Kami keluar dari rumah sakit dengan penuh tawa, tanpa memperhatikan sekitar. Aku hampir saja menabrak seseorang jika saja P’Nam tidak menarikku. Dengan cepat dia maju menutupi arah pandanganku, bersamaan dengan suara yang kukenali berteriak marah.
“Demi Tuhan, apa salah dan dosaku di masa lalu hingga kau terus menggangguku dan keluargaku?” sahut wanita itu dengan lantang, beberapa pejalan kaki menoleh menatap kami,
“Khun Khonsadattorn… Aku sudah mengajukan keluhan tentangmu pada pihak kepolisian jadi jika kau kembali melakukan penyerangan terhadap Fiat baik verbal atau fisik, aku takkan tinggal diam!!” kata P'Nam masih berada di antara aku dan P'Pun,
“P’Pun…”
“Aku hanya ingin kau pergi jauh dari hidup kami! KENAPA KAU SELALU KEMBALI, SEPERTI WABAH??? TINGGALKAN KELUARGAKU SENDIRI!!!” teriaknya histeris sambil menunjuk-nunjuk ke arah kami,
“KHUN!!!” P'Nam mendorong bahunya saat dia mulai merangsek maju,
“P’Nam…” aku mencoba menarik P'Nam mundur dengan percuma,
“Kami hidup damai bertahun-tahun steelah kepergianmu… Kenapa kau harus kembali kemari?? Kau… Kau…” katanya dengan suara pelan seolah menahan sakit,
“P’PUN!!” aku terlalu terkejut untuk bereaksi saat melihat bagaimana air bercampur darah mengalir dari balik gaun longgarnya dan wanita itu jatuh terduduk di atas susunan paving jalan depan rumah sakit dengan tangannya mencengkeram kaos P'Nam.
“KHUNNN… Shia… Nong… Panggil seseorang!! Dia akan melahirkan!” sahut P'Nam sambil menggapai tubuh lemas itu dan mendudukkannya dengan perlahan.
Aku segera berlari masuk ke arah rumah sakit dan meraih siapapun yang ada disana dan menginformasikan keadaan P’Pun. Beberapa orang suster langsung mengambil brankar dan mengikutiku keluar menuju tempat P’Pun terjatuh. Sesampainya kami disana, aku bisa melihat P’Nam yang menyangga tubuh lemah P’Pun dan memberinya instruksi untuk mengatur napas.
Setelah itu, semuanya berjalan dengan begitu cepat. P’Pun diangkat ke atas brankar dan didorong masuk ke dalam rumah sakit untuk segera mendapatkan penanganan yang diperlukan. Karena aku dan P’Nam adalah orang yang menemukan mereka, salah satu suster juga meminta kami untuk mengikutinya untuk memberikan keterangan pasien.
Nammon POV
Kejadian beberapa saat yang lalu sangat membuatku terkejut. Ini adalah pertama kalinya aku melihat seseorang dalam keadaan akan melahirkan. Lututku melemah karena cairan bercampur darah yang mengalir membasahi jalanan. Begitu mereka menangani wanita itu, aku meninggalkan Fiat di sana untuk ke kamar mandi, sekedar mencuci tangan dan wajahku.
Begitu kembali aku terkejut melihat Fiat sedikit berdebat dengan salah satu suster yang membawa masuk wanita itu.
“Ada apa ini?” tanyaku,
“Mereka tidak bisa menghubungi walinya…” sahut Fiat dengan raut wajah kebingungan,
“Walinya adalah suaminya…”
“Iya… Tapi dengan keadaan Pravat sekarang dia takkan bisa merawat istrinya bukan? Jadi aku minta mereka untuk menghubungi keluarga P’Pun yang lain…”
“Jadi?”
“Mereka tidak bisa menghubungi satu nomorpun yang ada di hapenya… Salah satu dari mereka bahkan bilang tidak mengenalnya.” sahut Fiat dengan dahi berkerut,
“Aku akan coba hubungi P’Tum!” sahutku kemudian sambil menepuk kepalanya pelan dan kemudian memeluk bahunya untuk menenangkan pria kecil itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Protect you FiatxNammon FF
FanfictionFiat terbiasa hidup tanpa bergantung pada orang lain, namun Nammon berhasil membuatnya ingin menjadi lemah, agar Nam bisa melindunginya. Kejadian menyakitkan di masa lalu membuatnya tak bisa membiarkan dia terbiasa akan perhatian Nam, namun Fiat ta...