Y&N 39

45 3 1
                                    

ada yang kangen kah sama cerita ini?



Hari-hari Nanda sudah kembali seperti dulu lagi setelah dia berbaikan dengan Yunan. Waktu lebih sering dia habiskan bersama Yunan di sekolah. Tapi tidak ketika mereka berada di rumah. Nanda tidak mau menganggu Yunan yang sedang belajar untuk menghadapi ujian, yang akan dilaksanakan 2 hari lagi.

Tapi masih ada satu tugas lagi yang harus Nanda laksanakan. Dia harus berbaikan dengan Safa. Rasanya tidak enak, sekelas, kenal tapi tidak saling sapa. Bila berpapasan pun Nanda masih saja memalingkan wajahnya ke arah lain padahal Safa sudah melemparkan seulas senyum.

Ada rasa bersalah yang Nanda rasakan. Safa pasti sangat sedih melihat sikap Nanda yang seperti itu. Hukuman yang paling menyakitkan memang ketika didiamkan daripada langsung melontarkan kata-kata pedas. Meski sama sakitnya tapi rasanya tetap beda.

Nanda juga sudah menceritakan pada Yunan soal hubungannya dengan Safa yang tak kunjung membaik. Dan Yunan hanya menyarankan agar Nanda segera meminta maaf meski dia tidak sepenuhnya salah. Tapi itu lebih baik, supaya masalah ini tidak terus larut.

Nanda berpikir untuk meminta maaf kepada Safa lewat chat saja dulu. Jika bertemu langsung Nanda belum meyiapkan kata-kata yang pas untuk memulainya. Kata maaf sudah terketik di ponselnya tinggal dia kirim kepada Safa namun lagi-lagi Nanda ragu dan mengahapusnya lagi. Sepertinya berbicara langsung lebih enak daripada chat, mungkin banyak hal juga yang ingin Safa sampaikan kepadanya mengingat selama ini Nanda tidak pernah mau mendengarkan penjelasannya apapun dari Safa.

" Nda, ada Yunan nih," teriak Tirta dari lantai bawah. Nanda langsung melempar ponselnya ke atas kasur.

Nanda turun dan melihat Yunan sudah berada di ruang tamu sedang ditemani oleh Tirta. Nanda senang akhirnya hubungan abangnya dan Yunan juga sudah membaik meski sampai sekarang dia masih bingung kenapa Yunan belum juga ikut latihan bersama Tirta dan yang lainnya. Atau mungkin fokus Yunan memang sedang tertuju pada ujian yang sudah ada di depan mata.

" Ya ampun, Nanda! Kamu jorok banget sih. Udah pagi tadi nggak mandi, sekarang masih belum mandi juga," kata Tirta.

" Abang jujur banget sih, jadi orang. Nanda cuma lagi ngirit sabun aja," balas Nanda.

Yunan yang mendengar itu hanya bisa geleng-geleng kepala. Nanda bukanlah orang yang jarang mandi sebenarnya, hanya saja mungkin hari ini penyakit malasnya sedang kambuh. Efek kesiangan juga tadi pagi.

" Lagian pada mau kemana sih? Bukannya baru pulang sekolah, emang mau langsung pergi?" Tanya Tirta.

Yunan yang masih duduk di sofa memutar bola matanya jengah. " Bukan pergi bang. Nanda pengen ketemu mama cuma nggak tau kenapa pengen di jemput. Biasanya juga datang sendiri pulang sendiri."

Nanda mendengus sebal. " Lo pikir gue jailangkung apa?"

" Ya semacam itulah." Tirta menimpali.

" Mau ke rumah sekarang, mama udah masak buat Lo, tuh."

Mata Nanda langsung berbinar. " Oke siap. Tapi males mandi," katanya.

" Nggak usah mandi. Yang penting pake parfum yang banyak biar nggak dilalerin."

" Emang segitu bau busuknya badan gue."

" Buruan, nanti masakan mama keburu dingin. Dia bilang mau ngajak Lo makan bareng. Kangen juga katanya sama si manja ini."

Nanda mengangguk mengiyakan. Dia juga sama kangennya dengan Ratna. Cukup lama dia tidak bertemu dengan orang yang sudah dia anggap ibu itu. Nanda juga kangen main-main di rumah Yunan sambil menganggu cowok itu.

B N B (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang