Y&N 32

29 2 0
                                    

Setelah sekilas mengamati sekitaran rumah Arga dari rooftop, Nanda kembali masuk ke dalam ruangan dan bergabung bersama yang lain. Semuanya tengah bersiap-siap sambil mengecek alat musik masing-masing. Nanda memperhatikan Arga yang tengah mengecek mic juga membantu yang lainnya terutama Yunan yang memang masih belum akrab dengan Doni dan Sam meskipun mereka tadi sudah sempat berkenalan. Dan sepertinya Doni dan Sam juga orangnya welcome. Tapi memang dasar Yunan yang kalau ketemu orang baru memang tidak terlalu banyak bicara.

Arga tampak begitu senang seolah apa yang sudah lama tidak dia lakukan kini kembali dia lakukan. Cowok itu begitu antusias. Begitu juga dengan Doni, yang bertugas memainkan keyboard dan Sam yang bertugas menjadi drummer. Berbeda dengan Yunan yang memainkan gitarnya tanpa minat.

" Sori kalau ada kendala soalnya semua alat musiknya udah jarang banget dipake malahan gue aja jarang kesini," kata Arga sembari membuka jaketnya dan menggantungkannya di sudut ruangan.

Ruangan ini cukup luas dengan dilengkapi peredam suara. Pemandangan yang langsung mengarah ke rooftop membuat angin yang masuk terasa begitu sejuk. Alat musik disini juga terhitung lengkap untuk sebuah band, hanya saja mungkin sedikit berdebu karena memang jarang digunakan. Tapi semuanya masih bagus dan tidak ada yang rusak. Di dalam ruangan bercat putih ini juga terdapat sofa empuk.

Nanda memilih duduk di sofa sambil memperhatikan mereka. Dia mendongak ketika Yunan tiba-tiba berdiri di hadapannya. Cowok itu melepas jaketnya juga mengulurkan ponselnya kearah Nanda.

" Titip," katanya.

Nanda mengangguk kemudian menyimpan kedua benda itu di sebelahnya. Arga sudah memberi aba-aba untuk bersiap karena latihan akan segera dimulai. Mereka memilih menyanyikan lagu cold water milik Justin Bieber sebagai pemanasannya.

Nanda memperhatikan mereka sambil terus tersenyum terutama kepada sosok Arga. Mungkin rasa sukanya pada cowok itu kini sudah makin bertambah besar.
Nanda mengakhiri senyumannya ketika merasakan ponsel Yunan bergetar beberapa kali. Di layar ponselnya menampilkan ada beberapa pesan WhatsApp yang masuk. Nanda pun mengabaikannya, karena pikirnya itu hanya pesan dari teman Yunan saja. Jadi dia tidak perlu memanggil Yunan untuk berhenti sejenak dan melihat si pengirim pesan.

Perhatian Nanda harus kembali teralihkan ketika ponsel Yunan kembali bergetar lama. Kali ini Nanda melihat ada sebuah panggilan masuk dari kontak bernama Tirta. Nanda terkejut bukan main. Dia terpaku cukup lama. Abangnya itu pasti ingin menyuruh Yunan untuk ikut latihan. Tapi melihat latihan Arga yang baru dimulai Nanda tidak mungkin langsung menghentikannya. Band ini tidak akan berjalan tanpa Yunan begitu juga dengan band abangnya. Tapi....

Nanda kembali memperhatikan ke arah Arga tepat saat itu Yunan tengah menatapnya dengan tatapan bertanya-tanya. Namun Nanda membalasnya dengan gelengan. Sepertinya cowok itu tau kalau ponselnya tadi berbunyi. Setelah dirasa Yunan sudah kembali fokus pada gitarnya, Nanda kembali melirik ponsel Yunan. Perlahan tangannya bergerak mengambil ponsel itu lalu dia memasukannya ke dalam tas.

Sekali lagi Nanda kembali melirik ke arah Yunan, cowok itu masih menunduk menatap petikan gitarnya. Dengan gerakan cepat Nanda membuka layar kunci ponsel Yunan lalu merubahnya menjadi profil silent. Nanda juga menghapus daftar panggilan masuk dari Tirta. Setelah di rasa semuanya beres Nanda kembali meletakan ponsel Yunan diatas jaket cowok itu.

" Sori Nan, bang, tapi gue harus pilih salah satu. Gue janji ini nggak bakal lama," gumamnya begitu pelan.

Nanda kemudian mengambil ponselnya sendiri di saku baju. Dia membuka ruang obrolannya dengan Tirta. Kemudian dia mengetikan sesuatu disana. Perasannya campur aduk. Beberapa kali dia mengetik lalu menghapusnya lagi. Dan setelah perdebatan batin juga pikiran yang lumayan lama akhirnya pesan itu terkirim juga kepada Tirta. Nanda tau dia sulah melanggar janjinya sendiri tapi semua ini dia lakukan semata-mata hanya untuk membantu orang yang dia suka meski dia harus kembali mengorbankan orang terdekatnya. Ini hanyalah masalah waktu dan bila ini semua sudah selesai Nanda berjanji dia akan jujur.

B N B (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang