos yang dipadukan dengan jas juga celana. Sementara itu Nanda memakai dres putih selutut yang tidak terlalu ketat dipadukan dengan make up yang natural hasil riasan dari mamahnya Yunan.

Nanda jadi ikut melirik Yunan. " Untuk saat ini dia emang gandengan gue tapi selamanya dia akan tetap jadi sahabat gue."

" Alah sok banget Lo." Safa kembali menyenggol Nanda.

" Eh." Pegangan Nanda pada lengan Yunan menguat ketika keseimbangan tubuhnya goyah akibat perbuatan Safa.  " Elo sih Fa."

Safa tertawa pelan. " Sori," katanya. " Tapi gue sengaja," lanjutnya.

Nanda hanya berdecak pelan. " Fa, kita temui nenek lampir yuk. Biar afdol aja, masa kesini nggak nemuin tuan rumah."

Safa mengangguk. Mereka bertiga berjalan menghampiri Luna yang sedang sibuk menyambut para tamunya juga menerima kado yang diberikan kepadanya. Nanda melepas tangannya dari lengan Yunan. Cewek itu sudah menyiapkan sebuah kado untuk Luna sebagai formalitas saja.

" Nda, nggak usah cari ribut Lo." Yunan memperingatkan.

Nanda hanya mengacungkan jempolnya.
" Hai kakak cantik, selamat ulang tahun ya. Semoga makin baik di sekolah."

Mau tak mau Luna menyalami Nanda kemudian cipika-cipiki karena disana ada Yunan dan juga Arga yang tengah berjalan ke arahnya. Luna juga melakukan hal yang sama kepada Safa.

" Selamat ya."

" Makasih Yunan."

Tapi sayangnya ketika Yunan menyalami Luna dan hendak dibalas Luna dengan cipika-cipiki, cowok itu malah melengos bahkan tidak menatap wajah Luna sedikitpun yang sudah dirias dengan sedemikian rupa bak seorang putri kerajaan. Rasanya semua makeup Luna malam ini sia-sia. Karena jelas, selain karena tuntutan, tujuan utama Luna berdandan cantik ya u yuk menarik perhatian Arga dan Yunan.

Luna hanya bisa menyalurkan rasa kesalnya dengan mengepalkan tangan karena dia harus menjaga image-nya saat ini. Hal yang sama juga dilakukan Arga kepadanya. Kini mereka berempat sedang berkumpul disatu meja.

Nanda masih terus tertawa melihat ekspresi kesal Luna. " Gue kira tadi bakal ngamuk pas diperlakuin gitu sama Yunan, eh ternyata enggak. Padahal gue udah nunggu-nunggu."

" Gila aja kalau ngamuk. Ini kan pestanya dia. Bisa malu 2x tuh cewek," komentar Safa.

Mereka masih asik tertawa hingga suara musik DJ tiba-tiba mengalum keras membuat semua tamu yang rata-rata anak muda langsung berdiri. Mereka merapat ke sebuah panggung yang sudah disediakan. Mereka menari bersama, begitu juga mereka berempat. Music disco yang asik membuat semuanya larut dalam musik. Tapi tidak dengan Yunan yang malah hanya diam dengan kedua tangan yang berada di kantong celana, mata yang terus tertuju pada Nanda yang tengah menari bahagia bersama Safa. Tatapannya tak lepas dari cewek itu dan ketika melihat senyum Nanda, Yunan pun tanpa sadar ikut tersenyum. Ditengah keramaian para gadis, cowok itu justru hanya memperhatikan satu gadis yang selama hampir 6 tahun ini telah menjadi sahabatnya.

B N B (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang